5 Jenis Karat Kecemasan yang Menggerogoti Hubungan Kamu

Home Articles 5 Jenis Karat Kecemasan yang Menggerogoti Hubungan Kamu
Share the knowledge!

Hubungan yang baik berlandaskan rasa percaya dan hormat terhadap satu sama lain. Ketika rasa percaya itu hilang, kecemasan pun menggantikannya. Seringnya, kecemasan ini yang menjadi alasan utama berakhirnya hubungan romansa.

Kamu cemas dia akan pergi darimu setelah menemukan orang lain yang lebih baik. Padahal kamu tahu bila memang dia mencintaimu, dia tidak akan ke mana-mana. Kecemasan yang kamu rasakan dapat berakhir tidak menyenangkan bagi hubungan kalian berdua. Untuk mencegah kecemasan dalam hubungan, sebaiknya kamu memahami dulu akar-akar dari kecemasan tersebut. Berikut ini adalah hal-hal yang menyebabkanmu merasa cemas:

1. Kamu Insecure

blonde-1031534
via Pixabay

Kamu tidak merasa nyaman terhadap diri sendiri. Maka dari itu kamu selalu butuh ketegasan dari pasanganmu secara terus menerus bahwa hubungan kalian baik-baik saja. Hal ini menjengkelkan karena pasangan kamu jadi bosan. Selain itu, dia juga tidak merasa nyaman bersama kamu. Kamu tidak percaya kepadanya dan terus menerus mencurigainya. Itu sebabnya jangan kaget kalau suatu saat dia menghilang darimu.

Bila ini yang menjadi akar kecemasan kamu, belajarlah untuk mencintai diri. Insecurity adalah suatu bentuk kurangnya self-esteem.

2. Perselingkuhan Emosi

2X3JMDXU78
via Stock Snap

Ketika pacar selingkuh, pasangannya bisa merasakan. Alasannya karena cinta adalah energi, dan ketika cinta itu dialihkan, energinya juga turut teralihkan. Saat energi teralihkan, perhatian dan fokusnya juga ikut berpindah dari kamu ke seseorang. Sekalipun kamu tidak tahu siapa orang itu, tapi setidaknya kamu sadar bahwa ada “pemberian” yang berkurang dari pasanganmu itu.

Bila hal ini terjadi, komunikasikan hal ini dengan serius pada pasanganmu. Belum tentu apa yang kamu rasakan itu sesuai dengan kenyataannya. Tapi bila selanjutnya perasaan itu tidak juga berkurang, mungkin perpisahan adalah jalan keluar terbaiknya.

3. Ngarep

pexels-photo
via Pexels

Kau benar-benar mencintai dia sehingga ingin mempertahankan hubungan, apapun yang terjadi. Padahal sesungguhnya yang kamu cintai adalah harapan kamu untuk mempertahankan hubungan. Kamu meletakkan ego ke dalam hubungan kalian. Cintamu terhadap diri sendiri harus datang duluan daripada cintamu terhadap hubungan kalian. Fokusmu harus diletakkan pada hubungan yang menimbulkan kebahagiaan bersama, bukan hubungan yang abadi, apapun yang terjadi. Lebih baik sendirian daripada bersama seseorang yang membuat kita merasa sepi.

Ngarep sesungguhnya adalah kelanjutan dari insecurity, penanganannya pun sama. Yang terjadi adalah kamu ngarep karena meletakkan harapan pribadimu kepada orang lain. Kamu menjadikan kebahagiaanmu sendiri untuk menjadi tugas orang lain.

4. Cemburu

beauty-1132617
via Pixabay

Padahal cemburu bukanlah tanda cinta, melainkan pertanda adanya rasa takut dalam diri kamu. Rasa takut itu berakar dari kecemasan kamu akan kelanjutan hubungan kalian.

Tapi, kalau kamu sudah tidak bisa membuat dirimu percaya pada pasanganmu lagi, lebih baik tidak usah mempertahankan hubungan.

5. Komunikasi

UIM4X385QF
via Stock Snap

Kurangnya komunikasi dalam hubungan dapat mengakibatkan kesalahpahaman. Salah paham bisa membuat hubungan menjadi rentan. Jika kurangnya komunikasi sudah sedemikian parah sehingga menimbulkan kecemasan, kalian berdua harus introspeksi diri.

Bila sama-sama sibuk, cari hari yang baik untuk menghabiskan waktu bersama. Atau, sempatkanlah diri untuk menghubungi kekasih di sela-sela kesibukan. Tapi bila mengajaknya bicara saja sudah berat, mungkin hubungan kalian benar-benar tidak mungkin untuk dilanjutkan lagi.

Jika segala cara tidak berhasil untuk memperbaiki hubungan, satu-satunya jalan keluar adalah meninggalkan hubungan itu.

Putus hubungan selalu terasa sakit. Rasa sakit ini yang membuatmu enggan meninggalkan hubungan yang sudah lecek. Mungkin kamu percaya bahwa bila dia mencintaimu, maka kamu akan bahagia. Maka dari itu kamu mengupayakan segala cara untuk mengejar cintanya kembali. Padahal kebahagiaan yang sesungguhnya berasal dari dalam, bukan dari luar.

Ingatlah bahwa kamu tidak bisa menemukan cinta sejati bila kamu belum menemukan kebahagiaan dari dalam diri.

Share the knowledge!