Beberapa artikel menyebutkan bahwa salah satu cara untuk menyembuhkan patah hati adalah dengan berbelanja, seperti yang disebutkan dalam artikel ini. Melalui sebuah penelitian, berbelanja dapat mengobati rasa sakit hati pasca putus. Muncul pula istilah retail therapy. Dalam artikel lain juga disebutkan, hasil survei menunjukkan bahwa beberapa persen orang yang merasa sakit hati memilih untuk belanja.
Namun, obat sakit hati ini masih menjadi perdebatan. Jika dalam paragraf di atas disebutkan bahwa belanja dapat menyembuhkan patah hati, kali ini ada penelitian yang membantah hasil penelitian tersebut.
Penelitian yang dilakukan University of Chicago menemukan fakta terbalik dari yang sebelumnya disebutkan. Hasil penelitian mereka mengungkapkan, belanja bukannya membuat perasaan menjadi lebih baik, melainkan membuat seseorang merasa lebih kesepian.
Mengapa demikian? Alasannya, saat seseorang berbelanja demi mengusir kesedihan dan kesepian, ia akan menciptakan “lingkaran setan”. Rasa sepi atau sedih hanya akan hilang saat dia memilih barang yang akan dibelinya. Ketika keluar dari toko dengan barang belanjaannya, rasa sepi itu akan datang kembali sehingga mendoronganya untuk belanja lagi dan lagi. Pendek kata, kebahagiaan yang dirasakan saat berbelanja hanya bersifat sementara dan membuat ketagihan.
Kesimpulan tersebut didapat para peneliti setelah menganalisis data dari 2.500 konsumen selama 6 tahun. Para peneliti menemukan bahwa rasa kesepian berkaitan erat dengan sifat matrealisme dan konsumtif. Namun, matrealisme dalam hal ini memiliki arti yang lebih luas, bukan sekadar “mata duitan”. Definisi materialisme lebih merujuk pada “kebutuhan seseorang untuk memeroleh atau memiliki sesuatu yang bersifat materi (barang).”
Penelitian ini menemukan bahwa sifat matrealisme dapat berdampak negatif pada interaksi sosial, yakni ketika seseorang lebih memilih berbelanja seorang diri daripada bertemu dan berbicara dengan keluarga atau teman untuk menyelesaikan masalahnya. Hal inilah yang mendorong munculnya rasa sepi.
Yah, jadi belanja nggak bisa menyembuhkan patah hati? Nggak sepenuhnya salah kok. Berbelanja masih dianggap bisa untuk mengurangi patah hati pasca-putus. Peneliti menemukan ada tiga bentuk retail therapy, dan salah satu dari ketiganya memang bisa meningkatkan mood positif. Apa saja tiga tipe tersebut?
Tipe yang pertama, seseorang berbelanja karena menganggap hal tersebut adalah sumber kebahagiaan. Memiliki barang baru berarti kebahagiaan. Seseorang berbelanja dengan tujuan mengisi kekosongan di hati.
Tipe kedua, keinginan berbelanja seseorang untuk menunjukkan kesuksesannya. Ia menggunakan benda fisik sebagai tolak ukur untuk menilai seberapa sejahteranya kehidupan dirinya dibandingkan dengan orang lain.
Tipe yang terakhir, seseorang belanja sekadar untuk kesenangan. Ia membeli barang yang bagus karena merasa suka dan membutuhkannya. Dengan membelinya sudah membuat ia bahagia. Mood baik tersebut masih tetap ada mulai dari keluar toko hingga pulang ke rumah. Menurut peneliti, inilah tipe retail theraphy yang dapat mengurangi rasa sepi.
Hal yang perlu diingat, belanjakan uangmu untuk sesuatu yang benar-benar kamu suka dan kamu butuhkan. Bukan untuk mengusir rasa sedih, atau untuk pamer ke orang lain.