Pasangan yang dapat dijadikan teman baik adalah impian semua wanita; terlebih lagi dengan imej yang diumbar-umbar Hollywood dan film-film korea bahwa pacar terbaik adalah sahabat terbaik. Bila pria sering terjebak jatuh cinta pada sahabatnya, maka wanita sering terjebak bersahabat dengan pacarnya. Ladies, perlu Anda ingat bahwa walaupun dia adalah pasangan sempurna yang mencakup teman baik Anda, ada beberapa batasan yang perlu Anda perhatikan. Karena sahabat adalah sahabat, dan pacar adalah pacar.
1. Terlalu banyak cerita tentang masa lalu
Banyak wanita yang terlalu nyaman dengan pasangannya, sehingga memperlakukan pasangannya seperti teman baik – dan kelewat batas. Salah satunya adalah menceritakan seluruh masa lalu Anda yang buruk dengan terlalu sering dan detail. Tidak peduli seberapa kuatnya “Nggak apa, kamu boleh cerita apa saja sama aku”-nya pasangan, Anda perlu menjaga batasan ini. Cerita tentang masa lalu tidak pernah terdengar indah bagi pasangan Anda sekarang – Anda pun begitu, bukan?
Kadang orang suka overconfident, terlalu pede, terlalu sombong dengan keteguhan pasangannya, lalu mengira bahwa pasangan yang baru saja mengenal Anda, akan mau mendengar seluruh cerita Anda sama seperti sahabat Anda yang sudah menerima Anda sejak jaman purbakala. Yang penting bagi kalian adalah masa kini dan masa depan kalian, jangan mundur ke belakang bila ingin maju ke depan.
Karena itu, saran saya, ceritakan masa lalu Anda hanya jika dia bertanya. Jika tida, saya tidak menyarankan Anda untuk terlalu sering mengungkit masa lalu Anda, apalagi tentang mantan Anda.
2. Malas menjaga penampilan
Ini adalah penyakit umum bagi yang sudah berpasangan – menikah atau pacaran. Anda mungkin sudah sangat nyaman dengan pasangan Anda, mengira dia akan sama seperti sahabat Anda yang tidak peduli apakah Anda tampil menarik atau tidak. Mungkin dia sudah sering melihat Anda tanpa make up dan tetap memuji kecantikan Anda, lalu Anda merasa cantik dan lupa, bahwa memuji Anda adalah kewajiban pasangan terlepas apakah Anda memang cantik atau tidak. Tidak ada alasan untuk berhenti berdandan untuk pasangan dan berpakaian rapi dan bersih.
Bagaimana mungkin Anda berharap dia tidak melirik wanita-wanita cantik di mall jika Anda sendiri tidak berpenampilan menarik?
3. Malas mengucapkan maaf, terima kasih dan aku sayang kamu
Hubungan yang sudah berlangsung lama seringkali menyebabkan Anda lupa atau menganggap remeh hal-hal yang dia kerjakan untuk Anda. Akibatnya, Anda berhenti mengucapkan terima kasih. Hal-hal yang dulu Anda anggap romantis dan pengorbanan menjadi kewajiban sehingga tidak terasa spesial lagi. Anda menganggap itu memang sudah kewajibannya, jadi tidak perlu diberi terima kasih dan penghargaan apapun. Padahal pacaran bisa jadi langgeng hanya dengan bermodal terima kasih saja.
Demikian juga dengan kata maaf dan kalimat “aku sayang kamu”. Pasangan Anda sudah tahu Anda menyayangi dia; tetapi tidak ada salahnya sesekali mengingatkan betapa Anda menyayangi dia. Tiga kata ini hanyalah kata, tetapi tetap akan berarti banyak tidak peduli sudah berapa lama Anda menjalin hubungan dan tidak peduli sudah seberapa akrab ‘persahabatan’ kalian.
Bagaimana dengan hubungan Anda? Masihkah Anda mengingat batasan-batasan yang saya sebutkan di atas?