4 Langkah Menghindari Pacaran yang Tidak Sehat

Sebelumnya di artikel Stockholm Syndrome: Mencintai Walau Disakiti, saya membagikan bagaimana hubungan yang menyakiti ini bisa terjadi. Kali ini saya akan bagikan empat tips untuk menghindari pacaran yang tidak sehat. 

KENALI GEJALA PACARAN YANG TIDAK SEHAT SEDINI MUNGKIN

Ya, ini adalah tips yang kerap disepelekan tapi justru paling vital. Perlu diketahui, Stockholm Syndrome berbentuk seperti lingkaran jika dianalogikan dalam sebuah simbol. Jika dari awal Anda sudah tidak menyadari bahwa Anda sedang menginjak titik awal lingkaran tersebut, maka selamat datang di Stockholm Syndrome! So, seperti apa sih titik awal itu? Gejalanya bisa Anda lihat mulai dari fase PDKT. Kalau dari PDKT aja si dia sudah suka ngatur-ngatur/melarang ruang gerak Anda, say good bye to him/her. Karena ingat baik-baik, kalau perlu laminating tulisan ini di benak Anda, Stockholm Syndrome itu bermula dari sifat posesif. Dan kalau sudah tau si dia posesif, jangan bodoh dengan berharap dia akan berubah suatu saat nanti atau Anda sok jadi pahlawan ingin mengubah dia.

Logika sederhananya, kalau Anda disuruh memilih antara hubungan yang jelas-jelas berisiko dan hubungan yang belum terlihat risikonya Anda pilih yang mana?

UBAH MINDSET ANDA

Setelah membaca artikel ini, singkirkan pemahaman dari benakmu, buang lagu-lagu dan film, bakar majalah-majalah yang intinya berkoar bahwa posesif adalah tanda cinta. Sebab posesif bukanlah belenggu penuh kasih sayang, tapi tak lebih dari sebuah penjara cinta dengan jeruji insekuritas. Balik lagi ke akal sehat. Bila dia sayang Anda, tidak mungkin Anda disiksa dan diisolasi dari lingkungan sosial Anda sendiri kan? Alasan sebenarnya adalah karena dia takut Anda tertarik dengan lawan jenis lain sehingga meninggalkan dia. Dengan kata lain, Anda punya kekasih yang minder. Selamat, rayakan.

KOMPROMI SEJAK AWAL RELATIONSHIP

Komprominya adalah Anda tetap bisa bebas hangout dengan teman Anda, begitu juga dia. Sebab ingat, salah satu bumbu penyedap sindrom ini adalah menyempitnya social circle yang sebenarnya bisa menolong Anda untuk menghindari sindrom ini. Bila dari awal tidak bisa sepakat, lebih baik tidak menjalaninya. Jangan sampai terjebak dalam pacaran yang tidak sehat.

BANGUN TEMBOK PRIVASI

Jangan budayakan saling sharing password akun media social, email, inspeksi history chat/SMS/telepon. Selain untuk menekan candu/bibit posesifnya, ini melatih trust antar kalian berdua. Walaupun status Anda in-relationship, tapi Anda sendiri tetaplah INDIVIDU YANG PUNYA PRIVASI. Juga agar Anda tetap memiliki sarana yang dapat Anda manfaatkan untuk meminta pertolongan dari pihak di luar kalian berdua jika Anda mulai menyadari adanya gejala sindrom ini.

Cintamu terlalu besar dan berharga untuk dikekang. Pancarkanlah hanya kepada mereka yang memiliki kapasitas tak terbatas untuk menampungnya.