Kebanyakan orang berusaha menjauhi rintangan yang ada dengan melalui jalan lain. Misalnya ketika melewati sebuah jalan yang memiliki beberapa tanjakan ataupun polisi tidur. Rasanya kurang menyenangkan, ditambah dengan perut terasa seperti diacak acak dan tangan yang pegal karena harus mengontrol gas dan rem bergantian setiap detiknya.
Setiap kali lewat di jalan itu, Anda berpikir “Bagaimana caranya untuk melewati jalan ini dan sampai di tujuan saya, namun saya tidak perlu mengalami perasaan tidak enak yang tadi saya alami?” Otak Anda segera menjawab, ”Silahkan menunggu keajaiban!”
Tapi keajaiban seperti itu tidak akan datang.
Lupakan khayalan dan harapan Anda yang terlalu mengada-ada. Cara terbaik dan tercepat untuk menghadapi sebuah masalah adalah maju dan lalui rintangan itu!
Kebanyakan orang tidak mau mengakui bahwa kegagalan yang terjadi berasal dari dalam diri sendiri. Mereka mencari kambing hitam untuk disalahkan. Misalnya bila seorang anak kecil naik sepeda lalu terjatuh, dia akan mengeluh, “Kenapa sih polisi tidur ini harus ada di sini?”; atau ketika menabrak kendaraan orang lain, “Kenapa kamu harus lewat di jalan ini sehingga kamu tertabrak oleh saya?”; atau ketika gebetan jadian dengan orang lain, “Kenapa dia harus sukanya sama orang yang sifatnya berbeda sama saya?” Dunia ini salah. Dia salah. Orang itu salah.
Orang yang seperti itu akan sulit melihat ke dalam dirinya. Mereka cenderung melihat ke arah luar dan menyalahkan segala sesuatu.
Apa hubungannya dengan romansa?
Ada sebuah tipe orang yang selalu hidup dan bermain dalam imajinasinya. Mereka senang membayangkan apa yang akan dilakukan apabila sudah memiliki pasangan, bahkan berimajinasi hingga ke jenjang pernikahan. Mereka dapat membayangkan ingin memiliki anak berapa dan hidup berapa lama dan sebagainya. Mereka dapat membayangkan mereka hidup bersama jodoh idamannya yang sebenarnya berkenalan saja belum, boro-boro pacaran atau pernikahan.
Sadarlah, sobat, bahwa hal tersebut tidak akan terjadi bila semua yang Anda lakukan hanyalah berimajinasi!
Pemikiran itu akan membuat Anda terus sendirian dan kesepian. Saat gagal, pria mulai menyalahkan para wanita yang memilih pria yang ganteng, kaya, berbadan bagus, gaul, dsb. Anda berkeluh kesah, “Ah, kenapa sih cewek gak tahu kalau gue bakalan kasih perhatian ke mereka sebaik-baiknya,” atau “Kenapa mereka ngga bisa terima gue apa adanya?”, sementara yang wanita berteriak “Semua cowok itu bajingan!”
Anda tidak sadar bahwa yang jadi masalah sebenarnya adalah diri Anda sendiri.
Setelah memiliki kehidupan cinta yang gagal, beberapa orang mulai menganggap ada yang salah dengan orang lain atau keadaan sekitar. Padahal seharusnya ia bangun dan menyadari bahwa ada masalah dan kekurangan pada diri mereka yang perlu diatasi. Bukannya mengeluh dan menyalahkan orang lain.
Selama Anda menyalahkan hal lain, Anda gagal melihat kekurangan yang harus Anda perbaiki di dalam diri Anda sendiri. Akibatnya masalah akan berulang. Wanita yang Anda kejar akan tetap memilih pria ganteng kaya, atau semua pria yang Anda dekati tetap bajingan.
Jadi bagaimana dengan Anda, apakah Anda seperti anak bersepeda itu yang berani berdiri menghadapi tantangan? Atau meminta pertolongan dari orang lain yang lebih berpengalaman? Ataukah Anda lebih suka mengeluh saja, menyalahkan keadaan dan membenci orang-orang yang sudah berhasil dibandingkan Anda?