8 Mitos Perusak Hubungan Pernikahan

Home Articles 8 Mitos Perusak Hubungan Pernikahan
Share the knowledge!

Apakah Anda masih percaya dengan mitos? Dalam masalah percintaan, ada banyak mitos yang ternyata dapat mengganggu hubungan Anda, jika Anda percaya akan hal itu. Menurut Terri Orbuch, penulis buku “5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great”, percaya dengan mitos dapat mengikis kebahagiaan sebuah hubungan pernikahan. Apalagi, jika kita masih percaya bahwa hubungan harus mengikuti cara-cara tertentu dan ketika Anda tak bisa mengikutinya maka rasa frustasi akan menguasaimu. “Frustasi adalah nomor satu yang dapat merusak hubungan,” kaya Orbouch. Dilansir dari laman Livescience, berikut 8 mitos yang dapat merusak hubungan pernikahan.

1. Mitos: Sebuah hubungan yang baik tak perlu dirawat

Fakta: “Hubungan yang kuat dan tahan konflik adalah hubungan yang dirawat dengan usaha keras,” kata Lisa Blum, Psy.D, psikolog klinis di Pasadena dan Los Angeles, yang mengkhususkan diri dalam terapi emosional terfokus dengan pasangan. Menurutnya, layaknya sebuah taman kita membutuhkan pupuk untuk tetap terlihat indah.

2. Mitos: Jika kalian sudah saling mencintai, kalian sudah mengetahui kebutuhan dan perasaan masing-masing.

Fakta: “Ini sama saja mengharapkan pasangan Anda untuk membaca pikiranmu,” kata Blum. Padahal saat sudah dewasa, kita tahu bagaimana caranya mengomunikasikan perasaan dan kebutuhan kita. Dan kualitas yang baik dalam hubungan adalah baik Anda ataupun pasangan mampu saling mendengarkan keinginan dan kebutuhan masing-masing.

3. Mitos: Jika Anda sangat mencintai dia, maka gairah tak akan pernah hilang

Fakta: Gara-gara film dan novel romantis, kita berasumsi bawa jika kita benar-benar mencintai seseorang, maka gairah cinta dan seksual tak akan pernah pergi. Dan jika menghilang, kemudian kita berpikir, “Hubungan ini pasti ada yang tak benar” atau “Hubungan kita dalam masalah,” kata Orbouch. Padahal hilang gairah dalam sebuah hubungan wajar dirasakan. Yang menyebabkan hilangnya rasa itu adalah rutinitas sehari-hari. Hilang gairah hanya dirasakan hanya di beberapa waktu saja, dengan sedikit perubahan tentu hubungan kembali seperti dulu. Jika tidak dijaga, pelan-pelan gairah pun bisa memudar. Sesekali, lakukan hal yang menyenangkan dan di luar rencana. Hal-hal spontan ini bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan gairah dan menghangatkan kembali hubungan Anda.

4. Mitos: Punya anak akan menguatkan pernikahan

Fakta: Beberapa penelitian menunjukkan kebahagian pasangan umumnya menurun setiap memiliki seorang anak. Ini bukan berarti cinta Anda berdua semakin berkurang atau kehadiran anak kurang menyatukan Anda. Yang sesungguhnya terjadi adalah tantangan yang semakin bertambah dan hubungan yang semakin rumit. Sebagai pasangan, Anda harus realistis tentang kapan momen yang tepat untuk memiliki anak. Jangan pernah menganggap memiliki anak adalah solusi untuk meredam konflik Anda dengan pasangan.

5. Mitos: Cemburu Tanda Cinta

Faktanya: Rasa cemburu berlebihan justru menunjukkan perasaan insecure terhadap diri sendiri dan hubungan yang dijalani. Lama-kelamaan, rasa cemburu malah bisa menghancurkan hubungan karena tidak adanya rasa percaya. Mencoba membuatnya cemburu juga akan menjadi bumerang untuk kamu. Pria biasanya akan merasa marah dan kecewa jika dipermainkan perasaannya.

6. Mitos: Pertengkaran Merusak Hubungan

Fakta: “Sesungguhnya yang bisa merusak pernikahan adalah tidak menyelesaikan konflik atau pertengkaran Anda. Pertengkaran merupakan suatu komunikasi penting dan bisa membantu menyelesaikan konflik,” kata Blum. Dalam menyelesaikan masalah kamu harus turunkan emosi agar bisa menemukan solusi dari pertengkaran Anda. Jangan menggunakan kata-kata kasar pada saat bertengkar. Katakan saja apa yang ada di perasaan Anda dan hindari tuduhan serta prasangka. Fokus pada masalah yang diperdebatkan dan jangan mengungkit hal-hal lain apalagi kesalahan masa lalu.

7. Mitos: Pasangan harus berubah agar hubungan lebih baik

Fakta: Seringkali kita sibuk mengkritik pasangan dan lupa berkaca pada diri sendiri. Kita selalu menuntut dia untuk berubah padahal mungkin saja ia juga punya tuntutan terhadap kita. Kecuali jika pasangan Anda punya hobi melakukan kekerasan maka ia memang harus berubah. Namun jika masalah Anda tidak separah itu maka Anda dan pasangan harus sama-sama berubah jika dihadapkan pada suatu masalah.

8. Mitos: Berkonsultasi dengan ahli harus menunggu hubungan memburuk

Fakta: Jika Anda dan pasangan sudah tidak mampu mengatasi sendiri masalah Anda, tak ada salahnya berkonsultasi dengan ahli. Tak perlu menunggu hubungan Anda di ambang perceraian sebelum berkonsultasi dengan ahli. Semakin lama Anda tunggu, semakin parah masalah yang mendera Anda berdua. Terapi konsultasi pasangan lebih efektif jika dilakukan untuk mencegah dan pada tahap awal ketimbang jika dilakukan pada saat hubungan sudah di ujung perceraian.

Share the knowledge!