Saya yakin semua orang termasuk Anda tahu tentang indahnya ada dalam hubungan romansa, ada dalam masa-masa pacaran yang menyenangkan bersama pasangan dan semua tetek bengek keindahannya. Tapi seringkali kita terlalu terfokus pada keindahan sesuatu sehingga lengah untuk memberi fokus pada yang lainnya. Ini persis dengan pergi camping. Semua orang bisa membayangkan serunya camping namun pada kenyataannya tidak tahu caranya mendirikan tenda!
Artikel ini adalah seri pertama yang akan mengulas sesuatu yang amat penting untuk Anda ketahui sebelum melakukan manuver romansa apapun, yaitu fase-fase dalam hubungan dan perbedaan yang sangat krusial di dalamnya. Anda wajib tahu bahwa ada perlakuan yang SANGAT berbeda untuk setiap fase. Juga ada perlakuan yang HANYA BISA Anda lakukan di fase tertentu dan akan menggagalkan proses pendekatan Anda bila dilakukan di fase lain.
Dalam pelatihan Hitman System, ada 3 fase dalam hubungan: Fase pre-relationship, fase in-relationship dan fase post-relationship. Artikel ini akan membahas fase pre-relationship.
Fase pre-relationship adalah fase di mana Anda baru mulai mengenalnya dan membuka interaksi dengan wanita yang Anda kenal. Berbeda dengan pengetahuan cinta yang mungkin Anda dapatkan dari lingkungan, media massa ataupun teman sebaya Anda, dalam fase ini SAMA SEKALI TIDAK ADA CINTA YANG TERLIBAT.
Pada fase ini yang ada hanyalah daya tarik fisik, komunikasi sosial, dan saling menjajaki kemungkinan. Itu saja. Titik. Terlalu cepat kalau Anda berbicara soal cinta di fase ini, karena segala sesuatunya masih belum pasti. Dengan membawa-bawa urusan cinta ke dalam fase ini, Anda mengambil resiko yang cukup besar. Analogi bisnisnya, PDKT adalah masa promosi untuk menarik pembeli. Bisa deal, bisa tidak. Anda tidak bisa memperlakukan calon pembeli seperti pelanggan tetap nomor satu Anda. Anda akan tahu kenapa di artikel berikutnya tentang fase in-relationship.
Dalam fase ini sangat diharamkan untuk menjadi serius. Jadi tahan dulu pikiran “Kita saling menjajaki kemungkinan untuk menikah dan hidup bersama selamanya” itu. Jangankan pikiran seperti itu, pikiran seringan “Kita sebentar lagi akan bergandengan tangan di pantai menatap matahari tenggelam” pun akan memberi kontribusi buruk bagi Anda. PDKT wajib untuk dilalui dengan santai, tanpa tekanan dan rasa takut membuat kesalahan.
Terlalu serius dan membayangkan yang enggak-enggak akan membebani diri Anda sendiri dengan sebuah target yang harus dicapai bila tidak ingin kecewa. Contoh, belum kenalan Anda sudah menargetkan ingin jadian dengannya. Akibatnya Anda takut gagal jadian, bukan takut gagal kenalan. Target inilah yang jadi bibit kekecewaan dan rasa kehilangan yang Anda rasakan tiap gagal PDKT selama ini. Padahal logikanya, Anda tidak bisa kehilangan apa yang Anda tidak pernah miliki.
Target ini juga yang membuat Anda kaku, karena setiap saat Anda berinteraksi dengannya, Anda dibayang-bayangi oleh perasaan takut melakukan sesuatu yang salah dan kehilangan kesempatan untuk merealisasikan bayangan-bayangan tidak realistis yang Anda bayangkan sebelumnya. Karena Anda kaku, Anda akan gagal menunjukkan betapa menyenangkannya pribadi yang Anda miliki dan akhirnya wanita yang Anda dekati tidak tertarik untuk meladeni pendekatan Anda.
Sekali lagi saya ingatkan, Pre-Relationship adalah tentang daya tarik fisik, komunikasi sosial, dan saling menjajaki kemungkinan. Jadi Anda harus selalu siap menerima kenyataan bahwa apa yang sedang Anda jajaki tidak akan berlanjut ke mana-mana. Dan akan jauh lebih baik Anda mendekati wanita-wanita lainnya (yang punya kemungkinan tertarik pada Anda) dibanding memaksakan diri untuk mengusahakan/ menunggu/memaksa wanita yang Anda dekati tertarik pada Anda.
Tiga prinsip untuk fase pre-relationship: santai, be your best self dan tawarkan. Renungkan fase ini dengan baik dan tunggu artikel berikutnya yang akan membahas fase berikutnya.