Ruginya Jika Trauma Pacaran

Home Articles Ruginya Jika Trauma Pacaran
Share the knowledge!

Dua tahun silam, Rika pernah menjalani sebuah relationship. Hubungannya bisa terbilang cukup lama, tiga setengah tahun. Bersama mantan pacarnya dulu, hubungannya bisa dibilang lancar tanpa banyak masalah yang berarti bahkan mereka memiliki impian untuk bisa hidup bersama. Maka tak ayal, Rika kaget saat tiba-tiba mantan pacarnya memutuskan hubungannya, di saat mereka akan merancang acara pertunangan.

Karena itulah Rika bersumpah dalam hati bahwa dia nggak akan pernah pacaran lagi. Dia akan menunggu pria yang serius dengannya, yang bisa langsung ajak dia untuk menikah. Hm…, masalah klasik yang sering ditemui banyak wanita. Trauma pacaran dan memutuskan untuk langsung menikah dengan pria yang melamarnya—tanpa harus menghabiskan waktu lama untuk pacaran.

Kalau menurut saya menjalin sebuah hubungan penting. Bukan berarti ada teman menceritakan keluh kesah kamu, karena seorang sahabat bisa melakukan itu. Bukan pula dengan pacaran, ada yang bisa antar atau jemput kamu, meskipun Ayah atau kakak lelakimu bisa melakukan itu dengan tulus—oh, ya jangan lupakan jasa supir angkot, busway, masinis kereta api, atau supir taksi yang dengan senang hati mengantar dan menjemput kamu ke tempat tujuan. Bukan pula dengan punya pacar maka kamu bisa ditraktir dan dibelikan banyak hadiah karena kamu juga bisa lakukan itu sendiri.

Namun, dengan pacaran kamu bisa menyeleksi yang terbaik untuk hidupmu nanti. Trauma pacaran hanya akan membuat kamu menjadi tak punya pilihan. Memang, bisa saja pria yang akan langsung melamarmu merupakan sosok pria yang baik, religius, bertanggung jawab, dan setia. Namun, bagaimana kebalikannya? Saat mendekati kamu hingga proses pernikahan tampaknya dia memang baik dan perhatian. Begitu sudah sebulan hidup bersama baru ketahuan kalau dia pria kasar suka memukul dan memaki, belum lagi jika ternyata kebiasaannya suka main dengan teman wanitanya, meskipun dia memang pekerja keras.

Karena trauma, bersumpah untuk langsung menikah nggak perlu proses pacaran, membuat kamu terjebak dalam hubungan yang tak bahagia nantinya. Padahal dengan pacaran, kamu bisa mengenal lebih banyak tentang pasanganmu. Apakah dia pria yang mudah marah, sabar, atau bagaimana cara dia memperlakukan keluarganya dan keluargamu. Dengan pacaran kalian bisa mengomunikasikan perbedaan yang ada, menemukan solusi jika mempunyai pendapat yang beda sehingga nantinya kamu akan tahu apakah dia yang terbaik atau bukan. Apakah dia masuk ke dalam standar kamu atau bukan. Jangan sampai hanya karena trauma dengan pacaran membuat kamu tak menyeleksi pasangan hidupmu nanti.

Masih ingin trauma dalam percintaan? Memang tak mudah menyembuhkan trauma tapi kamu bisa baca artikelnya di sini: “Cara Menyembuhkan Trauma Cinta”.

Share the knowledge!