Pasanganmu Si “Anak Mami”? Dia Bisa Depresi Saat Dewasa Nanti

Home Articles Pasanganmu Si “Anak Mami”? Dia Bisa Depresi Saat Dewasa Nanti
Share the knowledge!

Pernah mendengar sebutan anak mami? Jika pernah, kepada siapa sebutan itu biasa ditujukan? Rata-rata, kebanyakan orang pasti menjawab kalau sebutan anak mami itu ditujukan untuk mereka yang terlalu dekat dengan ibunya. Selain dekat, mereka juga bersikap sangat manja, dan juga sangat disayang oleh sang Ibu. Nggak hanya wanita, pria pun bisa mendapatkan sebutan ini.

mother-and-son-hugging-1Si anak mami ini nampak susah dewasa karena begitu dimanja dan sangat disayang oleh sang Ibu. Hal ini bisa berpengaruh pada kehidupan percintaan mereka. Dalam hubungan, mereka bisa menjadi pribadi yang manja, senang bergantung pada orang lain, mudah ngambek, bahkan senang membawa sang ibu ke dalam masalah percintaan. Hmm, apa pasanganmu adalah anak mami? Atau jangan-jangan, kamulah si anak mami itu?

Entah itu kamu, entah itu pasanganmu, jika memang benar-benar seorang anak mami, sebaiknya baca lebih lanjut penelitian yang dilansir dari Goodhousekeeping.com berikut ini. Karena selain cukup mengganggu dalam hubungan, rupanya penelitian tersebut menemukan fakta menarik terkait anak mami ini.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti asal Purdue University ini melibatkan 725 orang dewasa yang terdiri dari 309 keluarga berbeda, yang mana sang Ibu sudah berusia antara 65-75 tahun ketika penelitian dilakukan pada tahun 2001.

Para peneliti menguji para responden ini dengan 7 tes depresi yang berbeda-beda, meliputi rasa kesepian, susah tidur, dan kesedihan umum. Para peneliti ini juga meminta para responden untuk menjawab beberpa pertanyaan tentang anak mana yang paling dengan dengan ibu, paling sering berargumen dengan ibu, aling dibanggakan sang ibu, dan paling mengecewakan ibu.

Hasil penelitian yang juga dipubilkasikan dalam Journal of Gerontology: Social Science ini menunjukkan bahwa betapa besar pengaruh kedekatan anak dan ibunya terhadap psikologi anak setelah dewasa. Mereka yang merasa dekat dengan ibunya secara emosional cenderung lebih mudah depresi. Selain mereka, orang yang sering bermasalah dengan ibunya dan mereka paling sering membuat ibunya kecewa juga lebih mudah mengalami depresi ketika dewasa.

Hal ini diduga karena anak kesayangan ibu cenderung merasa lebih bertanggung jawab pada ibunya, seiring dengan pertambahan usia keduanya. Sang anak juga akan terbiasa mandiri dalam mengatur segala sesuatu atau menolong orang lain, baik secara fisik maupun emosian. Boleh dikatakan bahwa anak ini merasakan tekanan yang lebih berat. Selain itu, mereka yang dekat dengan sang ibu umumnya ngga dekat dengan saudaranya sendiri.

Jika pasanganmu adalah pria yang dekat dengan ibunya, sebaiknya mulai memerhatikan dirinya ya ladies. Jangan sampai dia merasa depresi hanya karena kedekatannya dengan sang ibu membuat dirinya lebih bertanggung jawab pada ibunya. Dukung pasanganmu, dan bantu dia merasa lebih rileks menjalani kehidupannya, termasuk dalam menjalani kehidupan percintaan kalian.

Share the knowledge!