Perasaan jenuh, sibuk masing-masing, dan berkurangnya intensitas pertemuan dan komunikasi, terkadang membuat kamu merasa ingin mengakhir hubungan yang sudah berjalan lama. Memang, hubungan lama bisa membuat kita tambah mesra dan yakin dengan si dia. Namun, enggak sedikit yang merasakan sebaliknya. Kalau kamu sedang mengalami hal tersebut dan berniat untuk berpisah, sebaiknya pikir ulang-ulang lebih dulu, agar enggak menyesal karena sebuah hubungan bukanlah mainan.
Kamu ragu apakah masih cinta atau tidak
Ingat tidak bagaimana perut kamu mulas saat bertemu dengan si pria yang jadi pacar kamu sekarang? Jantung kamu berdetak kencang, bibir terasa kelu, dan wajah merah padam. Saat awal-awal pacaran saja, kamu maunya bertemu setiap hari. Pertemuan seolah enggak pernah bisa mengobati rasa rindu. Sebegitu dahyatnya efek jatuh cinta. Maka, enggak jarang kamu berpikir jika tanda-tanda seperti itu adalah bentuk cinta. Dan saat hal tersebut hilang, kamu jadi ragu apakah kamu benar-benar masih cinta dengan si dia atau enggak. Padahal menurut seorang pakar hubungan, Patricia Fason, sebenarnya getaran-getaran yang kamu rasakan, bisa sedikit demi sedikit berkurang dalam hubungan jangka panjang. Faktornya beragam, mulai dari komunikasi yang kurang, perhatian yang menurun, hingga rutinitas yang membuat seseorang harus membagi fokusnya. Namun, sebenarnya bukan berarti kamu enggak mencintainya lagi kok.
Saran untuk kamu. Cobalah untuk berpikir lebih dalam, apakah hubungan yang sudah kamu jalankan itu membuat diri kamu lebih baik dan bahagia? Jika, ya, jelas dia adalah sosok yang masih layak untuk diri kamu. Hanya saja hubungan yang lama membuat kalian merasakan perbedaan meskipun kalian sama-sama menjaga komitmen yang sudah dibuat. Namun, jika sebaliknya—dia adalah sosok yang membuat kamu menjadi tidak lebih baik, pastinya hal tersebut harus segera diselesaikan. Karena prinsipnya, sebuah hubungan harus sama-sama belajar menjadi lebih baik, bukan lebih buruk.
Pacar makin enggak ada perhatiannya
Penyakit curiga seperti sulit hilang dari kebanyakan wanita. Tak ada perhatian sedikit dari pacaranya, banyak wanita langsung menduga dan curiga kalau pacaranya sedang mendekati wanita lain. Menuduh kalau pacarnya enggak mencintai dia lagi. Padahal penyakit inilah yang justru lama-lama menggerogoti hubungan kamu. Beberapa wanita menganggap bahwa perhatian adalah bentuk prioritas dan bentuk sayang seorang pria kepada wanitanya dan jika hal tersebut enggak mereka terima, mereka langsung berpikir macam-macam.
Saran untuk kamu, Ladies. Percaya deh kalau semua masalah, semua prasangka atau dugaan, selalu ada solusi dan jawabannya. Masalahnya hanya satu: Kamu enggak akan pernah menemukan jawaban mengapa pasangan kamu bisa mendadak cuek jika kamu hanya menduga dan enggak bertanya langsung. Bahkan bisa dibilang sangat konyol kalau kamu tiba-tiba minta putus hanya karena pasangan mendadak cuek—yang mungkin ada banyak alasan yang melatarbelakanginya.
Apa saya harus putus karena bosan?
Jangan pernah menganggap sepele sebuah kebosanan dalam hubungan. Jika kamu mendiamkannya hingga lama, justru perlahan kamu akan cuek dan tidak perlu lagi dengan pasangan yang justru akan menghancurkan hubungan tersebut. Wajar sekali jika hubungan lama bisa mengalami kebosanan. Bertemu setiap hari (bagi kamu yang tinggal serumah dengan pasangan), berkomunikasi hampir setiap waktu, dan malas melakukan variasi tentu menjadi awal kehancuran.
Kalau kamu malas untuk memberikan warna dalam hubungan kamu, wajar kalau kamu akan selalu bosan. Sebagai orang yang terlibat langsung, kamulah orang yang paling berperan dalam menghilangkan kebosanan yang kamu rasakan. Jangan pernah menunggu pasangan untuk melakukan hal yang baru—karena mungkin saja hanya kamu yang merasa bosan, sedangkan dia tidak. Jangan hanya diam jika kamu mau hubungan dipertahankan. Apa pun hal baru, yang belum pernah kalian lakukan, hal itu sangat berarti buat hubungan kalian.