Survei yang diadakan oleh Headwater Holidays di tahun 2012 mengatakan sebanyak 47% pernikahan berawal dari persahabatan.
Di balik ada perasaan takut akan merusak persahabatan yang sudah dijalin, ternyata survey tersebut menunjukkan bahwa cukup banyak orang yang menikah dengan sahabatnya sendiri. Menurut kalian bagaimana?
Pernah mengalami kondisi seperti itu?
Kalian sudah sangat dekat dengan sahabat yang terjalin hingga beberapa tahun dan nyatanya kebersamaan kalian menimbulkan percikan rasa sayang. Namun, suka dengan sahabat sendiri memang punya masalah yang sangat kompleks. Kalian takut jika pacaran akan merusak hubungan. Tapi kalian nggak bisa pungkiri kalau kalian suka sama sahabat sendiri.
Kalian sangat cemburu jika sahabat dekat dengan gebetannya. Saling cerita satu sama lain terhadap gebetan masing-masing dan berpikir bahwa kalianlah yang pantas di sampingnya.
Mendengarkan cerita bahkan melihat sahabat sendiri menangis karena pria/wanita lain dan tak memiliki daya untuk mengatakan, “Harusnya lo sama gue karena gue nggak akan ngebuat lo nangis.”
Kata seperti itu hanya akan dipendam di dalam hati. Dan ujung-ujungnya kalian saling support satu sama lain, tapi nggak berani untuk ngajak ke hubungan yang lebih dari sekadar persahabatan.
Penelitian yang diadakan oleh John Gottman di University of Washington, Persahabatan terbukti jadi dasar hubungan yang bahagia.
Mengapa? Karena kalian sudah mengenal satu sama lain. Keuntungan jika memiliki hubungan dengan sahabat sendiri adalah kalian tak lagi perlu PDKT karena kalianlah yang jauh mengenal sahabat dibandingkan lainnya. Sudah mengenal sifat jelek dan baiknya dan kalian mampu menerimanya terbukti dengan persahabatan yang terjalin lama. Bahkan kedua orang tua kalian sudah mengenal satu sama lain. Itu menjadi pondasi yang sangat kuat jika pacaran dengan sahabat.
Namun, lagi-lagi tak semudah itu saat suka sama sahabat.
Jika kondisinya seperti ini? Apa yang harus dilakukan?
Jika ingin pacaran sama sahabat sendiri, yakinkan bahwa kalian memiliki perasaan yang sama. Bagaimana caranya? Ada saatnya kalian sadar perhatian sahabat sudah terlalu berlebihan dan ada indikasi kuat bahwa mereka memang menyukai kalian. Lihat apakah selama ini sahabat sering mengenalkan gebetan atau pacarnya? Jika tidak pernah berarti ia tidak tertarik dengan wanita/pria lain, dan barangkali mereka tertarik dengan kamu yang menjadi sahabatnya. Tapi lebih baik jangan keGeeRan dulu, ya.
Sebelum suka dengan sahabat, pastikan bahwa sudah sejauh mana sih hubungan persahabatan kalian? Apakah hanya sebatas saling curhat atau bahkan menolong satu sama lain.
Apakah semua sifat dan sikap sahabat itu lah yang kamu cari selama ini? Jangan karena kamu nggak suka sama sifat yang baru kelihatan kamu malah putus di tengah jalan.
Dan mau dibawa kemana jika kalian sudah pacaran?
Apakah kamu cuma sekadar penasaran “gimana ya kalau pacaran sama dia?” atau kamu memang memiliki niat yang lebih, sebuah komitmen untuk menikah misalnya.
Namun, kalau kamu hanya penasaran dan coba-coba lebih baik urungkan karena ada indikasi persahabatan kalian rusak. Nggak mau kan hilang orang yang sudah mengerti kamu hanya karena keegoisan rasa penasaran kamu?
Kalau kamu yakin bahwa dia yang kamu cari selama ini, kamu bisa katakan jujur bagaimana perasaanmu. Karena barangkali orang yang kalian cari selama ini berada sangat dekat sama kamu, yaitu sahabat sendiri.