Walau kita sudah berkali-kali membahas tentang friendzone (bahkan brotherzone!), entah kenapa rasanya masih tetap saja kurang lengkap. Saya juga baru sadar sudah pernah menulis strategi sukses keluar dari friendzone, tanpa sebelumnya menulis strategi sukses masuk ke dalam friendzone. Itu adalah artikel yang sungguh sia-sia. Bagaimana mungkin Anda bisa sukses keluar dari friendzone jika Anda belum sukses terjebak di dalamnya?
Baca juga:
2 Gejala Terjebak Friendzone
Lebih Parah Dari Friendzone, Brotherzone!
Sekedar definisi pendek, friendzone adalah hubungan persahabatan lawan jenis yang berjalan sedemikian erat sehingga bersifat platonik alias sulit meningkat ke arah romantik. Alasan tidak bisa meningkat biasanya karena salah satu pihak sudah mati rasa, merasa aneh jika berubah jadi pacaran, merasa takut merusak persahabatan, ataupun merasa sudah seperti keluarga sendiri. Nah berikut adalah 6 poin pendekatan yang banyak dilakukan orang tanpa sadar sehingga masuk ke ruang yang luas-mewah-dan-disesaki-banyak-orang-namun-hampa bernama friendzone itu.
1. Selalu ada hadir untuknya, karena cinta = pengorbanan + kesetiaan.
“A friend in need is a friend indeed,” begitu kata pepatah. Tidak ada cara yang lebih efektif untuk menyatakan betapa besarnya cinta Anda dibanding daripada fakta ketersediaan Anda kapan saja dia membutuhkannya. Ini berarti Anda wajib mengorbankan banyak sekali waktu, tenaga, uang, bahkan kepentingan studi dan karir Anda demi bisa hadir dalam hidupnya setiap saat. Sekecil apapun, asal dilakukan kontinyu, adalah pembuktian keseriusan cinta.
“Suka ngingetin tugas kuliah, nawarin ngerjain bareng, dan selalu menawarkan bantuan-bantuan kecil,” kata @aqislicious, atau setia “nganter dia ngeles private sampai kehujanan,” kata @dadangean, atau “bantuin di titik terendahnya dari galau sampai soal skripsi,” kata @falahw. Bagaimana mungkin Anda bisa mengucapkan janji pernikahan, “Saya berjanji setia padamu di saat suka maupun duka,” jika dia tidak melihat Anda menunjukkan kesetiaan itu semenjak masa pendekatan?
2. Memperlakukan dia ekstra lebih baik daripada sahabatnya, bahkan kekasihnya.
Sekedar selalu hadir tentu belum cukup. Anda perlu menyelidiki siapa orang-orang yang dekat dengannya dan mempelajari apa saja yang mereka lakukan untuknya. Anda memang tidak perlu menjadi orang yang terbaik di dunia, Anda hanya perlu lebih baik daripada orang-orang baik dalam hidupnya. Catat semua hal yang dia sukai dan tidak sukai, lalu marahlah jika sahabatnya ada yang lupa akan hal itu. Beri komentar atau penghargaan untuk setiap posting social media-nya sebagai tanda kepedulian Anda. Jangan pernah berhenti stalking setiap momen dia merasa disalahmengerti, tidak didukung, ataupun sendirian, karena itu adalah kesempatan emas Anda untuk memperlakukannya dengan lebih baik.
Pokoknya lakukan segala sesuatu yang bisa terpikir oleh Anda agar dia bisa mengucapkan, “Kamu benar-benar sahabat terbaik yang paling mengerti aku!”
3. Sering ikut hangout ramai dengan temannya dan kerumunan gebetannya.
Cara terbaik untuk memahami si dia dan mempelajari orang-orang di sekelilingnya adalah dengan sering berpartisipasi dalam pergaulannya. Tawarkan anter-jemput dan menemani ketika dia hendak ketemuan dengan gebetannya. Selalu iyakan jika ajakan jalan olehnya walau dia mengajak segerombol lawan jenis lain yang kemungkinan besar juga ingin mendekatinya. Secepat mungkin selipkan diri Anda masuk ke dalam kerumunan sahabatnya, bangun keakraban dengan mereka semua supaya kalian bisa saling mengabari kapan ada jadwal jalan rame-rame lagi.
Oh ya, izinkan diri Anda jadi bahan guyon dan candaan bersama karena itu membuatnya merasa dekat dan akrab dengan Anda, atau seperti kata @vidyakrisma, “Dijadiin olok-olokan sama dia dan temen-temennya.“ Ingat Anda tidak boleh mengajaknya pergi berduaan, apalagi sampai menyebut istilah kencan! Friendzone adalah tempat bermain yang penuh canda tawa karena selain dekat dengannya, Anda juga bisa masuk bareng-bareng kerumunan gebetannya yang lain.
4. Membatasi dan menghindari kontak fisik dengannya dalam bentuk apapun.
Ini sangat penting, karena persahabatan dibangun di atas kenyamanan. Kontak fisik dengan lawan jenis, sekalipun berstatus sahabat, bisa menimbulkan ketegangan dan kesalahpahaman yang merusak itu. Jadi ketika berjalan atau duduk bersamanya, pastikan Anda berjarak paling tidak setengah lengan darinya.
Itu sebabnya poin sebelumnya saya jelaskan lebih baik beramai-ramai, hindari situasi berduaan saja agar kalian tidak perlu terlalu berdekatan. Satu-satunya kontak yang terjadi dalam interaksi Anda dan dia hanyalah kontak batin alias kontak emosional. Anda hanya boleh “sering jadi tempat bersandar” (@nayesterina) secara emosi, bukan fisik.
Sedikit pengecualian: Anda boleh menyentuh dia jika dia lebih dahulu menyentuh Anda, tapi itupun hanya sebatas sentuhan kasual seperti bersalaman, menepuk toss, atau membalas pelukan cium pipi kanan-kirinya. Menginisiasi kontak fisik lebih dari itu adalah haram. Bangunlah hubungan persahabatan yang murni, jangan sentuh-sentuhan, atau “Jaga kekudusan!” kalau kata orang-orang religius.
5. Menjadi konselor untuk setiap masalah kehidupan dan hubungannya.
Di poin awal tadi saya sudah jelaskan Anda harus jadi orang yang pertama dicari jika dia ada kebutuhan apapun, nah di poin ini Anda juga harus jadi orang yang pertama dicari jika dia ada kesulitan apapun. Anda bukan saja perlu menjadi telinga yang mendengarkan, tapi juga otak yang senantiasa memikirkan segala sesuatu untuknya; saya menyebutnya Dukun Curhat atau Curhat Master.
Baca juga:
Dukun Curhat: Strategi Terburuk Dalam PDKT
Kutukan Dukun Curhat
Oleh sebab itu Anda perlu membaca sebanyak mungkin buku pengembangan diri agar Anda selalu bisa memberikan solusi pencerahan. Mulai dari isu perdebatan dengan orangtuanya, perselisihan dengan sahabatnya, kebingungan tentang pilihan studi dan karirnya, keluh kesah tentang gebetannya, ketakutan dan traumanya, dibayang-bayangi mantannya, sampai kasus-kasus kekerasan dan perselingkuhan pasangannya. Anda harus jadi superhero menjaga dan menolongnya, seperti @aliasjojoz yang “rela jauh-jauh dateng ke kotanya dia 2 jam jarak tempuh buat lihat dia pacaran sama cowoknya.”
Seluruh kontak emosional itu akan membuat dia semakin percaya dan melekat dengan Anda, bahkan ketergantungan pada Anda sebagai sahabat terbaiknya.
6. Menganggap dia sosok kekasih idola yang bisa menyempurnakan diri Anda.
Ini dia kunci terpenting. Jika Anda tidak mengagumi dia sebagai calon kekasih yang spesial, hebat, agung, atau potongan jigsaw inti yang terhilang dari hidup ini, Anda akan berat melakukan kelima poin itu. Anda tidak boleh melihatnya sebagai sekedar pria atau wanita yang menarik. Dalam hati dan pikiran Anda, dia harus menjadi soulmate obsesi idaman satu-satunya agar Anda kuat termotivasi bekerja keras dan bersedia melakukan apa saja deminya.
Dengan kata lain, Anda jadi SUPER NGAREP ke dia.
Kalau sudah seserius itu, Anda merasa mudah sekali “sering mengalah” (@hazakil_ID), atau “jadi ATM Berjalan” (@aditya_prmnaa), atau “mentraktir dia dan teman-temannya di restoran mewah” (@erickeagles), atau kerja keras menemaninya “dibayar pakai air mata dan waktu” (@lunsLG), atau membelikan “tiket konser band terkenal yang dapetnya susah” (@yudi_act), atau memberi iPhone 5S, tas Louis Vuitton, mobil, dsb? Semakin Anda mengidolakannya, semakin “dia sms duluan aja, rasanya udah kaya ditembak. Disenyumin udah kaya mau diajak nikah” (@glrhn), semakin Anda terpacu memberikan segala yang terbaik, dan semakin cepat Anda meluncur ke area friendzone.
Baca juga:
5 Tanda Terjebak Friendzone
All About Ngarep
Masuk ke dalam friendzone itu sangat mudah, makanya banyak orang mengalaminya tanpa disadari. Karena saya sudah menjabarkan semua poin-poin praktisnya, kini Anda bisa jauh lebih mudah dan penuh kesadaran menjebak diri sendiri ke dalam zona persahabatan sejati itu. Kesejatian cinta memang selalu berawal dari kesejatian persahabatan. Selamat jalan menuju kematian.. eh maksud saya kesejatian, sobat!