“Kamu tuh berubah! Enggak kayak dulu lagi, aku mau kita putus aja.”
Pernah dengar kalimat itu dari mantan kamu sebelumnya, Guys? Kamu yang pernah dapat kalimat itu pasti akan kaget dan bahkan menolak keras. Wajar, dong? Kan, kamu merasa kamu enggak berubah dari dulu. Masih mencintai si wanita dengan segenap hati. Tak pernah selingkuh atau memiliki tanda-tanda sedang mendekati wanita. Bahkan saat itu sedang enggak ada masalah berarti. Namun, kok, pasangan mendadak minta putus dan bilang kalau kamu berubah?
Well, sudah tahu kan, Guys kalau salah satu fase dalam relationship adalah The Addiction Phase? Pada tahap itu, sangat wajar kamu semua berjalan tampak indah. Ibaratnya kamu dan dia belum menemukan cela apa pun. Semua yang pasangan lakukan tampak menyenangkan dan membahagiakan.
I would do anything for you, Baby, kata kamu dalam sebuah kesempatan di hari pertama jadian.
Semua tampak menggebu-gebu serasa dunia milik berdua. Waktu 24 jam dihabiskan hanya untuk si dia. Ingat enggak selelah apa pun kamu atau pasangan, kalian selalu menyempatkan waktu untuk mengobrol di telepon selama 2 jam tanpa henti meskipun siangnya sudah bertemu? Mau sedang sibuk kuliah atau bekerja, demi si dia kamu akan rela untuk antar jemput atau hanya sekadar bertemu hampir setiap hari.
Wajar, dong, kan lagi jatuh cinta makanya penginnya selalu berdua.
Namun, Guys sayangnya pola seperti itu malah membuat hubungan kamu enggak berlangsung lama. Maka sering, kan mendengar hubungan yang hanya bertahan tiga hingga enam bulan? Jika kamu terlalu menggebu-gebu saat awal-awal pacaran atau di fase tersebut, secara tak langsung kamu sedang memberikan ekspektasi lebih pada pasanganmu.
Whops! Jangan salahkan pasangan kamu ya jika dia berpikir kalau kamu adalah pria idamannya ketika itu. Pria yang bisa antar jemput setiap hari, pria yang bisa memberikan perhatian 24 jam, atau pria yang selalu bisa bertemu kapan pun, hingga pria yang selalu memprioritaskan pasangan dibandingkan sahabatnya sendiri. Siapa sih yang enggak mau punya pria seperti itu?
Sayangnya, cara kamu yang seperti itu malah sudah tertanam di otak si wanita. Wanita sudah menemukan pola kebaikan atau sikap kamu di awal-awal jadian. Sayangnya lagi, sikap seperti itu adalah pola hubungan yang tak realistis.
Sadar dong sebenarnya kamu enggak bisa kan selalu jemput dia? Enggak selalu ada 24 jam hanya untuk dengar cerita dia karena kamu juga butuh istirahat? Pun ada kalanya kamu juga membutuhkan waktu bersama sahabat-sahabatmu? Maka, biasanya di tiga bulan pertama ini kamu mulai berubah. Kamu mulai bosan antar jemput, bosan memperhatikan dia, bahkan mulai membatalkan janji untuk bisa nonton bola bareng.
Nah, ini yang membuat wanita berpikir kalau kamu berubah.
Maka, dari awal kamu sebagai pria memiliki tugas untuk membuat pola yang realistis. Tak perlu memaksa bisa antar jemput setiap hari jika kamu bisanya hanya seminggu atau dua minggu sekali. Tak perlu angkat telepon di saat sudah lelah. Pun kamu bisa menolak jika memang sedang ada acara bersama sahabat.
Dengan membuat pola hubungan realistis inilah nantinya wanitamu sadar bahwa dia enggak perlu ngambek saat kamu tak ada kabar atau tak bisa jemput. Santai, hubungan enggak perlu terlalu menggebu-gebu saat awal jadian kok. Kamu punya waktu banyak untuk membuat si dia sadar bahwa kamu adalah pria yang tepat.