Ketika membahas pernikahan, gambaran yang umumnya terbayang adalah gambaran di mana istri menyambut suami pulang, anak yang bermain dengan ibu ayahnya ketika liburan, dan juga obrolan hangat di meja makan setiap harinya.
Ditambah lagi dengan foto-foto indah tentang pernikahan dan rumah tangga yang setiap hari seliweran di sosmed.
Betapa mewah dan indahnya pernikahan teman-teman kamu, sampai dengan bahagianya influencer yang baru saja dikaruniai anak.
Gak heran kalau kamu juga jadi FOMO (fear of missing out) dan buru-buru ingin nikah karena ingin mewujudkan semua gambaran indah yang ada di bayangan kamu.
Saat ini, mungkin kamu sudah memiliki calon suami/istri. Ia adalah orang yang kamu anggap tepat untuk menemanimu seumur hidup. Kebaikannya dan ketulusannya mungkin sudah tidak kamu ragukan lagi.
Jadi, ini saatnya untuk membahas hal yang selama ini tidak pernah kamu bahas sebelumnya bersama pasangan. Sesuatu yang tidak berkaitan tentang kebaikan ataupun ketulusan.
Selama lebih dari 17 tahun Kelas Cinta berdiri, Kelas Cinta bersama Coach Kei Savourie menemukan 9 faktor penting dalam kehidupan rumah tangga yang tidak boleh dianggap sepele.
1. Prinsip dan Nilai Kehidupan
2. Konflik
3. Perselingkuhan
4. Keluarga
5. Finansial
6. Sex
7. Pernikahan dan Rumah Tangga
8. Cinta dan Hubungan
9. Anak
Selama lebih dari 15 tahun berdirinya Kelas Cinta, ada banyak sekali curhat dari suami atau istri mengenai betapa menderitanya mereka dalam pernikahan karena mengabaikan 9 faktor tersebut.
Mereka bukan hanya mengungkapan perasaannya, tapi juga penyesalan seperti, "Kenapa aku gak tau ini dari dulu?", "Tau gini, aku gak nikah sama dia.."
Memang benar, ada beberapa hal yang baru bisa terlihat seiring dengan berjalannya waktu.
Tapi, ada juga banyak hal yang bisa terlihat ketika diobrolin berdua, dari sebelum menikah.
Melalui bahasan sebelum menikah, kamu bukan hanya bisa mengenal pasangan kamu, tapi juga bisa minimalisir konflik, dan juga memperkecil kemungkinan perceraian!
Di Indonesia, ketika ngomongin 'nikah' yang terbayang pasti adalah 'wedding'-nya, bukan 'marriage'-nya.
'Wedding' adalah bahasa inggris dari pesta/perayaan pernikahan. Sedangkan 'marriage' adalah kehidupan suami-istri atau rumah tangga.
Semua calon pasutri pasti sibuk mempersiapkan semua detail tentang acaranya. Mau pesta di mana, berapa banyak yang diundang, pilih gaun dan jas seperti apa, mau pilih makanan dan dekorasi yang mana, dan lain-lain.
Hal paling jauh yang biasa dipikirkan pasangan di Indonesia untuk 'marriage'-nya adalah honeymoon, rumah, dan juga perjanjian pra-nikah.
Sekalipun ada couple yang mengikuti kursus pra-nikah, jumlahnya gak banyak dan seringkali hanya dijalankan sebagai pemenuhan syarat sebelum menikah.
Sangat disayangkan, kan?
Padahal semua couple menginginkan pernikahan sekali seumur hidupnya. Ironinya, banyak couple yang gak memeprsiapkan dengan baik dan menganggap persiapan selain pesta adalah hal remeh yang gak perlu dikhawatirkan.
Ngobrol, adalah salah satu cara yang bukan hanya membantu couple untuk saling mengenal, namun juga membiasakan untuk terbuka satu sama lain.
Dengan terbiasa ngobrol, kemampuan untuk diskusi dan juga negosiasi pun akan terlatih secara perlahan.
Kalian akan jadi couple yang sangat terbuka, gak gampang 'panas', dan juga kompak dalam menghadapi setiap masalah yang muncul.
Syaratnya cuma satu: Jangan cuma ngobrolin hal sepele!
Kalau kalian hanya ngobrolin, "Mau makan apa?", "Hari ini mau jalan ke mana?", "Mau nonton bioskop enggak?" selama pacaran, hubungan kalian jadinya hanya dekat dari luarnya saja!
Kamu jadi tau apa makanan, aktivitas, dan juga film kesukaannya..
Tapi kamu gak tau apa pandangan dia tentang pernikahan, kondisinya dengan orangtuanya, kebiasaan spending-nya, apakah dia mau punya anak atau enggak, dan hal lain yang akan menjadi sangat penting begitu masuk ke dalam pernikahan.
Kalau kamu gak mau hal itu terjadi, mulai obrolin hal-hal penting sekarang!