“Menjual” Diri di Media Sosial. Kenapa Tidak?

Home Articles “Menjual” Diri di Media Sosial. Kenapa Tidak?
Share the knowledge!

Kenalan lewat jejaring sosial? Mengapa tidak? Pasalnya pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 saja mencapi 71 juta users di mana sebanyak 70 juta di antaranya mengakses media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, LinkedIn, dan Google+ dan 41 juta mengaksesnya melalui smartphone. Marketeers bersama lembaga riset Mark Plus Insight melakukan riset kepada 2.150 responden berumur 15-64 tahun yang secara rutin mengakses internet sedikitnya 3 jam sehari, baik melaluismartphone, personal computer, laptop, netbook atau tablet PC—mereka tersebar di 10 kota besar di Indonesia. Dalam riset tersebut dikatakan bahwa hampir separuh dari nitizen tersebut berumur di bawah 30 tahun dan 16 persen para nitizen berusia di atas 45 tahun.

Angka di atas menunjukkan bahwa pengguna internet, terlebih lagi media sosial, cukup banyak di Indonesia. Bahkan Indonesia menempati 8 besar pengguna internet terbanyak di dunia. Maka itu, penggunaan internet juga dimanfaatkan oleh beberapa kalangan untuk mencari pasangan hidup. Bukan melalui website online dating, cukup dengan berinteraksi di media sosial dengan teman-teman di dalamnya. Anda salah satunya?
Mencari pasangan di media sosial juga tak boleh asal. Jika di dunia nyata, penampilan adalah hal yang utama dan harus kamu perhatikan, di dunia maya Anda juga harus memperhatikan point-point di bawah ini. Apa saja?

Di Awal Anda Wajib:

• Siapa pun nanti gebetan Anda, dia akan melihat profile picture di akun Facebook atau Twitter Anda. Maka itu, pastikan bahwa foto yang Anda tampilkan tidak berlebihan. Ibaratnya, foto adalah first impression bagi dia—jika Anda menarik si dia akan melanjutkan, jika tidak ia akan melewatkan Anda begitu saja. Nggak perlu menggedit foto dengan tulisan-tulisan atau animasi norak, pun nggak perlu menggedit foto dengan beberapa layer sehingga muka Anda tampak berbeda jauh.
• Kebanyakan orang akan mencari pasangan dengan kegemaran yang sama. “Jual” diri kamu dengan hal-hal yang Anda sukai. Misalnya dengan buat status atau note bahkan kultiwit tentang musik favorit, referensi buku yang Anda sukai, atau me-review sebuah film terbaru secara detail.
• Di kolom “About me” Facebook, Anda dipersilakan untuk menuliskan tentang diri Anda. Tak perlu berlebihan dalam menjelaskannya karena justru tak akan menarik perhatian orang lain. Tuliskan tentang diri atau kegiatan Anda tiga hingga lima kalimat. Dengan begini orang yang sudah tertarik dengan foto yang Anda pasang, merasa “kurang” dengan penjelasan singkat di “About me” Anda. Jadi, dia akan mengirim pesan untuk kenalan sama Anda.
• Jangan pernah membosankan bagi orang lain di aktivitas media sosial Anda. Misalnya, jangan suka mengeluh, marah-marah, twitwar, atau hal-hal negatif yang bisa membuat si dia langsung ilfeel. Perluas wawasan sehingga si dia sadar kalau Anda adalah sosok yang menyenangkan sekaligus cerdas. Kalau begitu, siapa yang bisa menolak Anda?

Berinteraksi dengan Dia

• Sudah kenal cukup dekat dengan seseorang yang ada di media sosial kamu? Atau mungkin kamu punya “target”? Berarti kini interaksi bukan hanya sekadar saling intip “About me” saja kan? Anda pasti tahu apa yang sudah menjadi kegemaran dia setelah stalking akunnya. Misalnya dia suka sekali memotret foto landscape dan dia baru saja upload satu foto yang sangat bagus. Cobalah untuk memberi komentar simpel, seperti “Great!” untuk membuka obrolan. Namun, sebaiknya jangan komentar di foto-foto lamanya jika tak mau dianggap stalker olehnya.
• Kamu tahu bahwa dia adalah pecinta band indie. Sesekali bisa kirim link band indie yang lagunya keren, yang sekiranya dia sukai. Atau bisa informasikan festival band indie.
• Interaksi dengan dia juga kamu harus memperhatikan tulisan kamu. Jangan sampai typo atau kesalahan ketik malah membuat dia langsung ilfeel. Maksudnya ingin tulis Oh, kamu tau ya? Eh malah Oh, kamu tai ya?

Share the knowledge!