Mengapa Tubuh Kita Bereaksi Aneh Saat Jatuh Cinta?

Home Articles Mengapa Tubuh Kita Bereaksi Aneh Saat Jatuh Cinta?
Share the knowledge!

“Jatuh cinta, berjuta rasanya…” pernah mendengar kalimat tersebut? Mungkin dalam penggalan musik atau buku yang pernah kalian baca, ya. Namun, memangnya benar kalau jatuh cinta itu rasanya bermacam-macam?

Science says these 5 things happen to couples who have been together a long timeMungkin diibaratkan bermacam-macam karena ada banyak hal yang dirasakan ketika sedang jatuh cinta. Seperti debaran jantung yang lebih cepat, perut yang terasa nggak enak, mendadak gugup, dan lainnya. Bahkan, beberapa mengaku tubuh atau kaki jadi terasa lemas saat jatuh cinta. Hmm, mengapa bisa begitu ya? Padahal cinta itu dirasakan oleh hati, namun mengapa efeknya sampai ke tubuh kita?

Ternyata sudah ada penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaanmu tersebut. Faktanya, yang terjadi pada tubuh saat jatuh cinta, berkaitan dengan fungsi tubuh serta hormon manusia.

Penelitian yang dilakukan Dr. Stephanie Ortigue, profesor di Syracuse University, New York, AS, menemukan bahwa cinta memang bisa hadir pada pandangan pertama, dan itu terjadi dalam waktu lima detik saja. Selain itu, temuan menarik lainnya adalah perasaan romantis ternyata bukan dari hati, melainkan otak.

Lebih jelasnya lagi, otak akan bereaksi terhadap romantisme seperti saat orang berada dalam pengaruh kokain. Saat jatuh cinta, sebanyak 12 area dalam otak akan saling terhubung dan melepaskan berbagai senyawa kimia pemicu rasa bahagia, seperti oksitosin, dopamin, dan adrenalin.

Selanjutnya, gabungan dari ketiga hormon tersebut akan menghasilkan euforia pada bagian yang berhubungan dengan fungsi kognitif otak. Lalu, tahukah kamu? proses ini hanya berlangsung dalam kedipan mata saja. Cepat sekali bukan?

Untuk memahami proses ini, Dr. Stephanie melakukan sebuah eksperimen. Caranya, sejumlah responden akan diperlihatkan nama dan foto masing-masing orang yang mereka sayangi sepenuh hati. Saat diperlihatkan data-data tersebut, otak para responden juga dipindai menggunakan alat pemindai listrik agar bisa melihat aktivitas sel-sel dalam otak mereka.

Setelah melihat sejumlah foto orang yang mereka cintai, apa yang terjadi? Hasilnya, terjadi percepatan aktivitas pada area otak yang berhubungan dengan rasa penghargaan dan euforia. Area ini pun bereaksi saat seseorang menggunakan obat-obatan. Baik pria maupun wanita, sama-sama mengalami aktivitas otak tersebut.

Ternyata cinta memang bisa hadir lewat pandangan pertama ya, dan euforianya dapat berlangsung hanya dalam kedipan mata saja. Namun, bagaimana dengan pasangan yang baru jatuh cinta setelah berteman cukup lama? Mengapa mereka nggak mengalami euforia otak tersebut saat pertama kali bertemu?

Jawabannya adalah kesadaran. Ya, perbedaan antara cinta pada pandangan pertama dan cinta yang tumbuh beberapa waktu lamanya, kemungkinan terletak pada kesadarannya. Rasa cinta itu mungkin sudah muncul sesaat ketika sang pria dan wanita bertemu, namun euforianya baru terjadi setelah mereka berdua berdekatan bersama dalam waktu yang lama.

Menarik sekali ya, penelitian di atas? Tetapi ternyata, masih ada satu fakta menarik lainnya yang Dr. Stephanie temukan lewat penelitiannya. Rupanya, cinta bisa datang sesaat pada pandangan pertama, tetapi perlu waktu lama untuk melupakannya.

Hmm, siapa yang masih terkenang cinta pada pandangan pertamanya?

 

Share the knowledge!