Musim nikah? Kamu akan dijodohkan? Beberapa orang tua mungkin masih mengkhawatirkan masalah jodoh anak-anaknya meskipun zaman sudah berubah. Kamu mungkin santai dalam menentukan masalah jodoh. Namun, lingkungan kadang mempengaruhimu untuk terjebak dalam pilihan yang sulit.
Pilihanmu Lebih Baik
Tidak ada motivasi yang lebih menarik selain kamu sudah memiliki pilihan pendamping hidup. Motif menolak untuk dijodohkan bisa jadi semakin kuat saat kamu menyadari bahwa pilihanmu ternyata jauh lebih baik dari calon yang dipilihkan orang tuamu melalui perjodohan itu.
Calon Bersikap Kasar
Tidak ada motivasi terkuat dan terlogis selain meninggalkan calon karena dia orang yang kasar. Kamu istimewa dengan segala kondisimu. Tidak ada orang lain yang berhak melukai harga dirimu. Jika dia berani kasar sebelum menikah, siapa yang bisa menjamin dia bisa berubah lebih baik saat kalian sudah menikah kelak? Lupakan soal peluang seseorang bisa berubah. People don’t change.
Ragu
Satu hal yang harus kamu tanamkan kuat-kuat ‘Bukan kedua orang tuamu yang menjalani pernikahan. Kamulah yang akan menjalaninya’. Menikah adalah menghabiskan waktu sepanjang usia bersama seseorang. Kebahagiaan seperti apa yang bisa diharapkan dari dua orang tak sevisi.
Menikah adalah soal mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. Menikah adalah tentang memegang tanggungjawab dan mempercayakan seseorang untuk bertanggung jawab terhadap kehidupan seseorang. Menikah adalah soal pelimpahan tanggung jawab dari kedua orang tua kepada pasangan hidup anaknya.
Setelah semua hal tentang menikah disebutkan, kamu masih ingin pasrah menerima calon yang tidak sesuai? Jika salah satu bahkan ketiga kondisi di atas kamu temukan dalam sosok pilihan orang tuamu, just leave it. Kamu tidak sedang menguji keberuntungan dalam dua mata dadu. Jodoh bukan soal keberuntungan, tapi soal kemampuan dan kesiapan diri dalam memilih dan dipilih.