Menurut penelitian, pria jauh lebih berani menghadapi resiko dibanding wanita, khususnya dalam usaha menarik perhatian lawan jenis dan proses romansa.
Ketika berada dalam pengaruh romansa, pria terbukti jadi jauh lebih bersedia untuk menjalani resiko seperti resiko seksual (seperti hubungan seks tanpa proteksi), melakukan perjudian, agresi berkelahi, mengemudi kebut-kebutan, dan resiko yang ditimbulkan dari tindakan-tindakan bodoh lainnya. Wanita yang sedang dimabuk romansa tidak mengalami peningkatan keberanian untuk menghadapi resiko-resiko serupa.
Journal of Risk Reseach menjelaskan bahwa jaman prehistorik dahulu kala nenek moyang manusia hidup dalam lingkungan berbahaya, mereka harus belajar mengambil resiko besar demi mencari tempat tinggal, makanan, dan pasangan hidup. Artinya pada masa itu, para pria yang tidak berani mengambil resiko tidak dapat bertahan hidup apalagi berkembang biak. Bersyukur sekali kita hidup di jaman yang lebih nyaman ya. Pria-pria yang baru kenalan saja sudah gemetar keringatan ketakutan tetap bisa bertahan hidup dengan nyaman.
Itu sebabnya dari era Troy, Romeo, Robin Hood, Tarzan, bahkan kisah-kisah budaya modern kini selalu dipenuhi gambaran pria yang bersedia melewati ribuan halangan rintangan demi mendapatkan hati wanita idamannya.
Tobias Greitemeyer, penulis studi Romantic Motives and Risk-Taking: An Evolutionary Approach menyatakan bahwa elemen cinta mengaktifkan sisi kejantanan pria yang tertanam jauh di dalam genetiknya. Jaman dulu saat manusia masih tinggal di gua, PDKT bisa jadi adalah aktivitas yang sangat berbahaya karena lingkungan dan sistem sosial memang masih sangat liar kejam. Saat Anda sedang sibuk merayunya, Anda dapat luput memperhatikan macan yang tiba-tiba menerkam Anda. Atau pria lain yang tiba-tiba berusaha membunuh Anda karena cemburu.
Mungkin itu sebabnya banyak pria di era modern yang sangat tidak berbahaya (dibanding dulu) ini suka melakukan PDKT demi tujuan mencari tantangan, atau bahkan sengaja memaksakan diri PDKT lawan jenis yang sudah jelas-jelas menolaknya. Karena hal tersebut memberinya kepuasan dan rasa kejantanan, yang aktif mengikuti sisa-sisa informasi genetik manusia gua.
Nah ini menjadi pelajaran penting bagi para wanita: jika Anda menyajikan diri kepada sekumpulan pria dalam bentuk tantangan, Anda akan menarik pria-pria makhluk gua prehistorik yang mencari tantangan, bukannya pria dewasa modern penuh kasih sayang yang mencari pasangan.