Setelah lama single, Lina akhirnya dekat dengan pria yang masuk ke dalam kriterianya. Cerdas, putih, tinggi, berkaca mata, karier yang baik, dan gemar traveling. Kira-kira sudah enam bulan ini Lina kenal dengan Wisnu—diawali dengan perkenalan mereka di sebuah acara acara city tour. Saat itu bersama 20 rombongan lainnya, mereka melakukan walking tour di sebuah kota. Sambil mendengar penjelasan guide, mereka sesekali mengobrol tentang hobi mereka yang satu ini. Berawal dari bertukar cerita hingga bertukar akun socmed dan pin. Barulah di perkenalan memasuki 3 bulan mereka beberapa kali bertemu—baik hanya berdua ataupun dengan teman-teman lain yang dikenal saat acara tersebut.
Mereka cukup intens berkomunikasi dan berbagi cerita tentang aktivitas masing-masing. Bahkan lambat laun, mereka berdua mulai menceritakan tentang masalah pribadi, keluarga, impian, dan mulai mengenalkan sahabat masing-masing. Sudah tak terhitung lagi berapa kali mereka bertemu, hanya sekadar nonton, makan bersama, minum kopi, hingga walking tour berdua. Lina tentu berharap jika hubungan ini bisa berlanjut ke sebuah komitmen. Bukan merasa GR, tapi Lina merasa hubungan mereka sudah dekat, sudah ada kepercayaan, dan keintiman—tanpa sebuah status yang jelas.
Lina bimbang, apakah harus menanyakan status ke Wisnu atau tidak.
Rasanya frustasi sekali jika kita menghabiskan banyak waktu bersama pria yang tak bisa menegaskan sebuah komitmen dengan kamu. Kamu mulai tergoda untuk menanyakan status ke dia. Namun, ada yang harus kamu tahu bahwa semakin kamu memaksa, menekan, dan bertanya terus menerus, semakin dia akan mneghindar dan tak jarang justru menolak kamu—membuat kamu jadi insecure dan cemas. Pernah alami Ladies?
Memahami Cara Dia Berkomitmen
Perlu ada yang kamu ketahui Ladies, bahwa penilaian untuk membuat sebuah komitmen antara wanita dengan pria sangat berbeda. Jika kita cepat dan mudah memutuskan untuk berkomitmen dengan seorang pria—hanya karena ketertarikan fisik dan hobi, berbeda dengan pria. Jika hanya sekadar main-main, tentu pria akan sangat mudah melakukan itu. Namun, berbeda dengan berkomitmen. Biasanya mereka memiliki pertimbangan yang cukup penting. Mereka akan mencari tahu dulu apakah mereka bisa lebih bahagia jika bersama kamu—dan jelas ini membutuhkan waktu yang lama. Pria juga ingin merasa bahwa kamu menginginkan dia, bukan hanya sebuah komitmen. Jadi, cara terbaik untuk membuat pria mempercepat berkomitmen dengan kamu adalah memantaskan diri kamu sendiri. Maksudnya adalah tidak selalu memikirkan komitmen. Hadirlah di setiap langkah dia, hargai semua usaha yang dia lakukan untuk apa pun, dan nikmati kebersamaan dengan si dia.
Buat Sebuah Dasar yang Positif
Kebanyakan orang—termasuk kamu, lebih senang menjalani hubungan itu sendiri daripada membicarakannya. Coba ingat-ingat lagi sejauh mana kalian melakukan hal positif bersama, karena pria akan melihat apakah hidupnya lebih baik saat bersama kamu atau tidak. Apakah kalian berdua melakukan hal-hal positif selama ini atau tidak, seperti pergi kencan, jalan bersama, bertemu dengan teman-teman, olahraga berdua, pergi berlibur bersama atau hal-hal simpel hanya sekadar bercerita atau malah justru lebih sering bertengkar, cemburu, dan mengekang. Karena di sanalah pria merasakan sebuah koneksi dengan kamu. Ketika dia merasakan pengalaman positif bersama kamu, di sanalah dia akan selalu ingin dekat dengan kamu. Nah, selanjutnya adalah biarkan dia yang membicarakan komitmen terlebih dahulu.