Pasangan dan Sahabat Tak Akur. Harus Bagaimana?

Home Articles Pasangan dan Sahabat Tak Akur. Harus Bagaimana?
Share the knowledge!

Senang dong rasanya kalau dua orang bisa bersatu dalam hidup kita, contohnya adalah pasangan dan sahabat kita. Kalau mereka bisa akur dan saling mengenal, sepertinya hidup kita jadi enggak banyak masalah. Namun, bagaimana jika kondisinya sangat jauh berbeda?

Di satu sisi sahabat menentang keras hubungan kamu dengan pasangannya. Alasannya mungkin memang masuk akal. Kamu yang sudah mengejar karier cukup baik, sedangkan si pasangan masih menempuh pendidikan di salah satu universitas membuat sahabat meminta kamu berpikir ulang tentng hubungan kalian. Belum lagi, segelintir orang yang mengatakan bahwa pasangan kamu terkenal playboy, membuat sahabat makin menentang keras.

Namun, di sisi pasangan dia mengatakan bahwa isu di luar sangat salah dan enggak penting untuk hubungan mereka. Pasangan kamu juga mulai kesal karena sahabat-sahabat kamu enggak pernah mau mendukung hubungan kalian dan kamu sangat mudah terprovokasi oleh ucapan mereka. Hingga akhirnya kamu jadi bingung sendiri: harus mendengarkan nasihat sahabat atau percaya dengan omongan pasangan kamu. Maklum, keduanya sama-sama memiliki peranan penting dalam hidup kamu.

Komunikasi

Komunikasi menjadi awal yang sangat penting jika ingin menyatukan pasangan dengan sahabat. Kamu enggak harus menemukan mereka berdua atau mengajak mereka duduk bersama. Kamu hanya butuh menelusuri apa saja yang menjadi pemicu perselisihan di antara mereka. Kalau dirasa hanya salah paham, kamu bisa ajak pasangan dan sahabat di dua moment yang berbeda untuk menjelaskan hal yang sebenarnya. Mungkin memang membutuhkan waktu yang tak sebenar karena mereka sama-sama memiliki alasan enggak suka satu sama lain.

Membagi Waktu dengan Adil

Kok, lo setelah punya pacar jadi enggak asyik gini, sih? Jadi, jarang kumpul lagi. Pernah enggak sahabat kamu mengeluhkan hal itu ke kamu? Memang, rasanya memiliki pasangan baru sangat menyenangkan. Maunya kita menghabiskan waktu hanya untuk si dia. Namun, sikap seperti itu malah membuat sahabat yakin bahwa kamu sudah berubah, parahnya lagi mereka berpikir kalau pasangan kamulah yang mengubahnya sehingga mereka tambah enggak suka sama pasangan kamu.

Dulu kamu mendambakan bisa double date sama sahabat. Namun, karena pasangan dan sahabat tak saling menyukai kamu akhirnya jadi mengubur rencana itu. Maka dari itu, kamu harus bisa membagi waktumu secara adil. Jangan sampai weekendmu hanya dihabiskan oleh pasangan sehingga sahabat mulai protes—begitu pun sebaliknya. Di satu sisi sahabat merasa kamu tak melupakannya, dengan membagi waktu secara adil, hubungan kamu dengan pasangan semakin baik. Di antara kalian bisa bebas melakukan hal apa pun dengan siapa pun—yang tak melulu waktumu hanya untuk si dia. Ini yang membuat hubungan kamu menjadi sehat.

Sahabat atau Pasangan?

Seperti air dan minyak yang tak bisa disatukan, ada kalanya kamu juga tak bisa memaksakan seseorang untuk bisa berhubungan baik dengan orang lain. Mungkin selama ini segala usaha sudah kamu lakukan, tetapi tetap saja pasangan dan sahabat tak bisa bersatu. Kalau memang mereka tak bisa bersatu atau sulit didamaikan, maka sebaiknya tak perlu kamu paksakan. Memaksa mereka hanya membuat sahabat dan pasangan merasa tertekan. Kamu juga malas, kan, bersikap baik dengan orang yang tak kamu sukai?

Nah, makanya coba deh tanya ke hati dengan logikamu, mana yang lebih penting: sahabat atau pasangan kamu? Berhubung kamu enggak bisa mendamaikan keduanya, berarti kamu memiliki pilihan untuk lebih percaya dengan omongan pasangan atau sahabat kamu. Jangan mempersulit hidupmu sendiri, Ladies. Coba lihat apakah selama ini sahabat kamu adalah orang yang terbaik? Apakah dia selalu melarang apa pun keputusanmu tanpa memberi saran? Apakah dia termasuk sahabat yang seringkali meremehkan pilihanmu? Atau bahkan apakah selama ini sahabat kamu tak pernah mau kamu bahagia? Kalau, iya, berarti kamu wajib hati-hati dengan sahabat seperti itu, Ladies karena bisa saja yang kamu anggap sahabat malah bukan sahabat kamu.

Namun, kamu juga harus melihat sisi yang berbeda. Bagaimana dengan pasangan kamu saat ini. Apakah dia memang benar seperti yang dikatakan oleh sahabat kamu? Apakah si sahabat lebih mengerti kamu dibandingkan pasangan? Atau mungkin apakah selama ini sahabat kamu yang selalu ada dibandingkan pasangan dalam kondisi apa pun? Jika, ya, berarti kamu harus berpikir ulang untuk hubungan kamu.

Berpikirlah secara logika, Ladies. Tak perlu mendengarkan ucapan orang lain, termasuk pasangan dan sahabat kamu karena yang menentukan jalan kamu adalah dirimu sendiri.

Share the knowledge!