Sobat, kebanyakan orang melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian gebetannya, apalagi ketika merasa tersaingi. Apabila saingannya memberikan kado, maka mereka memberikan kado lebih mahal. Simplenya: Ngarep.
Dalam sesi workshop atau seminar saya seringkali mengibaratkan persaingan ini dengan analogi seorang pelari. Bayangkan target Anda adalah pelari yang berada di urutan nomor dua dan sedang mengejar si pelari nomor satu, sementara Anda berada di urutan ke tiga. Tujuan fokus dan gol Anda tentu saja untuk menjadi yang pertama dan membuat target Anda, si pelari nomor dua, bisa melihat dan mengejar Anda.
Seperti layaknya persaingan pada umumnya, Anda akan melakukan segala cara untuk dapat membuat lawan Anda kalah atau menjadi lebih lambat dalam bergerak. Anda mungkin akan berteriak memanggil nama si nomor dua berharap agar dia menengok dan terkejut. Anda mungkin akan berbuat sedikit curang dengan meneriaki si nomor satu, atau mungkin Anda akan melemparkan botol minuman atau apapun yang dapat membuat lawan Anda bingung dan terjatuh.
Sayangnya seperti yang sudah sering kami katakan lewat artikel atau di sesi meet up, ketika Anda ngarep maka apapun usaha yang Anda kerjakan tidak akan mampu membuat Anda memenangkan persaingan.
Pelari nomor dua tidak akan memusingkan dan memikirkan pelari nomor tiga, karena dia sibuk memikirkan bagaimana caranya mengalahkan pelari nomor satu. Ketika Anda berada di posisi ke tiga dan ngarep setengah mati mengejar gebetan Anda di posisi kedua, sayangnya gebetan Anda sama sekali tidak akan memikirkan Anda, karena dia sedang sibuk memikirkan bagaimana cara mengejar orang yang disukainya. Orang yang berada di posisi nomor satu.
Apabila Anda menganggap bahwa orang nomor satu adalah saingan Anda, maka Anda salah besar. Karena si pelari nomor satu tidak akan pernah perduli pada apapun yang dikerjakan si pelari nomor dua atau tiga atau berapapun. Kenapa? Karena dia adalah si nomor satu dan dia tidak akan ambil pusing apapun yang dikerjakan oleh pelari nomor dua. Dia tahu dia adalah pelari nomor satu dan yang lain tidak punya cukup kemampuan untuk dapat mengalahkan dia.
Bandingkan dengan Anda, yang selalu ketakutan tersaingi karena Anda tahu betul bahwa Anda tidak mampu.
Sobat, sama seperti halnya dalam dunia bisnis, dalam romansa, dan dalam berbagai dinamika sosial lainnya orang yang ngarep secara langsung sudah menunjukkan posisinya sebagai pengikut atau pelari nomor dua dan tiga. Dan Anda tidak akan pernah dapat menjadi nomor satu atau mendapatkan target Anda, apabila Anda terus melakukan apa yang selama ini Anda lakukan. Anda harus mengambil mental pemenang, bukannya pencundang yang mencari dukungan atau simpati orang lain untuk dapat menyalip si nomor satu atau mendapatkan dia.
Jadi apa yang harus Anda lakukan saat ini? Sama seperti yang selalu kami sebutkan berulang kali lewat artikel di web, seminar, workshop dan juga akun twitter kami @hitmansystem.
Perbaiki dulu kualitas diri Anda! Pastikan paragdima, konsep berpikir Anda sudah kuat. Pastikan kemampuan Anda memang sebanding dengan apa yang Anda katakan.
Berhentilah menggunakan cara-cara licik, berhentilah ikut-ikutan cara PDKT orang lain ataupun cara-cara PDKT yang selama ini tidak membawa Anda kemana-mana selain zona penolakan atau friendzone. Berhentilah sejenak, dan pikirkan apa sih yang bisa Anda berikan pada diri Anda (bukan dirinya)? Apa sih yang bisa Anda pelajari lagi untuk menjadi pribadi dengan kualitas nomor satu?
Bila Anda tidak pernah melakukan semua itu, selamat berlari di belakang pelari nomor satu.