Silent Treatment artinya Mendiamkan Pasangan. Perlukah?

Dear Ladies, salah satu kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh wanita ke pasangan adalah melakukan silent treatment yang artinya bersikap dingin, acuh tak acuh, dan kemudian menarik diri.Apakah kamu sering melakukan hal ini saat pasanganmu bikin salah? Apakah kamu berharap dengan silent treatment artinya dia akan nyadar trus minta maaf? Apakah kamu ngerasa dengan silent treatment masalah bakal otomatis jadi terpecahkan?

Kalau kamu menjawab “iya”, well, mari kita sama-sama introspeksi ya, karena kebiasaan yang satu ini memang bisa menguntungkan diri sendiri, tapi di sisi lain ia justru potensial merusak hubungan.

Sebelum dibahas lebih lanjut, ketahui dulu beberapa bentuk silent treatment. Siapa tahu kamu sering melakukan satu atau semuanya. 

Macam-macam Silent Treatment:

1. Sulit Dihubungi 

Ini adalah cara yang paling mudah dilakukan. Cukup dengan tidak membalas chatting atau mengangkat telepon dari pasangan, maka kamu sudah mendiamkannnya. 

2.  Menjauhi Pasangan

Ketika diajak ketemuan, kamu tidak datang. Ketika kamu tidak sengaja melihatnya di mall, kamu buru-buru menjauh. Pokoknya segala cara kamu lakukan biar tidak bertemu dengannya.

3. Pura-pura Tidak Mendengar Saat Diajak Bicara

Ketika dia mengajakmu ngobrol, kamu sibuk mengamati smartphone, mencuci piring, menutup telinga dengan headphone, menonton televisi, dan sebagainya untuk menunjukkan kalau kamu tidak menggubrisnya.

Atau kamu cuma menjawab dengan menggumam “Hmmm” saja yang menunjukkan kamu tidak tertarik dengan topiknya. 


Baca artikel lain:


Efek Silent Treatment Dalam Hubungan

Silent treatment akan menguntungkan apabila dengan cara begitu kamu bisa jadi sadar diri untuk memperbaiki situasi.

Saat muncul perselisihan, dan emosimu mulai meluap, maka saat itulah kamu harus bisa membendungnya, salah satu caranya dengan silent treatment. Sebabnya, kalau kamu turutin nafsu kamu buat ngomelin si dia, kebayang kan nanti ributnya bakal seperti apa (padahal masalahnya bisa jadi sepele banget).

Misalnya, ketika kamu tersinggung gara-gara doi lupa tanggal jadian. Kamu bisa bilang,“Sayang, maaf aku lagi emosi. Aku butuh waktu untuk nenangin diri dulu.”

Silent treatment yang seperti ini artinya ngasih kesempatan supaya kamu bisa cooling down, karena kamu nggak akan bisa berpikir jernih kalau hati lagi panas. Kamu jadi punya waktu untuk mengevaluasi apakah masalah yang sedang kalian perdebatkan memang sebegitu pentingnya.

Tanggal anniversary memang penting sih, tapi nggak sepenting hubungan aku sama dia… Hmmm, dia udah banyak banget ngelakuin ini itu selama dua tahun ini, ya nggak bisa kalau cintanya cuma diukur pas hari tanggal jadian aja. Ya ampun kok aku nggak fair ya :( …

Well, kalau kamu udah lebih tenang, kamu bisa jadi lebih terbuka, kamu nggak akan gengsi untuk minta maaf. Kamu siap mendekat lagi padanya.

Sementara itu, silent treatment akan berubah menjadi silent killer bagi hubungan kalau kamu menjadikan silent treatment ini sebagai sebuah bentuk hukuman.

“Kenapa sih jadi cowok nggak peka!? Tanggal jadian aja lupa! Pokoknya aku nggak mau hubungin dia lagi kalau dia belum minta maaf, ini hukuman biar dia tau rasa!”

Ladies, kamu nggak perlu ngedrama kayak hakim agung begitu. Kalau kamu berubah ketus dingin, kamu justru nanti akan tersiksa. Udah masalahnya nggak selesai, kamunya jadi uring-uringan sendiri.

Selain jadi beban pikiran, silent treatment yang seperti ini akan memunculkan krisis kepercayaan: kamu jadi nggak bisa percaya sama pacarmu lagi (selalu curigaan, merasa dikecewakan), dan pacarmu juga nggak bisa percayain kamu lagi (karena dia ngerasa ditolak dan nggak dibutuhkan oleh kamu lagi).

Gimana hubungan mau bisa berjalan kalau udah nggak ada kepercayaan lagi?


Baca artikel lain:


Solusi Terbaik Selain Silent Treatment

Jika pasangan ada salah, maka langsung katakan keberatanmu. Memang kalian mungkin akan bertengkar, tapi jauh lebih baik bertengkar sekarang daripada mendiamkan dan ujung-ujungnya bertengkar juga. Malah bakal bertengkar lebih besar karena masalah itu kamu pendam dan diamkan. 

Pastikan kamu dan pasangan sedang berada di suasana santai, tempatnya tenang, dan cuma ada kalian berdua. Kamu bisa ngobrolin keberatanmu dengan lebih jelas dan tidak pakai emosi. Pasangan jadi lebih mendengarkan keluhanmu dan kalian bisa membicarakan solusinya bagaimana.  

Daripada sibuk membesar-besarkan masalah, merasa diri paling benar, dan berlama-lama menarik diri, alangkah lebih baiknya kalau kamu balik berpikir bagaimana caranya untuk menciptakan hubungan yang penuh cinta dan kehangatan, saling memupuk kepercayaan, dan membangun komunikasi yang jauh lebih baik.

Bagaimana kalau pasangan tidak mau mendengarkan meski kamu sudah berusaha ngobrolin baik-baik?

Coach Lex DePraxis akan membantu kalian bagaimana cara mengatasi konflik hubungan dengan damai dan tenang sehingga kalian dapat solusi terbaik. Kalian akan belajar semua caranya di online course Smart Conflict Resolution dengan klik link di bawah:

SMART CONFLICT RESOLUTION

Lebih menyenangkan dan membahagiakan, bukan? Semoga bermanfaat.