“Enak, ya, kalau udah punya pacar. Kemana-mana bisa berduaan. Malem minggu nggak cuma di rumah dan berharap ujan deres—kayak gue. Pergi ada yang anter, pulang ada yang jemput. Ulang tahun ada yang kasih kado dan kasih surprise, mau liburan ada yang nemenin. Mau nonton ada yang bisa diajak. Mau makan ada yang ingetin…”
Stoooopp!
Kamu masih berpikir seperti itu?
Menganggap kalau kamu jadi jomblo menyedihkan—seolah tak bisa melakukan hal di atas saat jomblo. Seolah-olah dengan punya pasangan bakal lebih bahagia dibandingkan saat kamu sedang sendiri. Padahal, nih, kebahagiaan nggak ditentukan dengan status yang kamu sandang.
Apakah dengan pacaran kamu lantas akan melakukan hal berdua sama pacar? Oh, belum tentu! Dulu saya suka nonton sendirian, pulang atau pergi nggak melulu diantar sama pacar. Diingetin makan? Ya, kalau dia sedang nggak sibuk. Malam minggu selalu sama pacar? Enggak juga, malah kalau dihitung-hitung lebih sering sama teman atau nggak keluarga. Hingga suatu hari, teman saya malah kasihanin saya. Katanya, “Nasib lo lebih ngenes daripada yang jomblo. Punya pacar tapi apa-apa sendiri. Mending nggak usah punya pacar aja sekalian,” katanya dilanjutkan dengan tertawa.
Nah, ini yang seringkali salah pola pikir menurut saya. Punya pacar bukan berarti kita apa-apa harus selalu sama dia.
Memang, sih, beberapa dari kita berpikir, jika punya pacar berarti sudah ada yang nemenin ngelakuin hobi dan aktivitas. Punya pacar harus selalu berdua dan tunjukkan pada dunia kalau kita adalah pasangan teromantis. Semandiri-mandirinya kita, bohong banget kalau nggak berharap aktivitas bisa ditemenin sama pacar. Makanya, saat punya pacar kitapunya banyak ekspektasi lebih jika dia bisa nemenin ke mana-mana—dan kecewa saat tau pacar nggak bisa nemein.
Enggak salah emang ajak pacar atau mungkin berduaan terus—itu kan hak kalian berdua. Yang jadi salah dan menyedihkan,saat berpikir kamu hanya bisa melakukan aktivitas tersebut jika sama pacar. Kalau nggak sama dia, hidup kamu melempem. Ngggak renyah. Nggak seru. Yang menyedihkan kalau berpikir nggak bisa melakukan aktivitas sama seperti saat kamu jomblo, hanya karena si pacar nggak nggak bisa nemenin, terus berpikir “Kalau nggak sama pacar, mending gue di rumah aja deh.”
Seolah-olah pacar jadi pusat hidup kamu. Dialah yang menentukan kamu bisa beraktivitas. Dia pula yang memutuskan kamu bisa bahagia atau nggak. Nah, kalau kamu pacaran dan berpikir seperti itu, ya memang lebih baik nggak usah punya pacar. Bikin kamu jadi nggak berkembang yang ada. Makanya, mandiri saat punya pacar itu penting. Selain bisa bikin kamu berkembang dan jadi lebih baik serta tak bergantung sama pacar, ada lagi nih manfaat mandiri saat nggak jomblo.
Kamu jadi bisa tetap lakukan hal apa pun sendirian, tanpa ngerepotin pasangan kamu
Bukan hanya kamu yang punya aktivitas segudang. Pasangan kamu juga—entah dengan urusan kerjaannya, kuliahnya, teman-temannya, hobinya, dan tak lupa keluarganya. Dengan mandiri kamu jadi nggak ngerepotin waktu dia yang sebenarnya udah sibuk banget. Dengan tak bergantung, kamu tak perlu membuat dia tertekan, antara memilih kamu atau keluarganya/teman-temannya. Coba kalau kamu selalu manja dan bergantung? Yang ada dia jadi tertekan dan akhirnya bosan. Bagusnya kalau dia bisa jujur dengan alasan nggak bisa memenuhi permintaan/tuntutan kamu. Gimana kalau dia bohong biar kamu nggak marah/kecewa ? Pastinya kamu jadi marah dan ujung-ujungnya jadi ribut sama dia, Ladies.
Mandiri membuat hubungan nggak akan membosankan
Nah, ini… coba bayangkan. Setiap minggu kamu selalu sama dia, padahal hampir tiap hari diantar jemput. Apa pun sudah kamu bahas, malah rasa kangen jaraaang banget kamu rasakan gara-gara sering bertemu. Semua aktivitas kok kayaknya udah kalian lakukan bersama. Nggak jarang, nih, efeknya kamu dan dia bakal sama-sama bosan—atau mungkin hanya kamu aja karena kan pusat hidup kamu si pacar, jadi berduaan mulu juga bikin seneng-seneng aja. Yang bahaya jika si pacar nggak merasakan apa yang kamu rasakan.
Kalau putus, kamu nggak bakal ngenes banget
Benar dong? Biasanya yang membuat proses move on tambah lama adalah masalah kebiasaan kamu dan si mantan. Yang biasa antar atau jemput kan si dia. Yang biasa nemenin nonton kan dia juga. Yang sabar dan setia nungguin kamu berjam-jam muterin mall, juga dia! Tempat curhat dan mengadu, yaaa… dia juga. Kayaknya apa-apa selalu dia deh. Makanya pas putus kamu bakal ngenes banget. Kebiasaan yang berubah 180 derajat membuat kamu kelimpungan dan berpikir kalau kamu nggak bisa hidup lagi. Kenyamanan yang sudah pasangan kamu berikan dulu, hilang mendadak saat pisah.Padahal kamu tahu cara bahagia. Namun, karena bergantung sama pacar/mantan, kamu berpikir kalau akan lebih seru jika sama dia.
Coba kalau kamu terbiasa mandiri? Kamu bakal lebih baik-baik aja. Status pacaran atau jomblo nggak memengaruhi aktivitas kamu. Pas lagi jomblo, mau nonton konser, nonton film, shopping, lakuin hobi biasa sendiri. Waktu pacaran juga tetap beraktivitasseperti biasanya. Nah, pas putus kamu nggak bakal kelimpungan.
Namun, ingat, meskipun kamu mandiri tetap berikan waktumu untuk pasangan. Tetap berikan perhatian, tetap ajak dia ke acara-acara kamu meskipun ada kemungkinan dia nggak bisa temani—tapi bukan lantas kamu membatalkan acara hanya karena pasangan nggak bisa menemani. Ada kalanya kamu bisa mandiri, tapi ada kalanya tunjukan bahwa kamu masih butuh dia. Ya, namanya juga pria egonya memang perlu banget dielus, Ladies.