10 Cara Move On Dari Putus Cinta Paling Ampuh

Artikel spesial ini berisi petunjuk cara move on paling ampuh.

Kalau kamu ingin:

Maka ini artikel yang tepat buat kamu.

Ayo kita mulai.

CHAPTER 1:

 Apa Arti Move On?

Salah mengartikan move on bisa bikin kamu salah cara move on.

Kalau kamu mengartikan move on berarti melupakan mantan, maka kamu akan mati-matian berusaha melupakan mantan. 

Masalahnya, otak manusia diciptakan untuk mengingat, bukan melupakan.

Jadi selama kamu masih teringat dia, kamu anggap dirimu belum move on.

Akibatnya kamu jadi frustasi dan mencoba semua cara buat melupakan mantan.

Kamu bisa terjerumus ke cara move on yang salah. Misalnya: menambah porsi kerja, main  video game berhari-hari, sampai mabuk-mabukan, dan pakai obat-obatan terlarang, 

Di tingkat yang paling parah, kamu bisa saja semakin menyakitkan diri, bahkan sampai bunuh diri. 

Maka sangat penting untuk tahu apa arti move on sebenarnya, supaya kamu salah mengambil tindakan.

Berikut beberapa arti move on menurut kamus dan pakar romansa:

Dari beberapa arti move on di atas saja kamu sudah bisa membayangkan cara move on seperti apa yang bisa kamu lakukan. 

Kamu harus bergerak dan melakukan banyak kegiatan baru untuk mencapai kebahagiaan yang kamu mau.


Baca artikel lain:


CHAPTER 2:

Siapa yang Lebih Cepat Move On Antara Pria dan Wanita?

Banyak pria menganggap wanita jauh lebih cepat move on. Sebaliknya, wanita menganggap pria lebih cepat move on daripada mereka. 

Jadi sebenarnya mana yang paling cepat move on antara pria dan wanita?

Cepat atau lambatnya move on seseorang tergantung dari bagaimana cara dia mengendalikan dan menyalurkan perasaannya.

Baik pria maupun wanita adalah makhluk yang sama-sama memiliki perasaan. Buang jauh-jauh anggapan wanita lebih berperasaan daripada pria.

Pada kenyataannya, pria lebih suka menyembunyikan perasaannya sehingga sering disalahartikan sebagai makhluk tak berperasaan.

Image by Freepik

Pada 2015 yang lalu, para peneliti dari Rosalind Franklin University of Medicine and Science menemukan bahwa tidak ada perbedaan ukuran yang signifikan antara hipokampus dan corpus callosum pada pria dan wanita.

Kedua bagian otak tersebut berperan penting untuk berkomunikasi. Karena ukurannya tak jauh berbeda, para peneliti menyimpulkan bahwa pria dan wanita memiliki proses berpikir yang sama.

Penelitian tersebut mematahkan anggapan umum bahwa ukuran hipokampus pada wanita lebih besar dari pria sehingga membuat wanita menjadi lebih berperasaan. Jadi tidak ada alasan untuk menyalahkan pria karena tidak berperasaan.

Yang membedakan antara pria dan wanita hanya jenis kelaminnya saja dan itu tidak membuat cara berpikirnya berbeda.

Namun, meski cara berpikirnya sama, wanita memiliki kelebihan: mereka lebih bebas mengekspresikan perasaannya ketimbang pria.

Image by 8photo on Freepik

Sebuah jurnal penelitian berjudul “Gender and Emotional Expressiveness: An Analysis of Prosodic Features in Emotional Expression” menjelaskan bahwa wanita bisa mengekspresikan perasaannya secara langsung karena masyarakat lebih menoleransi tingkah wanita daripada pria.

Misalnya: jika ada wanita yang menangis di tempat umum, orang-orang di sekitarnya mungkin hanya berkomentar “Ya wajar aja nangis, namanya juga cewek.”

Di kepala mereka, wanita adalah sosok lemah yang perlu perhatian sehingga mereka memakluminya.

Hal ini berbanding terbalik bila ada pria yang menangis di tempat umum. 

Masyarakat akan menghakimi pria itu sebagai orang cengeng dan kekanak-kanakan. Karena di pikiran mereka, pria adalah sosok yang kuat dan tabah sehingga tidak pantas menangis.

Kebebasan wanita untuk mengekspresikan perasaannya SANGAT berdampak positif bagi kesembuhan hatinya.

Image by pressfoto on Freepik

Bahkan Harvard School of Public Health dan The University of Rochester pernah menerbitkan jurnal penelitian berjudul “Going to the Heart of the Matter: Do Negative Emotions Cause Coronary Heart Diseases?” yang mengungkapkan bahwa perasaan negatif yang dipendam terlalu lama dapat berakibat buruk bagi mental dan jasmani seseorang.

Jadi bila wanita lebih cepat sembuh dari sakit hati ketimbang pria, itu karena kemampuan mereka untuk melepas beban pikirannya ke orang lain. Mereka bisa menangis sejadi-jadinya dan tidak ada yang menyalahkan mereka.

Sedangkan pria cenderung menahan sakit hatinya dan melimpahkan beban pikirannya ke orang-orang tertentu saja. Itu pun kalau teman-temannya mau mendengarkan.

Wajar banyak pria yang terpuruk oleh kenangan masa lalu selama bertahun-tahun. Tidak ada yang mau menjadi “tempat sampah” mereka dan pria juga tidak mau membuang “sampah” mereka.

Faktor ini yang bikin wanita cenderung jauh lebih cepat move on daripada pria. 

Ada beberapa faktor lain yang mendukung anggapan itu. 

Pakar antropologi Pennsylvania State University bernama Craig Morris melakukan penelitian tentang bagaimana perbedaan jenis kelamin bisa memengaruhi kecepatan move on seseorang.

Image by cookie_studio on Freepik

Dalam penelitian itu dijelaskan bahwa saat berada di fase post–relationship, wanita lebih rentan merasa cemas dan marah bila teringat oleh mantan kekasihnya.

Ini sebabnya banyak wanita menggalau ria di sosial media saat baru ditinggalkan kekasihnya. Mereka sulit menahan lonjakan emosinya dan itu membuat mereka jauh lebih tersiksa di hari-hari pertama putus cinta.

Hal ini berbanding terbalik dengan pria yang mampu bersikap normal dan stabil saat baru putus cinta. Pria memiliki ego besar di dalam dirinya sehingga mereka cenderung menahan emosi agar tidak melakukan perbuatan memalukan.

Pria juga terkekang oleh norma-norma yang mengharuskan seorang pria harus kuat dan tidak boleh lemah seperti wanita. Akibatnya banyak pria berpura-pura bersikap normal karena takut dinilai lemah oleh orang-orang di sekitarnya.

Tentu saja itu menjadi bumerang bagi pria. Mereka tidak memiliki tempat untuk menyalurkan emosi dan memilih memendam luka batinnya daripada menyembuhkannya.

Image by tirachardz on Freepik

Menurut Health and Social Care Information Centre, ada lebih dari 50% pria di Amerika yang membutuhkan pertolongan psikiatri karena mengidap depresi parah. Sebagian besar dari mereka cenderung menutupi masalahnya sehingga menjadi depresi dan akhirnya memengaruhi kejiwaan mereka.

Jadi wanita jauh lebih sakit hati HANYA pada hari-hari pertama putus cinta. Tapi ada banyak orang yang mendukung dan menghiburnya sehingga sakit hati mereka bisa sembuh lebih cepat.

Meski pria lebih lambat move on dari wanita, tetapi pria punya banyak kelebihan ketika putus cinta.

Image by Lifestylememory on Freepik

Rutger University pernah melakukan penelitian berjudul “How Does The Brain React to a Romantic Breakup” yang berhubungan dengan cara kerja otak setelah mengalami putus cinta.

Dari penelitian itu ditemukan bahwa aktivitas otak pria meningkat di beberapa daerah yang berkaitan dengan motivasi, penghargaan, dan gangguan kondusif-kompulsif  sehingga membuat daya juang seorang pria menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

Peningkatan daya juang tersebut membuat pria menjadi lebih fokus memperjuangkan hal-hal lain yang belum ia capai sebelumnya.

Misalnya: banyak pria yang menjadi lebih rajin berolahraga setelah putus cinta atau mereka menjadi lebih rajin bekerja untuk melupakan kenangan tentang mantan. Pria menjadi lebih produktif setelah putus cinta ketimbang saat mereka jatuh cinta.

Kalau dikelola dengan baik, energi saat putus cinta bisa membuat seorang pria menjadi lebih dewasa dan tahan banting. Proses move on yang lama justru menjadi keuntungan bagi mereka. Jeda waktu tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan aspek-aspek di dalam dirinya.

Namun, itu cuma terjadi jika pria tahu cara menggunakan energi berlebihan tersebut untuk move on. Bila tidak, ujung-ujungnya mereka jadi gila kerja atau yang lebih parah, mengejar-ngejar mantan untuk mendapatkannya kembali.

Bila move on bisa dijadikan ajang lomba, maka wanita adalah pemenangnya. Pria jelas tertatih-tatih jauh di belakang. Namun, keterlambatan mereka karena ada sesuatu yang ingin dicapai.

Move on bukan perihal cepat-cepat menggandeng pasangan baru, tetapi bagaimana kamu mampu bergerak maju meninggalkan masa lalu.

Putus cinta memang menyesakkan, tetapi itu adalah bagian dari hidup kamu. Jika kamu wanita dan merasa susah move on, itu artinya kamu sendiri yang memperpanjang derita.

Kamu tidak mau berekspresi, tidak mau curhat, selalu memendam perasaan, menutup pergaulan, dan sebagainya. Bukan cintanya yang sejati, tapi kamu yang doyan menyakiti diri. 

Kamu merasa dunia hancur, padahal yang hancur hanya SATU MIMPI dari RATUSAN POTENSI CINTA kamu lainnya.

Kamu tidak perlu merasa kesepian karena orang-orang di sekitarnya selalu siap menghibur kapan pun dibutuhkan. Silakan menangis sejadi-jadinya atau curhat ke teman-teman.

Tidak ada yang melarang dan tidak akan ada yang mengejek kamu!

Image by Freepik

Begitu pula jika kamu adalah seorang pria. 

Kamu tidak perlu sok tegar di luar, tetapi hati merengek-rengek belum move on. 

Jangan meringkuk sendirian di dalam kamar berhari-hari, menonton video porno, dan bermain video game. 

Keluar dan cari sahabat kamu sekarang juga! 

Keluarkan semua uneg-uneg kamu dan menangislah sejadi-jadinya!

Setelah selesai, lakukan puluhan kegiatan seru untuk meningkatkan diri kamu. 

Ganti gaya rambut kamu, ikuti program fitness, atau belajar semua hal tentang romansa di KC STAR. Tubuh kamu dipenuhi energi yang melonjak-lonjak, sayang bila disia-siakan!

Putus cinta adalah momen yang mendewasakan kamu. Nikmati gejolak ambisi yang selama ini belum pernah kamu rasakan sebelumnya.

Jadikan itu sebagai bahan bakar yang membuat diri kamu menjadi lebih baik dari sebelumnya.


Baca artikel lain:


CHAPTER 3:

10 Kesalahan Fatal Yang Bikin Susah Move On

Move on memang berat, tapi kalau terasa sangat berat, kemungkinan besar kamu melakukan 10 kesalahan cara move on di bawah:

1. Stalking akun media sosial mantan

Image by jcomp on Freepik

Putus cinta bikin kamu kehausan informasi tentang mantan.

Kamu ingin tahu apa yang sedang dia kerjakan. Jangan-jangan dia sedang menyindir kamu? Mungkin dia sedang bersama gebetan baru? 

Pikiran-pikiran itu bikin kamu penasaran dan akhirnya terpancing untuk stalking media sosial mantan.

Masalahnya, semakin kamu stalking mantan, perasaan kamu semakin tidak menentu.

Kamu bisa merasa marah karena mantan kelihatannya baik-baik saja tanpa kamu. Kamu cemburu kalau melihatnya foto berdua dengan lawan jenis. Kamu curiga dengan semua postingannya, jangan-jangan dia sedang menyindir kamu.

Ujung-ujungnya kamu kangen dia, lalu kamu mencoba menghubunginya lagi.

Dengan kata lain, kamu gagal move on!

Membuntuti akun media sosial sama saja kamu menggosok jeruk nipis di luka yang menganga. Kamu malah menyakiti diri sendiri!

Tahanlah sekuat mungkin kalau kamu ingin stalking dia.

Kalau kamu tidak kuat, maka unfollow, block, atau kalau perlu uninstall sosial media kamu.

Kapan waktu yang tepat untuk follow dia lagi?

Coach Lex DePraxis sudah menjelaskannya lebih rinci di video KC STAR “Kapan Waktu yang Tepat Untuk Membuka Diri Lagi Pasca Putus?

2. Menyimpan barang-barang peninggalan mantan

Image by Freepik

Bayangkan ketika kamu sedang berusaha mengalihkan pikiran tentang mantan, tahu-tahu kamu melihat boneka beruang pemberiannya di atas meja. 

Kamu jadi teringat momen ketika dia memberikan boneka itu.

Satu ingatan itu memancing ingatan-ingatan momen bahagia lain bersama mantan.

Ujung-ujungnya kamu jadi teringat lagi!

Selama belum sembuh dari patah hati, jauhkan pandanganmu dari semua barang peninggalan mantan.

Masukkan kardus, selotip rapat, lalu taruh di pojok lemari terdalam. 

Berikan ke orang lain yang lebih membutuhkan.

Atau titipkan ke sahabat atau saudara supaya bisa diambil lagi ketika kamu sudah benar-benar move on.

3. Mendengar musik galau berlarut-larut

Image by Freepik

Sedih dan menangis saat putus cinta adalah hal yang wajar. 

Jika kamu sulit menangis, maka kamu perlu merangsang kesedihan dengan mendengar musik galau. Musik galau semakin terasa efeknya ketika patah hati. Semua liriknya lebih mengena karena kamu sedang mengalaminya. 

Yang jadi masalah adalah kalau kamu membiarkan dirimu tenggelam dalam lantunan musik galau sampai berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Tanpa sadar kamu jadi kecanduan rasa sedih! 

Kamu jadi nyaman dengan kesedihan dan kondisi patah hati itu. Dengan kata lain, kamu menolak move on.

Ketika mantan sudah melanjutkan hidup dan bahagia tanpamu, kamu masih terpaku masa lalu, masih sedih memikirkannya, masih mengajaknya balikan. Kamu lupa kalau waktu terus bergerak maju dan kamu banyak membuang waktu sia-sia. 

Boleh-boleh saja mendengarkan musik galau di awal putus cinta, tapi segera kurangi porsinya kalau kamu benar-benar mau move on.

Banyak mendengarkan musik yang ceria dan bikin kamu semangat. Kamu jadi terdorong untuk bergerak maju, bukannya diam di tempat.

4. Berhenti melakukan aktivitas menyenangkan

Image by jcomp on Freepik

Ketika putus cinta, kamu sulit menikmati hal-hal yang kamu suka. 

Main video game, rasanya kurang seru.

Nonton film komedi, rasanya kurang lucu..

Baca buku, rasanya pikiran selalu terganggu.

Nongkrong sama teman, rasanya tetap kesepian. 

Satu-satunya yang kamu inginkan adalah mengurung diri di kamar selama-lamanya. 

Boleh-boleh saja mengurung diri di kamar di hari pertama putus cinta untuk menguras kesedihan.

Yang jadi masalah adalah kalau kamu terus-terusan mengurung diri dan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan yang kamu suka. 

Seperti penjelasan arti move on di chapter 1, move on artinya bergerak menciptakan kebahagiaan yang baru. 

Berhenti bergerak sama saja kamu mempertahankan kesedihan itu berlarut-larut.

Kamu jadi lebih lama move on. Membuang banyak waktu berharga yang seharusnya bisa kamu pakai buat meningkatkan diri dan mendapat pasangan yang lebih baik. 

Image by jcomp on Freepik

Paksa diri kamu untuk terus berkegiatan, meski kamu tidak menikmatinya. 

Ikutlah nongkrong, main video game yang kamu suka, bacalah buku-buku, cobalah makanan atau minuman baru, dan kegiatan menyenangkan lainnya.

Semakin banyak kamu berkegiatan, kamu semakin dekat dengan kesembuhan.

5.  Tidak mau curhat ke orang terdekat

Image by our-team on Freepik

Kesalahan ini biasanya sering dialami pria karena takut dianggap lemah atau cengeng.

Akibatnya pria tidak mau curhat. Mereka menahan sendiri kesakitannya.

Padahal ketika putus cinta, terlalu banyak pikiran yang kusut di kepala. Jika ditimbun terlalu lama, kamu berisiko semakin stress dan move on jadi berkali-kali lipat lebih sulit.

Satu-satunya cara menghilangkan kekusutan itu adalah dengan menceritakannya ke orang lain. 

Ceritakan ke orang yang benar-benar dekat dan paling kamu percaya. Bisa sahabat, saudara, atau orangtua.

Mungkin mereka akan menasihatimu meski kamu tidak ingin dinasihati, tapi yang lebih penting adalah kamu sudah mengeluarkan sampah-sampah pikiran dari kepala. 

Jangan pula menceritakannya lewat thread Twitter atau story Instagram, kecuali tujuan kamu curhat adalah mencari perhatian, bukannya untuk menyembuhkan diri. Pikiranmu jadi semakin berat karena semua orang jadi tahu masalahmu. 

6. Masih menyimpan foto-foto mantan

Image by Freepik

Sama seperti menyimpan barang-barang peninggalan mantan, menyimpan foto-foto mantan di smartphone atau media sosial bikin kamu terus-terusan terkenang dia.

Akibatnya kamu jadi ingat kenangan-kenangan manis bersamanya, lupa dengan masalah-masalah besar yang bikin kalian putus, kamu jadi kangen, lalu mencoba menghubunginya lagi.

Beberapa orang memang lebih tahan menyimpan foto mantan dan masih bisa move on. Tapi kalau kamu tidak setahan itu, lebih baik hapus semua fotonya di media mana pun. 

Jika menekan tombol “Delete” terasa berat, minta tolong sahabat atau saudara kamu untuk menghapusnya. 

Foto-foto itu adalah lembaran masa lalu kamu. Sekarang saatnya kamu membuka lembaran baru dengan foto-foto baru ketika kamu sudah move on dan bahagia kembali. 

7. Masih menghubungi mantan

Image by tirachardz on Freepik

Hari-hari awal putus cinta adalah hari yang paling berat.

Kamu merasa marah, kecewa, serba salah, tidak menikmati hidup, dan sebagainya. Lalu semuanya bergulung menjadi satu perasaan yang mendominasi, yaitu kangen.

Kamu kangen candaannya. Kamu kangen melihat wajahnya. Kamu kangen ketika dia menanyakan kabarmu. Kamu kangen kehadirannya. 

Apalagi kalau kamu melakukan kesalahan fatal seperti di nomor 1, 2, 3, dan 6. Kamu semakin kejang-kejang menahan kangen.

Kamu tidak tahan lagi. Akhirnya kamu menghubungi mantan dan… dia masih menerima kamu!

Image by pressfoto on Freepik

Kamu jadi rutin chatting dia, telepon dia, memanggilnya dengan panggilan kesayangan, dan kamu memperlakukannya seolah kalian masih bersama. 

Kamu jadi semakin berharap dia menerima cintamu lagi. Kamu mencoba menembaknya dan… ditolak!

Luka hati yang belum sembuh kini tersayat-sayat lagi. Perihnya menjalar sampai ke ubun-ubun.

Selama kamu masih menghubungi mantan, selama itu pula kamu belum move on. 

Kamu jadi berharap balikan, kamu menginvestasikan perasaanmu ke dia, hasilnya kamu jadi sulit melangkah maju.

Tanpa sadar kamu mengais-ngais masa lalu dan melempar kendali kebahagiaanmu di tangan mantan. Kalau mantan memberikan yang kamu mau, kamu bahagia. Kalau tidak, maka kamu meraung-raung kesakitan.

8. Terus menyalahkan dirimu atau mantan

Image by cookie_studio on Freepik

Putus cinta jelas terjadi karena konflik kedua pihak.

Bisa karena perbedaan kebiasaan yang mencolok, masing-masing punya tujuan hidup yang berbeda, selingkuh, orangtua yang tidak setuju, bertengkar sampai pukul-pukulan, dan sebagainya.

Jadi saat putusan, biasanya kamu akan merasa bersalah atau menyalahkan mantan.

Kamu menyesal dengan tindakan-tindakan yang kamu rasa sudah menyakiti mantan. Kamu berharap andai saja waktu bisa diulang, maka kamu bisa bersikap lebih baik ke mantan. Dia pasti masih berada di sebelahmu sekarang.

Lalu kamu sadar itu adalah hal yang mustahil. Akibatnya kamu terus-terusan menyesali perbuatanmu, merasa dirimu adalah sampah paling tidak berguna di dunia, paling pantas dihina, dan sebagainya.

Image by cookie_studio on Freepik

Terus menyalahkan diri atau dia cuma membawa pikiranmu ke masa lalu dan melahirkan bayi-bayi penyesalan lainnya. 

Ini berkebalikan dengan definisi move on, yaitu bergerak maju. Yang kamu lakukan adalah bergerak mundur. 

Berhentilah menyalahkan dirimu terus-terusan!

Mungkin putusan kemarin memang salahmu atau salah dia. Tapi sekarang itu tidak jadi masalah karena kalian sudah berpisah.

Bersyukurlah karena dari putus cinta kemarin, kamu jadi menyadari apa saja yang salah, mana hal-hal yang bisa kamu hindari, dan bagaimana menyikapi konflik dengan lebih baik.

Ini adalah sesuatu yang sangat berharga untuk diterapkan di hubungan kamu selanjutnya.

9.  Berharap move on dengan cara mabuk-mabukan atau memakai obat-obatan terlarang

Image by jcomp on Freepik

Banyak yang lari ke minum-minuman keras atau memakai narkoba ketika putus cinta.

Alasannya biar bisa melupakan mantan, lebih bebas curhat ke teman, dan sebagainya.

Barangkali kamu memang melupakan mantan, tapi CUMA ketika kamu masih terpengaruh efek minuman dan obat itu.

Setelah efeknya habis, kamu jadi teringat mantan lagi, galau lagi. 

Akibatnya kamu minum-minum dan pakai obat lagi biar bisa melupakan mantan lagi.

Begitu terus. Benar-benar lingkaran setan tak berujung.

Tanpa sadar kamu sudah merusak badan dan pikiranmu. Kamu semakin stress, kecanduan, dan sakit-sakitan. Move on jadi semakin sulit.

Image by Freepik

Lupakan barang-barang yang bikin kamu candu itu. Mereka sama sekali tidak membantu, malah mendorongmu masuk ke lubang masalah lainnya yang jauh lebih menyakitkan.

Carilah bentuk candu lain yang lebih bermanfaat. Misalnya olahraga.

Banyak penelitian yang menyebutkan kalau rutin berolahraga merangsang hormon kebahagiaan. Kamu jadi beberapa langkah lebih dekat mencapai kebahagiaan.

Selama berolahraga, kamu memang akan melupakan mantan sejenak. Kamu bakal teringat lagi setelah berolahraga. Tapi ini memacu kamu untuk berolahraga lagi, lagi, dan lagi.

Pikiran kamu jauh dari stress. Badan kamu jadi lebih sehat dan ideal.

Candu yang bikin bahagia, bukan?

10. Memandang putus cinta sebagai kegagalan

Image by benzoix on Freepik

Banyak orang menganggap perpisahan sebagai kegagalan terbesar di dalam hidupnya. Sekali gagal, maka akan gagal terus selamanya.

Kamu pun ada rasa malas mencoba hubungan romansa yang baru karena terus dihantui oleh kegagalan tersebut. Rasanya ingin hidup menyendiri selamanya.

Kamu anggap hubungan yang baru berarti kegagalan yang baru. Biarkan saja hidup sendiri, asalkan hati tidak lagi tersakiti.

Sudah, STOP! Sampai di situ saja galaunya!

Perpisahan tidak selamanya buruk. Perpisahan justru bisa menjadi batu loncatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Bahkan kamu bisa menganalisa kesalahan-kesalahan hubungan terdahulu agar bisa menghindari kesalahan tersebut di hubungan yang akan datang.

Jurnal penelitian berjudul “Breakups Aren’t All Bad: Coping Strategies To Promote Positive Outcomes” yang diterbitkan oleh American Psychological Association (2007) menyebutkan bahwa pasangan yang telah putus memiliki kemampuan untuk membangun relasi lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga lebih kebal terhadap emosi negatif ketimbang dengan orang yang belum pernah berpacaran.

Jadi tidak peduli seberapa banyak kegagalan yang kamu alami di hubungan yang telah lalu, hal itu malah membuat diri kamu semakin kuat dan dewasa!

Namun, dengan catatan bahwa kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama. Kamu harus menghilangkan atau minimal mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk yang berpotensi bisa merusak hubungan.

Bagaimana kalau perpisahan tersebut karena kesalahan mantan dan bukan kesalahan kamu?

Tidak masalah sama sekali karena yang terpenting adalah kamu sudah berpengalaman pacaran!

Gunakan pengalaman tersebut untuk menjalin hubungan yang baru dengan lebih baik.

CHAPTER 4:

10 Cara Move On Paling Ampuh

Kamu sudah mengerti artinya move on, siapa yang paling cepat move on antara pria atau wanita, dan kesalahan-kesalahan fatal yang bikin kamu susah move on.

Sekarang bagaimana cara agar bisa move on?

Di chapter ini kamu akan mempelajari cara-cara move on paling ampuh. Pastikan kamu benar-benar punya waktu luang untuk membacanya karena chapter ini sangat panjang.

Apa kamu sudah siap?

Mari kita mulai!

1. Memutuskan kontak dengan mantan dengan cara apa pun!

Image by cookie_studio on Freepik

Selama kamu masih kontakkan sama mantan, maka selama itulah kamu susah move on.

Abaikan kata-kata orang lain yang bilang kalau kamu harus menjaga komunikasi sama mantan biar tidak dianggap bocah. 

Jika kamu merasa sakit saat menghubungi mantan, maka kamu harus menjauhi sumber penyakit itu. 

Sama seperti kalau tangan kamu terpapar panas api, tentu kamu akan menjauhi api itu, bukan malah menempelnya sampai matang!

Memutuskan kontak ke mantan adalah tindakan menyembuhkan diri dan ini adalah tindakan yang dewasa. 

Hapus nomornya. Unfollow semua akun media sosialnya. Kalau perlu, uninstall media sosial kamu, kecuali kamu kerja di bidang itu. 

Kamu tidak akan terpancing untuk menghubunginya lagi. Memang dorongan untuk menghubunginya masih ada, tapi kamu tetap tidak bisa menghubunginya. 

Seperti yang sudah disarankan di chapter sebelumnya, jika terasa berat maka kamu bisa minta tolong ke teman atau saudara untuk menghapus nomor dan unfollow akunnya.

Di video KC STAR “Stop Kontak: Pembatasan Diri Semasa Patah Hati”, Coach Kei Savourie menjelaskan alasan kuat mengapa kamu perlu stop kontak mantan beserta cara-cara berhenti menghubunginya. 

2. Berhenti menanyakan kabar mantan ke teman-temannya

Image by cookie_studio on Freepik

Setelah menutup semua jalan untuk menghubunginya, kamu juga harus berhenti mengonsumsi semua informasi tentang mantan.

Ini berarti kamu juga harus berhenti menanyakan kabar mantan ke teman-temannya.

Jika bertemu teman-temannya, bahaslah soal lain. Mungkin mereka akan membicarakan kabar mantan tanpa kamu minta, tapi kamu jangan terpancing untuk menanyakannya lebih jauh.

Meski kamu penasaran, tanggapi dengan santai dan biasa seperti: “Oh dia sekarang begitu” atau sekadar “Ya oke.”

Kalau teman-temannya sering pasang Instagram story bersama mantan, kamu bisa pakai fitur mute di Instagram sehingga kamu tidak bisa melihat postingan mereka, tapi kamu masih follow mereka. 

Bisa juga memakai fitur unfollow di Facebook sehingga kamu tidak bisa melihat postingan mereka di Facebook, tapi masih berteman dengan mereka.

3. Menyiapkan satu hari untuk menangis seharian

Ketika putus cinta, dadamu terasa sesak. Rasanya ingin teriak dan menangis sejadi-jadinya.

Menahan perasaan itu malah semakin bikin kamu stress. Ibarat sepanci air penuh yang dipanaskan sampai mendidih, tapi kamu menutupnya rapat-rapat. Hasilnya panci itu semakin bergejolak dan bisa meledak. 

Kamu harus menyalurkan perasaan itu agar dada kamu terasa lega.

Bagi sebagian wanita, mereka mungkin bisa dengan mudah menangis kapan saja dan ada teman-teman yang menemaninya pula.

Tapi bagi pria, banyak yang masih menahan diri untuk tidak menangis karena takut dianggap lemah. Ditambah sulit pula mencari teman yang bisa menemaninya saat dia menangis.

Jika kamu suka menahan kesedihan, tapi ingin menangis, maka siapkan satu hari khusus untuk menangis. 

Pastikan di hari itu kamu tidak punya kegiatan apa-apa. Bisa di hari libur atau kamu sendiri yang menentukan.

Masuklah ke kamarmu. Matikan lampu. Setel musik sedih jika kamu perlu bantuan untuk merangsang air mata.

Lalu menangislah sejadi-jadinya.

Ingat-ingatlah kekecewaan, kemarahan, penyesalan, dan kemarahan yang kamu rasakan.

Limpahkan semua, jangan disimpan-simpan!

Kalau kamu mau teriak, tutup wajah kamu dengan bantal agar tidak mengganggu orang-orang di rumah atau tetanggamu. 

Tidak ada patokan harus berapa lama kamu menangis. Menangislah sampai dadamu terasa lega dan pikiranmu lebih jernih. 

Jika satu hari terasa kurang atau saat itu ada yang mengganggumu saat menangis (misalnya: tetangga menyetel lagu dangdut nyaring), maka pilih satu hari lagi untuk menangis. 

4. Mengiyakan semua ajakan teman untuk bersenang-senang

Melakukan rutinitas yang sama berhari-hari itu membosankan. Ketika putus cinta, rutinitas membosankan itu berubah jadi rutinitas menyedihkan.

Kamu terus melakukan pola kegiatan yang sama, cuma bedanya pikiranmu kini bolak-balik membayangkan mantan dan yang sedang kamu kerjakan. 

Kamu perlu beberapa kegiatan yang menyenangkan untuk mewarnai hari-hari yang kelabu.

Cara paling mudah adalah dengan mengiyakan semua ajakan teman.

Jika mereka mengajakmu liburan, mencoba wahana hiburan baru, atau sekadar nongkrong di warung kopi, ikutlah mereka. 

Meskipun kamu merasa malas karena energimu sudah terkuras memikirkan mantan, paksalah diri kamu untuk ikut mereka.

Mungkin kamu sedikit kurang menikmati karena masih terbayang-bayang mantan, tapi kamu masih bisa tertawa dengan mereka. Ini adalah langkah yang bagus karena pikiran kamu tidak hanyut oleh kesedihan terus menerus.

Tapi bagaimana kalau tidak ada yang mengajakmu?

Mudah saja. Kamu yang harus mengajak mereka.

5. Memanjakan diri sendiri

Jika sebelumnya kamu jarang memanjakan diri karena dipusingkan sama masalah pacaran, maka ini saat yang tepat untuk memanjakan diri kembali. Asiknya lagi, sekarang kamu bisa melakukannya setiap hari!

Buatlah teh hangat, susu cokelat, kopi, atau apa pun minuman kesukaanmu. 

Bacalah buku-buku yang selama ini kamu tidak punya waktu untuk membacanya.

Menulislah novel atau buku seperti yang kamu cita-citakan.

Pesanlah makanan yang kamu suka. Semua porsi untukmu, kamu tidak perlu membaginya lagi seperti dulu.

Pergilah ke salon untuk perawatan rambut. Potong rambutmu dengan model yang kamu inginkan.

Manjakan diri kamu semanja-manjanya. Tidak ada yang melarangmu!

6. Paksakan diri untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat

Ketika putus cinta, kamu biasanya berada di salah satu posisi ini:

– Makan sedikit atau tidak makan sama sekali karena tidak ada nafsu makan

– Makan terlalu banyak atau makan sembarangan sebagai alat menghibur diri

Makan sedikit atau tidak makan sama sekali busa membahayakan kesehatanmu karena badanmu jadi kurang vitamin, kurang bertenaga, dan kamu mudah sakit.

Makan terlalu banyak atau makan sembarangan juga sama berbahayanya karena kamu berpotensi obesitas, gula darah naik, hipertensi, dan sebagainya.

Apa pun posisi kamu sekarang, paksakan diri untuk mengonsumsi makanan sehat.

Badan dan pikiran adalah satu kesatuan. Jika badan sakit, maka pikiran juga sakit. Berlaku juga sebaliknya.

Kalau nafsu makan kamu tidak juga muncul, berkonsultasilah ke dokter dan minta resep untuk menambah nafsu makan. Ikuti semua sarannya dan rutin minum obat yang diberikan. Jangan malas-malasan!

Saat tubuhmu sehat, pikiranmu pun sehat. Kamu jadi lebih mudah melalukan cara move on lainnya. Proses move on jadi lebih cepat.

7. Kurangi begadang dan tidur yang cukup

Pikiran yang kacau setelah putus cinta biasanya bikin orang susah memejamkan mata.

Kamu bertanya-tanya apa yang sedang dia lakukan sekarang. Apa dia lagi tidur berdua sama pacar barunya? Apa dia juga memikirkanmu? Apa dia juga susah tidur seperti kamu? Dan jutaan pertanyaan lain yang mengganggumu.

Akibatnya kamu banyak begadang karena selalu memikirkannya. Kalau pun tidur, palingan kamu cuma tidur satu atau dua jam saja. Itu pun tidurnya kurang nyenyak karena kamu mimpi ketemu mantan.

Kalau cuma sehari atau dua hari, mungkin masih belum berasa efeknya. Tapi bagaimana kalau sampai berhari-hari atau berbulan-bulan?

Cepat atau lambat, badan kamu akan menyerah karena kurang istirahat. 

Atur jadwal tidurmu supaya kamu bisa tidur teratur.

Masuklah ke kamar lebih awal. Matikan semua lampu. Jangan bermain smartphone. Jangan menonton film, membaca buku, atau bermain video game. 

Cobalah memejamkan mata sampai kamu terlelap. 

Untuk sementara, kurangi atau berhenti minum kopi agar kamu tidak terjaga semalaman.

Jika masih susah tidur, pergilah ke dokter untuk minta obat tidur supaya kamu bisa beristirahat.

Tidur adalah obat terbaik untuk penyakit apa pun, termasuk sakit karena putus cinta. Jika kamu kurang tidur, maka penyakit itu tidak akan sembuh, malah semakin menjadi-jadi. 

Ketika tubuhmu dan pikiranmu segar, kamu bisa melakukan cara move on lainnya dengan lebih mudah.

8. Kencan dengan gebetan baru

Ingatkah perasaan kamu ketika pertama kali kencan dengan orang baru?

Senang karena bisa mengobrol dengan orang yang kamu suka. Seru karena kamu dan gebetan saling berusaha mengenal lebih dalam.

Perasaan senang dan seru itulah yang harus kamu dapatkan lagi untuk mengobati perasaan yang tergores.

Apalagi karena kamu sudah single kembali, maka tidak ada salahnya untuk kencan dengan orang baru.

Tujuan dari kencan ini bukanlah untuk mencari pelarian atau cepat-cepat mendapat pacar baru, tapi murni untuk bersenang-senang.

Tidak perlu takut dicap PHP sama gebetan. Bilang ke dia kalau tujuan kencan ini untuk bersenang-senang bersama, bukan untuk pacaran. Katakan kalau kamu baru putus dan perlu teman untuk ngobrol.  

Semakin sering kamu kencan, proses move on kamu berjalan semakin cepat.

Ini jauh lebih baik daripada mengurung diri di kamar seharian.

Tidak perlu khawatir kalau kamu susah mendapat gebetan.

Kamu tinggal tonton di video KC STAR “5 Tips Memperluas Pergaulan dan Nambah Gebetan”, Coach Lex DePraxis membocorkan semua rahasia bagaimana bikin gebetan tertarik sama kamu hanya dengan 5 tips mudah yang bisa kamu coba. 

9. Menulis perjalanan move on

Menulis adalah bentuk komunikasi dengan diri.

Ketika kamu menulis, kamu mengeluarkan semua apa yang kamu pikirkan ke atas kertas. 

Itu sebabnya mengapa banyak orang merasa lega setelah menulis status di Facebook atau Twitter; karena apa yang dia pendam di kepala akhirnya keluar semua.

Jadi tugas kamu sekarang adalah menulis semua yang kamu rasakan selama perjalanan move on ini. 

Menulis di sini berarti kamu menulis di buku atau di aplikasi catatan smartphone, bukan menulis di media sosial. 

Tulisan ini memang untuk kamu baca sendiri, bukan untuk dibaca orang lain.

Tulis semua yang kamu rasakan ketika berusaha move on, beserta progres yang kamu rasakan selama melakukan cara-cara move on.

Kalau kamu merasa sedih, tulis alasannya mengapa kamu sedih. 

Mungkin karena kamu baru lewat di depan kafe tempat kencan pertama kali sama mantan. 

Mungkin karena kamu melihat boneka atau mainan mantan di meja kerja yang belum kamu rapikan. 

Mungkin karena kamu sekilas melihat orang yang mirip dengannya.

Apa pun itu tulis saja!

Supaya kamu banyak mendapat manfaat positif dari menulis, kamu bisa menonton video penjelasan lengkapnya di KC STAR “Tips Move On: Menulis Suara Hati dan Kegalauan.”

10. Perbanyak kegiatan di luar, bukan di kamar

Kalau kamu banyak menghabiskan waktu di kamar sendirian, kamu cenderung banyak melamunkan mantan.

Kamu jadi teringat kembali masa-masa bahagia dengannya, lalu menggalau lagi, ingin balikan lagi. 

Jadikan kamar sebagai tempat beristirahat saja, selain itu lakukanlah banyak kegiatan di luar.

Jalan kaki di halaman rumah, nongkrong bareng teman-teman, ikut kegiatan komunitas, olahraga di gym, pergi ke perpustakaan, jalan-jalan ke daerah yang belum pernah kamu kunjungi di kota kamu, dan sebagainya.

Biarkan badan kamu lelah oleh kegiatan-kegiatan seru. Saat badanmu lelah, kamu tidak punya waktu untuk memikirkan mantan. Tidur juga jadi lebih nyenyak. 

Kamu tidak perlu melakukan sepuluh cara move on di atas secara berurutan. Lakukan yang menurutmu paling mudah, baru lakukan yang lainnya. 

Tulis perkembangan yang kamu rasakan selama melakukan cara-cara move on. Tujuannya biar kamu tahu hal-hal mana saja yang bisa ditingkatkan atau dikurangi. Kamu juga jadi bisa introspeksi apa yang sudah kamu lakukan. 

Jangan terburu-buru melakukan semuanya. Santai saja melakukan salah satu cara move on dan bergerak ke cara lainnya.

Lebih baik melakukan selangkah kemajuan setiap hari daripada berlari lalu berhenti karena merasa terlalu ribet dan capek.

CHAPTER 5:

Berapa Hari Waktu Untuk Move On?

Ini adalah pertanyaan yang sering muncul di pikiran para pejuang move on.

Jika kamu tanyakan ini ke teman-temanmu, pasti jawabannya beragam. 

Ada yang bilang sebulan, tiga bulan, satu tahun, bahkan ada yang mengaku bertahun-tahun belum bisa move on.

Tapi berapa hari waktu yang dibutuhkan untuk move on menurut penelitian?

Penelitian dari Monmouth University di New Jersey menjelaskan bahwa perlu 11 minggu bagi seseorang untuk melihat sisi positif dari perpisahan.

Setelah dapat melihat sisi cerah dari hal yang kurang menyenangkan ini, move on dapat berjalan lebih mudah.

Penemuan yang diteliti oleh Gary Lewandowski dan Nicole Bizzoco itu pun menemukan bahwa seseorang butuh 6 bulan untuk move on setelah patah hati.

Sebelas minggu pertama, umumnya orang akan merasa lebih baik pada dirinya dan mulai membuat rencana untuk membenahi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Kedua peneliti tersebut melibatkan 155 responden yang baru putus cinta selama 6 bulan terakhir. Mereka menemukan, sebanyak 71% partisipan mengaku sudah bisa move on kurang lebih selama 6 bulan.

Selain itu, Gary dan Nicole menemukan bahwa 3 bulan setelah patah hati adalah masa penyembuhan, periode untuk menerima kenyataan yang ada saat itu.

Waktu 11 minggu sampai 6 bulan ternyata berlaku pada hubungan dalam jangka pendek dan menengah.

Lalu, bagaimana dengan hubungan yang sudah berjalan bertahun-tahun atau bagi mereka yang bercerai?

Sebuah situs kencan online, Fifties, melakukan penelitian terhadap hal tersebut dan menemukan, setidaknya butuh 18 bulan untuk dapat bangkit lagi setelah bercerai dalam pernikahannya.

Jadi, butuh waktu 6x lebih lama dari jangka waktu yang ditemukan oleh Gary dan Nicole.

Mengapa bisa begitu?

Sebab, pernikahan memiliki komitmen yang lebih serius dan lebih dalam.

Satu dari enam responden mengaku sulit untuk menerima kegagalan dalam pernikahan. 

Sebanyak 31% responden mengatakan bahwa mereka terkadang masih suka merasa sedih setelah 18 bulan berlalu. Sedangkan 43% lainnya merasa lebih lega saat kasus perceraian selesai.

Melihat jangka waktu move on yang lumayan lama, maka kamu tidak perlu khawatir jika di bulan-bulan awal merasa belum ada perubahan. 

Jangan patah semangat sampai kamu merasakan tanda-tanda berhasil move on seperti di chapter berikutnya. 


Baca artikel lain:


CHAPTER 6:

7 Tanda Kamu Berhasil Melakukan 10 Cara Move On Di Atas

Barangkali setelah melakukan cara-cara move on di chapter sebelumnya, kamu jadi bertanya-tanya apa tandanya kalau kamu sudah berhasil move on?

Jika kamu sudah merasakan salah satu atau semua tanda di bawah ini, maka SELAMAT! Kamu sudah berhasil move on!

1. Tidak ada keinginan untuk mencari tahu kabar mantan

Jika kamu rutin melakukan cara-cara move on itu, perlahan-lahan kamu tidak lagi tertarik dengan kabar mantan. 

Bahkan kalau teman-temannya memberitahukan kabar mantan pun, kamu merasa santai. Tidak lagi kaget, sedih, marah, dan sebagainya. Mungkin kamu akan terkenang momen-momen bersamanya, tapi itu tidak lagi menyakitimu. 

2. Berada di tempat kenangan bersama mantan terasa biasa saja

Ketika baru putusan, hati terasa sesak saat melihat tempat-tempat kenangan bersamanya. Berada di kafe, restoran, mall, perpustakaan, toko pakaian, dam tempat kenangan lainnya terasa seperti melihat masa lalu yang menyedihkan. Memori saat-saat bahagia bersamanya terus berputar tanpa henti.

Begitu kamu sudah move on, maka tempat-tempat penuh kenangan itu sama seperti tempat lainnya. Kamu menikmati kebersamaanmu bersama teman-teman di sana, tidak lagi merasa sedih atau sebagainya. 

3. Kamu bisa santai pakai media sosial tanpa baper

Media sosial dapat mempersulit proses move on karena si dia selalu ada di mana-mana. 

Makanya hal pertama supaya move on adalah kamu harus unfollow, memblokir dia, dan menghentikan segala bentuk komunikasi dengannya agar kamu tidak perlu melihat dia di timeline kamu atau mencegah kamu stalking dia. 

Sekarang, kamu sudah bisa pakai media sosial secara normal tanpa baper. Kalau foto atau status mantan lewat di Instagram, kamu bisa melihatnya tanpa terluka. 

4. Siap menjalani hubungan cinta yang baru

Inilah tanda move on yang mudah sekali dikenali. 

Kamu mulai tertarik dan mendekati orang lain bukan untuk mencari pelarian dari mantan, tetapi karena pikiranmu sudah tidak tergganggu dari kenangan mantan dan siap memulai hubungan baru. 

Kamu menjadi pribadi yang lebih baik di depan gebetan baru dan merasa mampu membangun hubungan yang tidak berdasarkan balas dendam pada mantan.

5. Hidup terasa normal kembali

Sebelumnya kamu sulit tidur, tidak nafsu makan, sulit menikmati hiburan bersama teman-teman atau melakukan hal yang kamu suka, dan sebagainya.

Tapi kini semua terasa normal kembali.

Kamu bisa tidur nyenyak tanpa memikirkan mantan, bisa makan dengan lahap, bisa tertawa-tawa bareng teman-teman, asik menggeluti hobi yang kamu suka, dan hal-hal normal lainnya.

6. Tidak ada dendam, bahkan turut bahagia ketika melihat mantan sukses

Kamu merasa senang ketika mendengar kabar mantan sudah memiliki pasangan baru atau meraih kesuksesan di karirnya. Kamu bahagia melihat hidupnya kini berkembang ke arah lebih baik. 

Jika kamu sudah bisa bersikap tidak peduli sama mantan, tetapi masih bisa merayakan kesuksesan untuknya, kamu berhak menganggap dirimu sudah berhasil move on!

7. Kamu menjadi pribadi yang lebih baik 

Kamu mengambil banyak pelajaran berharga dari hubungan sebelumnya. 

Kamu jadi mengerti langkah terbaik kalau menghadapi masalah yang sama di hubungan selanjutnya. 

Kamu memperbaiki kekurangan-kekurangan diri kamu. 

Kamu bertemu dengan orang-orang baru di komunitas-komunitas yang kamu ikuti selama proses move on. 

Kamu menjadi lebih fokus ke diri kamu. 

Kamu merasa sangat menyayangi diri kamu.

Dengan kata lain, kamu jadi lebih baik dari sebelumnya!

Jangan menyerah kalau belum merasakan salah satu dari tanda move on di atas. 

Teruskan proses move on kamu. Jangan pusingkan kalau kamu merasa belum juga move on karena setiap orang punya tantangan dan hambatannya sendiri. 

Penutup

Hampir semua orang yang pernah menjalani hubungan cinta pasti setidaknya pernah mengalami putus cinta walau cuma sekali. 

Itu sebabnya mempelajari cara move on adalah hal yang sangat penting bagi kamu.

Kalau kamu putus cinta, kamu tahu cara move on yang tepat sehingga kamu bisa cepat move on.

Kalau pun kamu masih berada dalam hubungan cinta, kamu sudah mengerti langkah–langkah penyembuhan jika terjadi sesuatu di masa depan. 

Apa cara move on pertama kamu?

Silakan tulis di kolom komentar bawah.


Sumber:

Cambridge Dictionary: move on

Oxford Learner’s Dictionaries: move on

Macmillan Dictionary: move on

Move on bukan melupakan

Gender and Emotional Expressiveness: An Analysis of Prosodic Features in Emotional Expression

Going to the heart of the matter: do negative emotions cause coronary heart disease?

The Breakup Project: using evolutionary theory to predict and interpret responses to romantic relationship dissolution

Breakups aren’t all bad: Coping strategies to promote positive outcomes

How Does the Brain React to a Romantic Breakup?

Male / Female Brain Differences? Big Data Says Not So Much

Addition through subtraction: Growth following the dissolution of a low quality relationship

Moving on: Average divorcee takes almost 18 months to get over split