“Mau Putusin tapi Nggak Nyakitin Hatinya Gimana, Ya?”

Home Articles “Mau Putusin tapi Nggak Nyakitin Hatinya Gimana, Ya?”
Share the knowledge!

Nggak semua hubungan bisa berjalan langgeng. Banyak hubungan yang sudah dijalankan, baik baru ataupun lama, berakhir dnegan kata perpisahan. Apapun masalahnya, putus menjadi kata yang paling ditakutkan dan dihindari. Siapa sih yang mau punya hubungan harus berpisah?

Sayangnya, saat sebuah hubungan sudah nggak nyaman dijalankan sudah seharusnya nggak dipaksakan. Daripada memaksakan perbedaan yang ada lebih baik berpisah, apalagi baru status pacaran.

Saat masalah banyak dan sudah nggak ada kecocokan kata putus menjadi solusi satu-satunya. Untuk apa menjalani hubungan yang sudah nggak nyaman satu sama lain. Untuk apa memaksakan kalau kamu dan pacar ketemu jalan buntu. Namun, ternyata nggak semudah itu memutuskan pacar dan kamu sebagai pihak yang akan mutusin si dia nggak tega untuk ngelakuin hal tersebut.

Nggak ada kalimat atau cara yang paling halus saat kamu harus putusin pacar.

Nggak ada hal yang bisa kamu lakukan saat berpikir, “Mau putusin tapi nggak nyakitin hatinya gimana ya?” selain jujur apa adanya.

Kalau memang kamu dan pacar sudah nggak bisa lagi mempertahankan hubungan ada baiknya segera diakhiri, bukan malah menunggu waktu yang tepat untuk berpisah. Perlu kamu ingat bahwa nggak ada waktu yang paling tepat saat harus berpisah karena kapapun waktunya tetap saja menyakitkan hati. Lagipula sebelum kamu benar-benar ingin putus sama si dia pasti kamu sudah berpikir panjang mutusin semuanya—apakah putus, apakah dipertahankan. Dan anggap saja itu waktu yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah ada perubahan satu sama lain atau tidak.

Cara yang mungkin sedikit halus adalah kamu katakan yang sesungguhnya alasan kalian harus berpisah.

Misalnya, “Aku udah pikir panjang sebelumnya dan aku mohon maaf kalau ternyata kita harus putus. Orang tua aku ternyata benar-benar nggak setuju kita punya hubungan. Dan aku nggak bisa ngemaksain hubungan yang ngebuat aku nggak nyaman.”

Itu salah satu contohnya dan saat kamu benar-benar ingin putus sama si dia, maka tegaslah bukan plin-plan yang bingung mau putus atau cuma perasaan sesaat. Makanya penting untuk tahu keinginan kamu yang sebenarnya.

Selain itu, dewasalah dalam berkata. Kamu sudah putusin dia dan saya yakin itu menjadi mimpi buruknya. Nggak perlu ditambah dengan membeberkan sesuatu yang kamu anggap salah.

Lagian sih kayaknya selama beberapa hari ini kamu ngak ada usahanya buat ubungan kita.”

Kalaupun kamu pikir dia benar-benar ada di posisi salah, bukan berarti kamu harus ngedikte dia karena nggak ada manfaatnya sama sekali. Toh kamu benar-benar ingin putus sama dia kan?

Share the knowledge!