Ingin Dimengerti Pasangan? Buang Komunikode, Lakukan Komunikasi!

Terkadang sulit bagimu untuk mengungkapkan perasaan dan didengar pasangan. Apalagi kalau kamu sudah takut duluan apabila uneg-uneg yang kamu keluarkan bisa menyakiti hati pasangan. Pada akhirnya, kamu pun jadi frustasi sendiri saat mencoba komunikasi.

Namun, itu tidak bisa menjadi alasan buat kamu main kode-kodean atau melakukan silent treatment pada pasanganmu. Itu tandanya kamu kurang dewasa dan tidak berkualitas untuk menjalin hubungan. Agar kamu benar-benar didengar pasangan, kamu harus memperhatikan caramu menyampaikan uneg-unegmu. Banyak sekali pasangan yang akhirnya bertengkar karena salah kata atau salah penyampaian dalam mengungkapkan perasaan. Poin utama yang seharusnya disampaikan malah terabaikan karena terlanjur bertengkar.

Nah, kamu tentu tidak ingin itu terjadi, bukan? Kamu harus bisa mengendalikan emosi dan belajar menyaring kata-kata yang hendak kamu ucapkan. Agar penyampaianmu tepat sasaran, berikut ini adalah beberapa langkah yang patut kamu coba agar lebih mudah didengar pasangan.

1. Hindari Kata “Kamu”


via Pixabay

Yap, sudah sering disebutkan di artikel sebelumnya, kalau kamu ingin komunikasi berjalan sukses, selalu hindari kata “Kamu”. “Kamu” memberikan kesan defensif terhadap pasangan. Selain itu, kamu juga membuat pasangan merasa dituduh olehmu. Bayangkan ini berkali-kali di pikiranmu, “Kamu nggak pernah dengerin aku!” terdengar lebih kasar daripada “Aku ngerasa kamu nggak mau dengerin aku.”

Menggunakan kata “Aku” di awal kalimat akan mengurangi kesan kamu menyalahkan pasangan. Selalu ingat poin ini kalau kamu ingin punya komunikasi yang efektif dengan pasangan.

2. Buatlah Kata Pengantar


via Huffington Post

Sama seperti menulis skripsi, kamu juga perlu membuat kata pengantar tentang apa yang hendak kita ucapkan ke pasangan. Cara ini jauh terasa lebih halus daripada kamu langsung loncat ke topik permasalahan dan konfrontasi. Jadi, sebelum kamu menyebutkan masalahmu, mulailah dengan:

“Akhir-akhir ini aku ngerasa ada yang nggak enak, kita omongin yuk.”
“Aku ngerasa bingung, kamu mau bantuin aku?”
“Sayang, kenapa ya, aku ngerasa sedih belakangan ini…”

Pasangan pasti akan lebih bersedia untuk berbicara denganmu daripada menghindar karena takut kena masalah olehmu.

3. Ungkit Masalah yang Tidak Pernah Dibicarakan


via Story Preserve

Pasti kamu memiliki topik atau masalah yang nyaris tidak pernah dibicarakan olehmu dan pasangan. Nah, daripada kamu membiarkannya membusuk dan menggerogoti hati kamu, langsung saja bahas masalah tersebut pada pasangan. Dengan cara ini, kamu akan langsung didengarkan oleh pasangan. Bahaslah masalah itu secara serius dan rasional. Dijamin perhatian pasanganmu akan langsung teralihkan padamu. Bisa jadi pasangan malah menghargaimu karena keberanianmu mengungkapkan masalah yang malu dibicarakan olehnya.

4. Akui Kesalahan Kamu


via Huffington Post

Semua orang pasti senang saat pasangannya mau mengakui kesalahannya. Gunakan cara ini agar kamu lebih mudah didengar. Mulailah pembicaraan dengan, “Maaf ya, akhir-akhir ini aku…” atau “Sayang, sebelumnya aku minta maaf aku punya salah sama kamu…”

Setelah kamu mengucapkannya, kamu sukses mencegah potensi konflik terjadi. Makanya, pasangan jadi lebih mudah mendengar dan menerima apapun yang ingin kamu katakan.

5. Perhatikan Bahasa Tubuh Kamu


via Huffington Post

Manusia lebih mudah mengenali bahasa tubuh atau komunikasi non-verbal. Perhatikan apabila kamu bersikap defensif seperti melipat tangan, terlihat tidak sabar dengan mengetukkan kaki atau jemari, memutar mata karena meremehkan pasangan, dan lain sebagainya. Fokuskan tatapan matamu ke pasangan saat berbicara, perhatikan pula gerakan tangan dan nada bicaramu.

6. Tetap Tenang


via Community Orange Magazine

Menjaga emosi tetap tenang dalam menghadapi konfrontasi adalah salah satu tanda kecerdasan emosional, lho. Membiarkan dirimu dikuasai emosi dapat menciptakan konflik tidak penting. Meninggikan suara atau pun terlihat frustasi dapat membuat lawan bicara bersikap defensif dan sulit menerima apa yang kamu katakan. Kalau kamu merasa masih dikuasai emosi, tarik napas dalam-dalam sebelum bicara atau sebaiknya undur waktu beberapa jam untuk menguasai diri terlebih dulu sebelum memulai pembicaraan.

7. Cari Waktu yang Tepat


via Huffington Post

Kalau pasangan kelihatannya lelah sepulang kerja, apakah itu saat yang tepat untuk mengajaknya berbicara serius? Bersikaplah sensitif terhadap kondisi pasangan pada saat itu. Jika kamu sudah tidak sabar, tahanlah diri sambil memikirkan strategi dan merangkai kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Oh ya, untuk lebih membantu, kamu bisa membawakan minuman hangat ke pasangan agar dia mau lebih terbuka untuk berbicara denganmu.

8. Hindari Mengeneralisir


via Huffington Post

Tanpa sadar, kamu melakukan generalisasi saat menuduh pasangan dengan kata, “Kamu nggak pernah…” atau “Kamu selalu…”. Tidak efektif, bukan? Alih-alih generalisir pasangan, cobalah untuk lebih spesifik lagi. Misalnya, “Aku kesel nungguin kamu sampai 1 jam lebih buat jemput aku.”

Saat kamu spesifik, masalah yang kalian bicarakan tidak akan menyebar dan potensi untuk mengungkit masalah lainnya jadi mengecil. Pasangan juga tidak menganggap sikap kamu berlebihan.

9. Dengarkan Pasangan


via Pixabay

Setelah kamu puas mengeluarkan uneg-unegmu dengan poin-poin di atas, pasangan pasti sudah siap menjawab atau menyampaikan opininya. Giliranmu sekarang adalah mendengar dengan baik. Pasangan akan lebih antusias mendengarkanmu saat dia mendapat kesempatan untuk berbicara juga. Makanya, biarkan saja dia mengeluarkan keluh kesahnya. Tetaplah sabar dan dengarkan pasangan. Komunikasi terasa jauh lebih efektif saat kedua pihak sama-sama mendapatkan kesempatan yang adil untuk menyuarakan pendapatnya.