Kenyataannya, bentuk cemburu pria dan wanita sebenarnya sama. Entah kamu yang cemburu karena pasangan kamu flirting dengan pria lain, entah cemburu dengan karier pasangan, atau bentuk kecemburuan lainnya. Hanya saja, beberapa pria memang lebih menahan rasa cemburu dibandingkan wanita. Pria nggak sekespresif itu mengungkapkan rasa cemburu, dibandingkan wanita yang bisa terang-terangan mengatakan cemburu. Namun, saat sudah mengalami kecemburuan—sehebat apa pun kamu, tetap saja perasaan takut, paranoid, dan curiga seketika muncul dan sulit sekali dihilangkan. Tenang, Guys! Bersikaplah sebagai pria saat kamu juga cemburu atau merasa pasangan kamu mulai goyah dengan komitmen di antara kalian berdua. Salah bertindak saat paranoid, justru membuat kamu kalah telak.
Skenarionya kamu tahu kalau pasangan kamu masih berhubungan baik dengan pasangannya dulu. Nggak jarang mereka bisa bertemu dalam sebuah acara tanpa sengaja bahkan sempat janjian bertemu hanya sekadar makan siang. Kamu tentu curiga sekaligus khawatir jika pasangan bertemu dengan mantan pacarnya atau sekadar mengangkat telepon dari mantannya. Kamu mungkin merasa kalah jauh dengan si pria, makanya sampai khawatir jika pasangan akan berpaling. Kamu takut jika pasangan akan “silau” dengan keunggulan mantannya dibandingkan kamu. Ketakutan kamu juga menutupi kenyataan bahwa pasangan kamu lebih memilih kamu dibandingkan pasangannya dulu. Cari tahu kenapa pasangan kamu masih bisa berteman dengan mantan pacarnya.
Kenapa pasangan kamu masih berhubungan baik dengan mantan pacarnya? Alasannya ada dua hal. Pertama mereka berpisah secara baik-baik. Mereka berdua sadar bahwa mereka nggak bisa menjalankan sebuah hubungan. Entah karena perbedaan agama atau suku hingga perbedaan cara pandang dan membuat mereka nggak bisa bersatu sampai kapan pun. Ini yang membuat mereka masih baik-baik saja dan sesekali bertemu untuk sekadar ngobrol. Kamu juga punya kan seorang teman lawan jenis yang asyik dalam membicarakan sesuatu—entah politik, filsafat, sastra, agama, atau yang lainnya. Kemungkinan kedua—well, yeah, salah satu di antara mereka kemungkinan besar masih memendam perasaan. Entah pasanganmu atau mantan pacarnya. Mereka berdua sayangnya nggak bisa tegas sama diri mereka sendiri. Anggaplah mantan pacarnya masih berharap dengan pasangan kamu, sedangkan pasangan kamu sendiri nggak tegas untuk memutuskan “tali” di antara mereka.
Jadi, apa yang harus kamu lakukan agar hubungan kamu kembali berjalan normal dan kamu nggak merasa ketakutan ditinggalkan pasangan kamu sendiri? Ada dua cara. Pertama adalah dengan berpura-pura “buta” dengan sikap mereka. Nggak perlu curiga atau menuduh pasangan dengan mantan pacarnya termasuk juga mengutit pasangan di media sosialnya. Kamu bisa bertanya langsung ke pasangan kamu. Tanyakan apakah memang pasangan kamu masih tertarik dengan mantannya. Mungkin aja sih ini akan membuat hubungan kalian akan berakhir. Namun, kamu pasti sudah mempersiapkan yang terburuk, kan?
Cara kedua adalah berteman dengan mantan pacarnya. Mungkin saja sih kamu akan berpikir ini naif dan konyol. Bagaimana bisa kamu berteman dengan seseorang yang dekat dengan pasangan kamu? Jawabannya sebenarnya bisa jika di antara mereka sudah nggak ada perasaan apa pun karena toh masa lalu merupakan fase hidup yang pasti dialami seseorang—sama sepertimu. Kamu bisa ikut pasangan saat berkumpul dengan teman-temannya yang terdapat mantan pacarnya dan mengenal serta melihat secara langsung apa yang mereka lakukan agar ketakutan kamu nggak terus muncul.
Lagipula, selama pasangan kamu selalu jujur dengan kamu—entah saat dia bertemu matan pacarnya atau sedang membalas pesan dari mantannya, sepertinya ketakutan kamu cukup berlebihan. Kamu boleh curiga dan khawatir jika pasangan mulai menyembunyikan pertemuan di antara mereka. Karena jelas, menyembunyikan sesuatu, apalagi berkaitan dengan mantan akan membuat hubungan kalian menegang dan tanda mulai nggak sehat.