Cara Praktis Memahami Curhat Pasanganmu

Bayangkan setelah menabung bertahun-tahun, akhirnya kamu punya tabungan lima puluh juta. Kamu mau pakai uang itu untuk buka usaha ayam geprek, tapi kamu takut bangkrut. Akhirnya kamu curhat ke pasanganmu, Putri Tanjung.

“Gimana kita bisa tau resikonya kalau engga kita ambil? High risk, high return,” ujarnya.

Kata-kata itu menancap di dadamu. Kamu merasa dia gak berempati dengan usahamu menabung sampai lima puluh juta.

“Yha situ enak anak orang kaya. Uang lima puluh juta tinggal minta bapak,” kamu melawan.

Akhirnya kalian bertengkar panjang dan besoknya viral.


Baca Artikel Lain:


Salah satu batu sandungan terbesar dalam hubungan adalah gak berempati dengan pasangan. Ketika pasanganmu curhat masalahnya, kamu anggap itu masalah sepele. Ini yang bikin pasangan merasa gak dipahami dan direndahkan.

Ada banyak penyebab yang bikin kamu sulit empati. Bisa karena kamu lelah berempati terus-terusan ke pasangan, kamu kurang dapat empati di keluarga jadi gak terbiasa berempati, atau lainnya.

Apa pun penyebabnya, kekurangan ini harus dicongkel habis. Kalau dibiarkan, gak bakal ada pasangan yang betah bersamamu. Siapa yang mau berlama-lama dengan orang yang sulit mengerti kesusahan orang lain?

Agar mengerti apa yang dirasakannya, cobalah diam tanpa melakukan apa pun ketika dia curhat. Taruh smartphone, matikan laptop, dan jangan ngomongin solusi. Ini sangat membantumu fokus dengan apa yang dia ceritakan.

Ketika dia berhenti, ulangi semua kata-katanya di pikiran.

Contoh:

Pasangan: “Aku kesel kerjaan nambah melulu padahal kerjaan lain belum beres!”

Dengarkan lalu kamu ulangi: “Aku kesel… kerjaan nambah melulu… padahal kerjaan lain belum beres…”

Saat mengulang, kamu pelan-pelan meresapi keluhannya sehingga lebih merasakan apa yang dia rasakan. Hasilnya, kamu gak akan berkomentar seperti Putri Tanjung, tapi lebih pakai perasaan.

“Wah aku bisa bayangin kesusahanmu beb. Kalau butuh bantuan langsung bilang aja, aku pasti bantu sebisaku.”


Baca Artikel Lain:


Cara ini gampang dilakukan karena yang kamu perlukan cuma fokus mendengarkan dan mengulang. Mungkin awalnya kamu gak tahan untuk langsung berkomentar, tapi kalau rutin berlatih, kamu akan terbiasa berpikir dulu sebelum bicara. 

Obrolan memang jadi lebih lambat, tapi lebih berkualitas. Gak ada ketus-ketusan, saling menyangkal, menguliahi, dan merendahkan. Kalian jadi sama-sama senang dan tentu saja makin mesra.

Dengan pengetahuan baru ini, maukah kamu berusaha memahami curhat pasangan?