Semenarik atau sehebat apa pun kita jadi manusia, ada kalanya perasaan takut menyergap. Entah masalah karier, finansial, kebahagiaan, pendapat orang lain, bahkan termasuk juga masalah percintaan. Seberapa sering kamu merasa takut saat sudah berkomitmen dengan seseorang? Apakah hal-hal di bawah ini juga masih sering membayangi pikiran kamu?
Kamu takut tak bisa membahagiakan dia
Sebagai pasangan, kamu ingin sekali membuat si dia terus bahagia, apa pun caranya. Membelikan kado, menuruti semua keinginan dia, mengiyakan ucapannnya, merancang semua kencan romantis, dan minimal kata pujian terus kamu ucapkan. Namun, semakin sering kamu melakukan tersebut, semakin kamu takut apakah kamu sudah membahagiakannya apa belum. Kamu takut jika pasangan tak bahagia setelah berkomitmen denganmu, dia akan meninggalkan kamu.
Perlu kamu tahu. Urusan kebahagiaan adalah tanggung jawab kita sendiri. Kamu tak bertanggung jawab untuk membuat dia bahagia, dia pun juga begitu. Jangan menggantungkan atau berharap bisa membahagiakan/dibahagiakan oleh pasangan. Pikiran kamu salah jika berpikir seperti itu. Jadi, menurut saya, tak perlu lagi ketakutan jika tak bisa membuat pasangan bahagia. Jika pasangan tak bisa bahagia dengan caranya sendiri dan terus menuntut dibuat bahagia, berarti ada yang salah dalam dirinya.
Kamu takut kehilangan dia
Menurut saya, saat kamu siap jatuh cinta, maka kamu juga harus siap dengan putus cinta. Tak ada yang bisa menjamin sebuah hubungan bisa berjalan sempurna, happily ever after, dan macam kebahagiaan lainnya. Namun, bukan berati kamu boleh terus terbayang-bayang akan perpisahan. Semakin kamu berpikir perpisahan, biasanya memang terjadi. Alam bawah sadar kamu justru membuat hal-hal yang semakin mendekatkan perpisahan kalian. Misalnya saja kamu akan jadi protektif bahkan posesif saking takutnya putus. Pasangan nggak nyaman akhinya benar-benar meninggalkan.
Mungkin karena kamu selalu menganggap dia yang terbaik dan sangat mencintainya, kamu takut kehilangan dia. Makanya, perlu banget kamu sadari bahwa kamu harus mencintai diri kamu sendiri daripada orang lain sebelum memutuskan untuk berkomitmen dengan siapa pun. Jadi, hatimu tak akan terguncang hebat saat ada perpisahan.
Kamu takut tak jadi yang terbaik
Ada perasaan takut saat kita berpikir bahwa kita bukan yang terbaik. Bisikan-bisikan terus mengganggu kepala kamu, “Aku udah nggak menarik lagi, udah nggak seksi lagi, kayaknya juga kurang pinter, eh sedikit nggak ngertiin dia, egois, (dan lainnya). Pikiran-pikiran itu terus saja mengganggu dan membuat kamu takut. Semua orang pasti ingin yang terbaik bagi pasangannya. Namun, sadarilah bahwa kamu manusia. Nggak sempura. Jadi, kamu nggak akan bisa jadi yang terbaik. Jadi, berhenti takut masalah itu. Selama kamu sudah berikan yang terbaik, kamu sedang belajar jadi yang terbaik. Kamu nggak membutuhkan opini pasangan untuk memvalidasi “nilai” kamu. Selama pasangan kamu masih berada di sisi, kamu terbaik buatnya. Selama pasangan masih mau mendiskusikan masalah di hubungan kalian, dia masih tetap berharap kalau kamu yang terbaik untuk hidupnya.