“Tapi buka dulu topengmu
buka dulu topengmu
Biar ku lihat warnamu
Kan ku lihat warnamu”
Beberapa bait kalimat diatas adalah salah satu lirik lagu Band Peterpan (Noah) yang dirilias tahun 2003 didalam album Taman Langit. Dalam salah satu web review lagu, saya menemukan makna dari lirik lagu “Topeng” bahwasanya lirik lagu ini bercerita tentang “harapan adanya keterbukaan, kejujuran, tidak ada kepura-puraan, TIDAK MUNAFIK!!”
Dan call to action dari lagu ini agar “bukalah dirimu, jadilah dirimu yang sebenarnya, lepaskan topeng yang membalut kepura-puraan dan kemunafikan itu, kejaiman itu”
Dalam urusan romansa, banyak sekali orang yang mengembar-gemborkan perihal “apa adanya”, namun sebenarnya di balik “apa adanya” nya itu terdapat “topeng” besar yang bukan hanya menutupi wajah kita tetapi juga menutupi sebagian dari diri kita.
Dahulu sebelum saya tercerahkan oleh pandangan-pandangan kritis tentang romansa, saya tidak pernah sadar bahwa ketika saya mendekati wanita, yang sebenarnya saya lakukan ialah berubah menjadi seseorang YANG BUKAN SAYA.
Saya akan mengidentifikasi beberapa “Topeng” yang sering dipakai pria ketika tampil di depan seorang wanita yang ia dekati.
- Selalu bersikap manis didepan wanita yang saya dekati
- Selalu menunjukan hal terbaik yang ia miliki kepada wanita yang sedang ia dekati.
- Berusaha menyamakan kesukaan, hobi dan hal-hal lainnya dengan wanita yang sedang ia dekati.
- Semua kesan romantis dan kesan-kesan terbaik yang mainstream selalu dilakukan. (seperti sms: ‘jangan lupa makan ya!’ , ‘selamat bobo, semoga mimpi indah’)
- Menjadi pria pertama yang paling perhatian kepada wanita tersebut.
- Memberikan hadiah terbaik dan selalu memuja keindahan dan kecantikan wanita yang sedang ia dekati.
- Selalu memenuhi permintaan dan keinginan wanita yang sedang ia dekati.
- Tidak akan melakukan hal-hal yang tidak disukai kebanyakan wanita.
- Kalo makan, ia akan memilih tempat yang paling romantis, untuk menunjukan dialah pria yang paling tepat dan yang paling romantis untuk wanita tersebut.
- Menjaga citra diri sebagai pria yang terbaik diantara pria lainnya.
Itulah sepuluh topeng dari sekian banyak topeng yang paling sering dipakai pria ketika ia tampil di depan wanita. Kita sering ‘menjadi diri kita yang lain’ dan kemudian dengan percaya diri kita mengatakan bahwa “INILAH AKU APA ADANYA.”
Sebuah “Apa adanya” yang hilang secepat kilat setelah berhasil jadian atau ditolak.
Dari sekian banyak pria di luar sana, saya termasuk salah satu pria yang pernah memakai topeng-topeng tersebut ketika saya masih berada di Jaman Jahiliyah, jaman kebodohan, kebodohan tentang pengetahuan cinta dan romansa. Saat itu saya sama dengan sekian banyak pria yang masih terjebak dalam kesadaran palsu tentang “Apa Adanya”. Kesadaran palsu yang kita alami telah membuat diri memiliki kesadaran bahwa semua hal palsu yang kita lakukan kepada wanita yang sedang kita dekati ialah “Apa adanya.”
Palsu apa adanya.
Lalu, apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan “APA ADANYA” atau ‘apa adanya’ yang sebenarnya?
Jawabannya sangat sederhana yakni “Jadilah apa adanya” – jadilah diri kamu sebenarnya”. Kalo kamu suka makan nasi kucing dan ceker ayam di angkringan atau lesehan, maka tidak perlu jaim untuk mengajak wanita yang sedang kamu dekati dinner di tempat tersebut. Bukannya tiba-tiba jadi pengemar atau ahli sushi dadakan karena pada suatu hari kalian pernah ngobrol tentang sushi.
Perlu diingat, bahwa wanita mempunyai radar 2000 kali lebih tajam untuk mengetahui dan menilai diri kamu. Apakah kamu benar-benar “apa adanya nih” ataukah “ada apa-apanya nih”. Lebih jauh untuk memahami “Apa Adanya” dan “being Natural” silahkan berkunjung ke artikel Lex “Menjadi Pria Natural Yang Sesungguhnya!”
Masih bisa bilang “Inilah aku apa adanya?”