Sosial media sebagai tempat ajang pamer diri sudah merupakan hal yang biasa. Namun bagaimana bila hubungan romansa juga turut dipamerkan di sosial media?
Mari kita menelaah terlebih dahulu beberapa alasan yang menyebabkan banyak orang ingin berpacaran di media sosial:
- Ingin Pamer. Merupakan alasan paling utama seseorang yang sering berpacaran di sosial media. Sebagaimana manusia pada umumnya yang ingin menunjukkan bahwasannya ia mampu dalam mencapai sesuatu, termasuk dalam hal mendapatkan pacar. Sama halnya ketika kita berhasil mendapatkan nilai bagus di sekolah, tentunya kita nggak sabar ingin menunjukannya ke kedua orangtua atau minimal ke teman-teman kita. Kita ingin mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain dan memperlihatkan kalau kita juga bisa melakukan hal-hal yang orang lain juga lakukan.
- Sebagai ajang pengumuman. Sosial media adalah sebuah wadah dimana jutaan orang berkerumun memperbincangkan sesuatu. Dengan berpacaran di sosial media, itu diibaratkan kita seperti naik ke sebuah panggung bersama pasangan kita lalu berciuman sambil diperhatikan oleh para penonton. Kita ingin agar orang lain tahu bahwa pasangan kita adalah milik kita seutuhnya.
- Nggak ada tempat untuk bermesraan. Nah ini juga merupakan salah satu alasan yang cukup kuat untuk berpacaran di sosial media. Ketika publik sudah nggak menyediakan tempat untuk bertemu kangen yang terjangkau dan hemat biaya, lalu di manakah hati para pemuda-pemudi saling berbagi rindu? Sosial media adalah solusinya. Di sosial media nggak akan ada yang menggrebek, nggak ada nyamuk, dan yah minimal bisa mencium foto avatar-nya si dia.
Itulah alasan banyak orang ingin berpacaran di sosial media. Namun, sebaiknya kamu perlu berhati-hati jika ingin ikut bermesraan dengan pasangan di sosial media. Selain kurang bijak, ada beberapa hal lain yang perlu kamu ketahui sebelum mengumbar kemesraan di sosial media.
Gosip Buruk Cepat Menyebar
Bila Anda sedang dalam masa in-relationship atau masa berpacaran, maka gosip yang berkembang di lingkungan pertemanan dan sosial media Anda adalah bahwa Anda dalam kondisi ‘baik-baik saja’. Hal ini nggak berakibat apa-apa karena gosip yang beredar paling hanya seputaran “oh dia pacarnya si ini” atau “ya dia pacarnya si itu”. Namun bila Anda masuk ke masa post-relationship atau masa putusan dengan kekasih Anda, maka bersiaplah Anda dalam menghadapi ejekan di lingkungan nyata maupun di lingkungan maya Anda. Mungkin teman-teman baik Anda akan menepuk pundak Anda sembari berujar, “Yang tabah ya bro, hidup memang perihal datang dan pergi.” Namun dalam hati mereka ,”Haha, siapa suruh bermesra-mesraan di Twitter!”
Menciptakan Musuh Baru
Nggak ada manusia yang nggak pernah iri hati. Pepatah ini ada benarnya juga. Begitu Anda bermesra-mesraan di media sosial, pasti akan banyak yang nggak suka dengan tingkah laku Anda tersebut. Anda akan menyebarkan rasa iri dengki secara massal ke para jomblowan dan jomblowati. Mungkin Anda nggak sampai dihakimi ramai-ramai, paling Anda dijauhin oleh yang lain.
Anda Dianggap Nggak Profesional di Pekerjaan Anda
Bayangkan bila Anda adalah seorang pegawai teladan di sebuah perusahaan. Pada suatu ketika boss Anda baru saja membuat akun Twitter dan mem-follow Anda dikarenakan Anda adalah pegawai bermartabat di perusahaan tersebut. Namun ketika mem-follow Anda, boss Anda mendapati timeline Anda ternyata dipenuhi oleh ucapan-ucapan manusia yang sedang dalam masa subur yang tinggi. Nilai Anda di mata boss Anda bisa melonjak turun hingga beberapa persen. Baiklah mungkin ini berlebihan, namanya juga contoh. Namun hal ini nggak menutup kemungkinan bisa terjadi di lingkungan Anda. Jikalau Anda adalah seorang pengacara, dokter, atau seorang profesional di bidang tertentu, ada baiknya Anda mampu menahan diri dari bermesraan di sosial media. Dikarenakan sosial media seharusnya juga merupakan tempat Anda untuk bersikap profesional baik secara tingkah laku dan bahasa.
Anda Akan Lebih Susah Move On
Hal ini akan terjadi bilamana Anda berada dalam masa post-relationship. Anda akan lebih susah melupakan kenangan akan mantan. Hal ini dikarenakan setiap mengecek lini masa sosial media, Anda akan menemukan bekas-bekas kemesraan Anda dengan mantan, baik di DM maupun di Mention. Bisa jadi Anda akan trauma menggunakan sosial media atau Anda langsung membuat akun baru.
Dilihat dari sudut pAndang manapun, pacaran di sosial media lebih banyak mengandung sisi negatif. Jika hanya menegur sapa dengan sang kekasih di sosial media maka nggaklah mengapa. Namun nggak perlu sampai berlebihan meng-upload foto berdua bersama sang kekasih setiap satu jam sekali. Apalagi ditambah dengan ucapan-ucapan yang nggak seharusnya diucapkan di forum publik.
Bila Anda hendak menghubungi kekasih Anda, maka penggunaan fasilitas telepon, sms, chat, mau pun video call sudah sangat membantu. Biarkan hubungan romansa Anda mengalir sebagaimana adanya tanpa perlu Anda tunjukan ke orang lain dan tanpa melebih-lebihkan sesuatu pun.
Akan tetapi, di samping penggunaan teknologi untuk bercumbu rayu, bukankah lebih nikmat apabila saling bertemu?
Spread the love