Banyak orang yang tak siap menjalani sebuah hubungan jarak jauh atau long distance relationship (LDR). Tak bisa bertemu setiap hari atau minimal setiap minggu, tak bisa minta tolong di saat sedang butuh bantuan, atau tak ada yang memeluk saat sedang sedih menjadi sebagian alasan orang enggan untuk menjalih hubungan LDR. Maka mungkin saja kamu pernah lihat atau alami saat sebuah hubungan berakhir ketika salah satu di antara mereka harus pindah ke beda kota/pulau.
Ketidaksiapan untuk menjalin hubungan LDR membuat banyak orang lebih mencari pasangan yang dekat dengan lingkungannya. Siapa di antara kamu yang memiliki pasangan satu kampus atau mungkin satu kantor? Bagi sebagian orang bisa bertemu dengan pasangan membuat hubungan lebih awet, tak seperti LDR yang berpisah karena saling curiga. Masa, iya? Padahal nih sebuah hubungan kan enggak berpengaruh pada sebuah jarak. Karena pada nyatanya hubungan jarak dekat juga berisiko untuk berpisah, dengan alasan yang sepele. Jadi, jangan hanya karena kamu tak menjalin hubungan LDR maka kamu terhindar dari perpisahan. Pasalnya risiko hubungan jarak dekat dan hubungan jarak jauh sama besarnya kok. Di bawah ini ada dua alasan yang membuat kamu lebih bersyuku ketika LDR. Apa sajakah itu?
Tak Sering Bertemu
Kamu yang menjalani hubungan jarak dekat, mungkin selama ini bahagia karena memiliki pasangan satu kampus atau satu kantor. Bisa bertemu setiap saat—bahkan di hari libur, bisa makan siang bersama, dan pulang bareng. Rasanya indah banget di awal-awal pacaran. Namun, kamu juga harus ingat bahwa sering bertemu membuat kalian lebih sering bertengkar masalah sepele. Entah dia yang telat jemput kamulah, entah dia yang sering bermain gadget saat bertemulah, atau hal lain yang memicu terjadinya konflik. Saking seringnya bertemu kamu jadi lebih sering menghadapi konflik dan enggak jarang akhirnya putus karena masalah sepele.
Tak Lebih Mudah Bosan
Berbeda dengan mereka yang LDR, hubungan jarak dekat sangat rentan dengan kebosanan. Wajar sih, Senin-Jumat bertemu di kantor, kadang juga hari Sabtu malam bertemu untuk sekadar nonton di bisokop. Aktivitas yang awalnya menyenangkan mulai terasa membosankan, apalagi kamu dan pasangan tak pernah mencoba hal baru. Bagi mereka yang menjalin hubungan dekat, bertemu adalah hal yang sangat biasa seperti rutinitas di kantor. Berbeda dengan yang LDR saking susahnya bertemu mereka jadi lebih menghargai sebuah pertemuan sehingga memanfaatkan betul waktu berdua. Kamu juga pernah kan mendengar pasangan yang putus hanya karena rasa bosan?
Kebosanan yang melanda membuat pasangan lambat laun mulai menganggap bahwa komunikasi tak begitu penting lagi. Sudah jarang sama yang namanya telepon setiap hari, membalas BBM pun menjadi bukan lagi prioritas, bahkan saat bertemu enggak jarang mereka asyik dengan gadgetnya masing-masing. Inilah yang akhirnya menjadi sebuah malapetaka.
Jadi, siapa bilang mereka yang tak LDR, enggak memiliki masalah?