“Katanya dia suka cowok yang sabar, baik hati, bisa main musik, nggak merokok, religius, dan setia. Itu semuanya gue. Setelah PDKT dan deket banget selama 7 bulan, kenapa gue ditolak pas nembak dia kemaren?”
Sobat, itulah yang terjadi jika Anda menembak. Jika Anda melepaskan pilihan masa depan romansa kepada wanita yang Anda dekati, Anda nyaris selalu akan dikecewakan dengan pilihannya (kecuali Anda tajir dan super ganteng). Anda tahu mengapa? Karena faktor-faktor yang membuat dia tertarik pada Anda, TIDAK SELALU SAMA DENGAN faktor-faktor yang dia inginkan dari seorang pria idamannya.Ingat formula ini baik-baik: wanita umumnya lebih sering ditemui terhanyut dalam hal-hal asing yang tidak direncanakan sebelumnya, daripada pada hal-hal utama yang dari awal dia pikir dia inginkan (atau dia ceritakan pada Anda).
Anda bisa menemukan aplikasi formula keterhanyutan tersebut pada banyak aplikasi kehidupan nyata. Contoh paling tipikal adalah ketika mereka sedang berbelanja. Misalnya membeli baju/sepatu, memilih novel/komik/film yang diinginkan, melakukan perawatan rambut di salon, menentukan mau makan apa sewaktu berputar-putar di foodcourt, dsb. Menurut Anda, berapa banyak dari pilihan dan kegiatan di tempat-tempat tersebut adalah sesuatu yang memang dia sudah inginkan pada awalnya? Berapa kali wanita yang pergi untuk membeli sesuatu di mall, pulang membawa barang lainnya?
Hal tersebut merupakan stereotip yang terjadi berulang-ulang kali sepanjang tahun seumur hidupnya. Sedemikian banyaknya, bukan saja dia semakin mudah untuk dihanyutkan, tapi mereka juga makin menerima rasa keterhanyutan tersebut sebagai salah satu indikator utama dalam pengambilan keputusan.
Anggaplah observasi Anda valid dan tajam, bahwa dia sebenarnya positif menyukai Anda. Namun tindakan Anda yang menembak dia (menyatakan perasaan dan menanyakan apakah dia ingin menjalani hubungan yang lebih serius) bagaikan pukulan keras ke kepalanya yang menyadarkan dia dari keterhanyutannya bersama-sama dengan Anda selama ini. Selama ini ia dengan bahagia terhanyut perasaan emosinya, sampai Anda membangkitkan logikanya.
Menjalani hubungan serius adalah keputusan yang sangat besar bagi seorang wanita karena banyaknya pengalaman kisah-kisah negatif yang setiap hari mereka dengar dan lihat sendiri terjadi di sekeliling mereka. Hubungan romansa yang serius selalu menyangkut, pertama, faktor keselamatan-keamanan hidup dan dikombinasikan dengan, kedua, faktor apa kata orang-orang tentang sang wanita dan pilihan pasangannya. Jadi seorang wanita bisa saja benar-benar terhanyut menyukai Anda seperti yang Anda yakini, namun ketika dia ‘dipaksa’ untuk memilih secara logika, tidak tertutup kemungkinan dia mendadak berubah pikiran karena tidak bisa melihat masa depan yang nyaman dengan Anda ataupun takut dianggap rendah oleh kelompok peer group-nya.
Sobat, jika Anda meminta dia untuk dengan sadar menentukan apakah dia ingin pacaran dengan Anda, jangan terkejut bila dia cenderung untuk mengambil pilihan yang lebih kecil resikonya. Yaitu tidak, atau menggantungnya. Sekali lagi, seorang wanita bisa tertarik dan terhanyut untuk menghabiskan waktu dengan Anda, namun di detik Anda menyadarkan logikanya, bersiap-siaplah untuk bertemu dengan pertunjukan drama yang sangat-sangat menarik.
Hindari aksi menembak dalam artian menagih, meminta persetujuan untuk sebuah hubungan. Pria dewasa yang berkualitas tidak merasa perlu untuk meminta ijin karena dia tahu bagaimana cara memperlakukan wanita dengan sehat jauh lebih baik daripada pria-pria lainnya. Dia akan membiarkan wanita tersebut hanyut dalam petualangan demi petualangan romansa di luar imajinasi, dan tanpa ada yang tahu sejak kapan itu terjadi, mereka berdua sudah menjadi pasangan yang membuat iri orang-orang di sekitarnya.
Bisa terbayang?