Mengapa Sulit Move On dari Mantan?

Home Articles Mengapa Sulit Move On dari Mantan?
Share the knowledge!

Move on bukanlah sesuatu hal yang bisa dilakukan dengan cepat. Mungkin beberapa orang bisa move on dengan cepat dan mudah. Tapi pada umumnya, banyak orang yang kesusahan untuk move on dari mantan, untuk melangkah maju demi kehidupan yang bahagia.

Kira-kira, mengapa move on dari mantan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan ya? Mengapa orang-orang merasa susah untuk melupakan mantan? Terlebih ketika mantan adalah orang yang menyebalkan dan telah membuat mereka sakit hati? Hmm, penelitian di Stanford menemukan bahwa cara kamu mengatasi penolakan menggambarkan dirimu yang sebenarnya.

Penelitian yag dinamakan “Changes in Self-Definition Impede Recovery from Rejection” tersebut dipublikasikan oleh Personality and Social Psychology Bulletin. Penelitian itu meneliti hubungan antara penolakan dengan rasa percaya diri seseorang.

Penelitian tersebut mengungkapkan, jika seseorang percaya bahwa kepribadian nggak bisa berubah, mereka cenderung meragukan dirinya sendiri karena penolakan tersebut. Mereka akan menilai putus cinta menjadi hal yang sangat pribadi dan mulai mempertanyakan dirinya sendiri. Mereka takut kalau penolakan tersebut terjadi karena ketidaksempurnaan dirinya sendiri.

Carol Dweck, seorang psikologi yang ikut menulis bersama dengan doctor psikolog Lauren Howe selaku penulis utama, mengatakan, “Penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan yang sangat mendasar tentang kepribadian dapat berkontribusi, apakah seseorang dapat sembuh atau tetap merasa sakit hati.”

Howe dan Dweck melakukan lima penelitian dengan menyertakan 891 responden. Para responden ini mengisi survey online tentang hipotesis dan penolakan di kehidupan nyata. Mereka kemudian melaporkan bagaimana pandangannya berubah setelah putus. Salah satu contohnya, mereka diminta untuk menilai seberapa besar mereka setuju dengan pernyataan berikut, “Aku khawatir bahwa ada sesuatu yang salah denganku karena aku diputuskan.”

Dalam penelitian lainnya, responden diberi pertanyaan mengenai apakah mereka percaya kalau seseorang bisa berubah. Entah dari pemikirannya yang berkembang (mulai dari tantangan, dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk terus berkembang), entah pemikirannya yang tetap (asumsi karakter, kecerdasan dan kemampuan kreativitas kamu adalah statis dan nggak dapat berubah drastis).

Howe dan Dweck mengungkapkan bahwa peserta yang memiliki pandangan statis cenderung membutuhkan waktu lama untuk mengobati patah hati. Mereka menganggap kalau penolakan itu adalah hukuman untuk dirinya sendiri, yang membuat mereka jadi lebih tertutup dan defensive untuk hubungan yang selanjutnya.

Sebaliknya, respondenyang memiliki pemikiran terbuka lebih siap merelakan dan melihat  masa depan cerah untuk dirinya sendiri, walau tetap merasa sakit hati juga.

Dweck berkata, “Beberapa hal dalam hidup bisa lebih traumatis daripada ditolak oleh seseorang yang mengenal kamu dengan baik dan kemudian memutuskan bahwa dia nggak lagi peduli atau ingin bersamamu.”

Kamu susah move on dari mantan? Mungkin karena kamu insecure dengan dirimu sendiri.

Itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena makin lama akan makin parah.

Saatnya untuk merawat hati sendiri, dan melepaskan hal-hal negatif yang masih menghantui.

Langsung saja klik panduan di bawah ini:

Share the knowledge!