Saat menjalani hubungan, mudah sekali buat kamu terjebak baper. Sangat wajar, kok. Manusia adalah makhluk berperasaan, makanya kamu bisa baper. Akan tetapi, baper bisa fatal dalam hubungan kalau kamu membumbuinya dengan ekspektasi dan asumsi.
Ketika seseorang baper lalu terpengaruh ekspektasi dan asumsi biasanya menginginkan hal lebih dalam hubungan. Apa yang dia inginkan tentunya tidak realistis dan egois. Lalu pasangannya terpaksa menuruti ekspektasi tersebut, meskipun pada awalnya dia tidak suka. Dia mengikutinya karena demi membahagiakan pasangannya atau terasa baik-baik saja di awal.
Iya, pada awalnya terasa asyik-asyik saja. Akan tetapi, ketika ekspektasinya yang tidak realistis itu tidak terwujudkan, pasangan yang baper akan berasumsi yang tidak tidak tentang pasangannya. Kemudian dia akan kecewa ketika setelah hubungan berjalan lama, pasangannya ternyata tidak sesuai harapannya lalu dia menuntut pasangannya untuk berubah demi kebahagiaannya.
Inilah yang harus kamu hindari. Ekspektasi hanya membutakan akal sehatmu. Kamu jadi tidak bisa mengenal karakter pasangan yang sesungguhnya. Kamu sulit mensyukuri hubungan yang kamu miliki saat ini. Kamu memilih si dia menjadi pasanganmu karena menurutmu dia bisa menjadi alat untuk mewujudkan ekspektasimu. Jahat sekali, kan? Dan orang yang sudah baper dan dibutakan ekspektasi tidak akan sulit diajak berkomunikasi dengan sehat. Maka dari itu, lepaskan sikap baper dan ekpektasimu sebelum memulai hubungan. Karena inilah 4 hal berharga yang akan kamu dapatkan.
1. Empati
Tanpa ekspektasi, kamu bisa menyelami perasaan pasangan secara apa adanya. Kamu tidak akan merendahkan perasaannya ketika dia menunjukkan kerapuhannya di depanmu. Saat kamu dibutakan ekspektasi, kamu malah mengabaikan pasangan dan berusaha untuk mengubahnya menjadi sesuai apa yang kamu mau.
Tanpa baper dan ekspektasi, kamu akan mendapatkan empati. Kamu dapat merasakan apa yang dirasakan pasangan. Saat kamu masih dibutakan ekspektasi, kamu tidak akan melihat apa-apa kecuali keinginanmu yang egois. Ketika pasangan mencoba untuk berkomunikasi denganmu, kamu akan berubah jadi monster yang mengabaikan kebutuhannya dan memaksa dia untuk berubah.
2. Apresiasi
Sebuah komunikasi membutuhkan kejujuran, dan kamu harus menerima kejujuran dari pasangan, sepahit apapun itu. Pasti ada kalanya kamu menyinggung hati pasangan, dan ketika pasangan mengungkapkan perasaannya padamu, kamu bisa memahami apa yang dia rasakan dan mencoba untuk berkompromi dengannya. Kamu jadi sanggup menghargai kejujuran yang diberikan pasangan kepadamu. Bayangkan kalau kamu terlanjur terpengaruh baper dan ekspektasi. Kamu pasti tidak akan bisa menerima kritik pasangan.
3. Bisa Memahami Tanpa Baper
Kamu tidak bisa mengontrol perasaan pasangan. Kalau kamu tidak memiliki ekspektasi, kamu akan dapat mengatasi semua konflik dengan emosi yang terkontrol saat baper. Kamu bisa introspeksi diri dan melihat letak kesalahanmu dalam konflik. Kamu tidak menjadikan emosimu menjadi beban yang harus ditanggung pasangan.
Baper memang tidak dapat ditahan, namun bisa kamu atasi dan kendalikan. Jangan sampai baper menutupi akal sehatmu untuk berpikir objektif dalam hubungan.
4. Kamu Bisa Memaafkan dan Merelakan
Orang baper pasti sulit melupakan masalah yang terjadi di masa lalu. Dia akan menemukan segala cara untuk mengungkit apa yang seharusnya sudah lewat ke dalam konflik yang ada saat ini. Dia menciptakan kebencian dalam hubungan, lalu menuntut pasangannya untuk melakukan hal-hal tidak realistis hanya karena dia tidak bisa merelakan apa yang sudah terjadi.
Tentu kamu tidak ingin hal ini terjadi padamu, bukan? Tidak ada gunanya menyimpan dendam di masa lalu karena kurangnya komunikasi yang efektif. Dan kamu juga tidak akan bisa berkomunikasi dengan efektif kalau akal sehatmu sendiri sudah dikuasai oleh ekspektasi kekanakanmu. Mulai sekarang, jalani saja hubungan sebagaimana adanya. Kamu tidak memerlukan ekspektasi berlebihan untuk mendapatkan hubungan yang bahagia.