Saat Seorang Wanita Menangis

Sejak kecil pria dididik untuk tidak cengeng. Didikan tersebut sudah tertanam dalam alam bawah sadar mereka. Jika ada masalah ya selesaikan, tidak perlu menangis. Bahkan tidak sedikit yang menganggap bahwa menangis itu pantang dilakukan oleh seorang pria. Namun bagi wanita, bila ada masalah yang tidak dapat diselesaikan atau perasaan meluap-luap tak terbendung, mereka akan menangis.

Konflik adalah hal yang sangat wajar ada di dalam hubungan Anda. Saat masalah tersebut melanda hubungan kalian, mungkin bagi Anda kaum pria jawabannya adalah menyelesaikannya dengan tegar. Belum tentu bagi wanita! Begitu adanya masalah biasanya wanita akan cenderung lebih panik dibandingkan dengan pria. Jika sudah seperti itu mereka sudah tidak dapat berpikir jernih, kemudian hal yang akan dilakukannya adalah? Menangis! Ya Anda sudah tahu jawabannya.

Karena melihat pasangan Anda sedang meneteskan air mata, otak seolah berhenti berpikir dan hati menjadi ikut merasakan kesedihannya. Anda mungkin akan melakukan banyak cara untuk membuatnya berhenti bersedih. Namun cuma karena dia berhenti nangis, bukan berarti masalah kalian otomatis selesai.

Tetap Tenang

Karena wanita cenderung panik, mempersulit dan seolah membesar-besarkan masalah, tugas Anda sebagai pria bukannya ikut-ikutan panik dan mempersulit masalah. “Aduh, gimana nih?”,  ” Apa yang harus gue lakuin?”. Tetap tenang sobat! Tugas seorang pria adalah mempermudah, memperkecil, dan tetap tenang saat menghadapi masalah.

Dengan bersikap tetap tenang, saya jamin akan lebih cepat mereka berhenti menangis daripada Anda ikut-ikutan menangis. Mengapa? Karena saat wanita menangis, mereka membutuhkan sosok yang dapat menenangkan perasaannya. Dengan bersikap tetap tenang, Anda dapat membuat keadaannya kembali stabil.  Saat dia menjadi ombak, jadilah batu karangnya.

Mengalihkan Pembicaraan Sementara

Ketika Anda sudah tetap tenang saat pasangan sedang mewek, maka saatnya untuk mengalihkan pembicaraan sementara. Bukannya menghindari masalah kalian, mengalihkan pembicaraan berguna untuk mengalihkan pikirannya. Karena pembicaraan sudah teralih otomatis pikirannya sedikit teralih kepada pembicaraan kalian. Karena sudah teralihkan, maka akan lebih cepat juga pasangan Anda berhenti menangis.

Akan jauh lebih baik jika Anda dapat mengalihkan pembicaraan dan membuatnya tertawa. Dengan sedikit godaan akan membuatnya tersenyum bahkan tertawa.

Bila dia tetap overdramatis dan tidak mau berhenti nangis, katakan, “Kalo nangisnya udah selesai, udah bisa ngobrol dewasa, hubungi aku” lalu tinggalkan dirinya untuk sementara. Ya, Anda tidak salah baca: tinggalkan dirinya untuk sementara. Karena pada banyak kasus, kehadiran Anda justru membuatnya lebih lama menangisi masalahnya.

Cari Solusi

Setelah emosinya kembali stabil, sudah tidak menangis dan dapat berpikir jernih barulah Anda kembali kepada masalahnya. Ingat, SETELAH dia tidak menangis dan berpikir jernih. Jangan terjebak untuk membahas masalah Anda pada saat dia masih emosional dan tidak dapat berpikir dengan jernih. Salah-salah Anda juga jadi ikut emosional karenanya dan salah satu dari kalian mengucapkan hal yang akan kalian sesali di kemudian hari.

Teliti akar dari permasalahan kalian. Mengapa masalah ini dapat terjadi? Bagaimana caranya agar hal yang sama tidak terulang kembali? Ingat, menjadi moderator dalam memecahkan masalah dan mengambil solusi adalah tanggung jawab utama Anda sebagai pria.

Jangan pandang momen wanita menangis sebagai rintangan, namun pandanglah sebagai kesempatan. Ini adalah kesempatan baik untuk menunjukkan betapa teguh, kalem dan tenangnya Anda menghadapi dirinya yang emosional dan meledak-ledak. Tidak seperti mantannya yang malah ikut-ikutan nangis saat dia menangis.

Spread the love.