Pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri apakah salah kamu atau pasangan saat kalian bertengkar atau hubungan kalian gagal? Karena lebih mudah menyalahkan orang lain daripada evaluasi diri, terutama saat kamu masih dikuasai kemarahan dan patah hati.
Meski sulit untuk didengar, kamu sendiri punya andil dalam setiap konflik yang terjadi di antara kalian! Ketimbang menyalahkan pasangan dan menyuruh pasangan meminta maaf padamu, lebih baik diam sejenak, luangkan waktu tenang untuk mempertimbangkan semuanya yang terjadi, karena siapa tahu kamu juga melakukan kesalahan yang luput dari matamu. Bagaimana cara mengetahuinya? Bagaimana juga cara membedakan kamu yang salah atau dia yang salah? Ini dia caranya!
1. Mencoba Posisikan Dirimu Sebagai Pasangan
Setiap orang merasakan hal yang berbeda-beda saat berhadapan dengan situasi yang sama. Begitu pula dengan kamu dan pasangan. Misalnya, kamu pulang kerja terlalu malam dan lupa mengabari pasangan yang cemas menanti kamu di rumah. Kamu memang jujur hanya bekerja, tidak berbohong sama sekali, tetapi pasangan tetap khawatir.
Pada situasi seperti itu, berhakkah kamu marah-marah pada pasangan karena terlalu mengkhawatirkanmu? Boleh saja kamu sedikit menegur dia karena terlalu khawatir, tetapi kamu juga harus meminta maaf karena lupa mengabari.
2. Ingat, Konflik Bisa Terjadi Bukan Karena 100% Kesalahan Pasangan
Kamu dan pasangan menjalani relationship ini berdua. Kalian berbagi kebahagiaan, berbagi kesulitan, tentunya ketika konflik terjadi, logika yang paling masuk akal adalah kalian sama-sama punya andil dalam menyebabkan konflik tersebut.
Kebencian dalam pertengkaran bisa terjadi karena salah satu pihak merasa diperlakukan tidak adil. Hindari mental Alpha, di mana kamu tidak pernah salah, pasangan tidak boleh membantah saat kamu memarahinya, dan dia harus menuruti apa katamu. Jalani hubungan yang seimbang dan setara.
3. Apakah Kamu Bahagia Bersama Pasangan? Atau Kamu Justru Tidak Bahagia Dengan Diri Sendiri?
Menegur atau memarahi pasangan karena kesalahannya itu perkara mudah. Namun, sudahkah kamu memberi dia kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya? Apakah kesalahannya bisa dibuktikan atau kamu hanya membuat-buatnya karena kamu kurang puas dengan diri sendiri atau pasangan?
Boleh saja kamu mengeluh sakit hati, tetapi jangan sampai pikiranmu dibutakan sampai tidak bisa berpikir jernih. Kemukakan keluhanmu dengan sehat dan terbuka, jangan langsung menyalahkan saja.
4. Saat Bertengkar, Jangan Memberi Silent Treatment Pada Pasangan!
Kalau sudah kesal, kecewa dan ngambek, mendiamkan pasangan jauh lebih mudah daripada mencari solusi. Padahal dengan silent treatment, kamu malah memosisikan dirimu sebagai korban dan memperkeruh masalah karena kamu membatasi komunikasi dengan pasangan. Dengarkanlah pasangan, carilah solusinya bersama. Hubungan ini kalian jalani bersama, berarti sudah menjadi tanggung jawab kalian berdua.
5. Jangan Berpikiran Negatif Terus Tentang Pasangan!
Pikiran negatif menghalangi semua rasionalisme masuk dalam akal sehat kamu. Jangan berasumsi pasanganlah yang salah, jangan berasumsi pasangan tidak lagi sayang padamu/membenci kamu/tidak mau mendengarkan kamu. Berargumenlah secara konstruktif dan kupas masalah kalian sampai tuntas.
Dengarkan pasangan, biarkan dia memberikan kejelasan sampai tuntas. Jangan sampai kamu terlalu sibuk dengan pikiran negatif kamu saja.
Pada akhirnya, relationship mendorong kamu untuk bersikap lebih objektif dalam menghadapi masalah dan belajar menghormati pasangan. Ingat, kamu memilih dia karena cinta dan keputusan kamu sendiri. Sudah menjadi tanggung jawab kamu untuk ikut andil dalam menyelesaikan masalah, bukannya menyalahkan dia dan meminta dia berusaha sedangkan kamu berpangkutangan.