Dear, Kamu yang Aku Benci Dari Kejauhan…
Selama ini aku mengamatimu dari jauh. Melihatmu yang sehari-harinya berpenampilan menarik seakan-akan kamu selalu sempurna. Selalu ada saja pria yang terkesan akan dirimu, seolah-olah kamu magnet bagi mereka. Meski aku tidak sanggup mengakuinya di depanmu, sebenarnya aku benci, aku dengki!
Makanya, karena aku tidak sanggup mengaku, aku pun sengaja berusaha menjatuhkanmu. Maafkan aku, demi kenyamananku sendiri, aku jadi benci padamu dan tega melakukan ini semua agar kamu terjatuh:
1. Aku Menyebutmu Gampangan, Agresif, dan Bitchy Dengan Semua Pria Untuk Menjatuhkanmu di Bawah Levelku
Aku tahu diriku mungkin sama cantik dan menariknya sepertimu, tetapi aku tidak rela melihatmu lebih baik daripada aku. Terutama ketika kamu bisa dengan mudahnya mendekati banyak pria tanpa harus bersusahpayah, berbeda denganku yang masih kaku dan terlalu memikirkan gengsiku sendiri di depan pria. Aku tidak rela kamu menjadi sainganku, makanya aku menjatuhkanmu di depan teman-teman kita dan mencemoohmu.
2. Aku Mengejek Gaya Berpakaianmu Karena Aku Insecure Dengan Penampilanku Sendiri
Sering kali aku mengatai gaya berpakaianmu yang terlalu seksi dan murahan karena aku tidak percaya diri dengan penampilanku sendiri. Aku benci melihatmu bisa berpakaian dengan gaya apapun tanpa ada kekurangan. Aku juga benci melihatmu yang sok suci karena gaya berpakaianmu yang tertutup atau tidak sesuai agama. Maupun kamu yang menurutku terlalu tomboi seperti pria karena aku tidak nyaman mengekspresikan diri sendiri di depan orang lain. Insecurityku yang sangat besar memaksaku untuk menghancurkan kepercayaan diri dan kebebasan berekspresimu. Aku terlalu sibuk melakukannya sampai aku tidak sadar bahwa akulah yang sebenarnya harus memperbaiki diri.
3. Ketika Kamu Merias Wajahmu, Aku Menuduhmu Memakai Topeng dan Kepalsuan Karena Aku Tidak Bisa Mencintai Diriku Sendiri
Ketika kamu memulas wajahmu dengan make up, aku menjelekkanmu dengan menuduhmu memakai topeng dan tidak bisa jadi diri sendiri apa adanya sepertiku. Padahal sebenarnya aku bersikap seperti itu padamu karena aku tidak sadar bahwa aku tidak menghargai diriku sendiri. Aku mempermalukan riasan wajahmu karena aku malu dengan diriku sendiri yang tidak ada apa-apanya dibanding dirimu. Rasanya, kamu selalu lebih cantik daripada aku, dan aku tidak rela.
4. Aku Benci Dengan Ucapanmu yang Selalu Blak-blakan Karena Aku Sendiri Tidak Bisa Berterusterang di Depan Orang Lain
Ketika kamu dengan nyamannya mengungkapkan pikiran dan opinimu di depan siapa saja, aku merasa seperti diserang olehmu. Aku menyuruhmu untuk diam karena tidak ada lelaki mana pun yang suka dengan wanita yang terlalu blak-blakan. Padahal aku iri melihat kecerdasanmu dalam berbicara. Aku minder karena aku tidak sanggup mengutarakan pikiranku dengan terbuka dan terus terang karena aku takut orang lain akan menilaiku negatif.
5. Aku Menyindirmu Terlalu Gendut Untuk Mengintimidasimu, Karena Aku Tidak Nyaman Dengan Tubuhku Sendiri
Aku menyindir pakaian yang kamu kenakan tidak cocok buatmu karena kamu tubuhmu yang terlalu berisi, terlalu pendek, dan masih banyak lagi. Aku juga tidak segan-segan menggunakan kekurangan tubuhmu seperti jerawat, stretch marks, keriput, dan lainnya sebagai bahan ejekan agar kamu minder. Mengapa aku sampai tega mengejekmu sampai kamu hancur? Karena aku membenci tubuhku sendiri. Aku tidak rela melihatmu mencintai dirimu sendiri, karena itulah aku menyeretmu agar kamu bisa merasakan apa yang kurasakan.
6. Aku Merendahkan Pilihan Hidupmu Karena Aku Tidak Percaya Diri Dengan Pilihan Hidupku Sendiri
Aku nyinyir saat melihatmu bahagia sebagai ibu rumah tangga yang bisa tinggal di rumah menemani suami dan anak-anakmu. Aku jugalah wanita yang merendahkanmu ketika kamu lebih memilih menjadi wanita karir sukses dan bisa melanglang buana ketika aku di sini masih terjebak dalam hidupku yang membosankan. Kulakukan itu karena tanpa sadar, aku membatasi diriku sendiri. Aku tidak sadar bahwa aku bisa menjadi apapun yang aku mau tanpa memikirkan perkataan orang lain. Aku iri melihatmu bisa memilih jalan hidupmu dengan bebas sedangkan aku terlalu pengecut untuk mengambil langkah baru demi mengubah diriku menjadi lebih baik.
Karena itulah, maafkan aku. Aku terlalu rendah diri untuk melihat betapa berharganya diriku sampai-sampai aku harus menjatuhkanmu. Semua penilaian jelekku terhadapmu hanyalah cerminan diriku sendiri yang begitu hina karena aku menolak untuk menyayangi diriku sendiri. Setelah ini, aku berharap aku bisa menemukan banyak hal dari diriku yang bisa kusayangi, agar kita bisa menjadi sahabat baik yang bisa menghargai satu sama lain…