Semua orang memang punya kebiasaan buruk atau sering melakukan kesalahan, baik yang dianggap kesalahan kecil ataupun besar. Bagusnya jika kita bisa belajar dari kesalahan kita di masa lampau. Namun, sayangnya nggak semua orang bisa belajar dan berjanji untuk nggak lagi mengulangi kesalahan dulu, bukan? Coba Anda bayangkan terjebak ke dalam situasi di mana Anda melakukan banyak kesalahan terhadap pasangan Anda. Sekali melakukan kebohongan misalnya, dia masih memaafkan hingga karena terbiasa dimaafkan oleh dia, Anda melakukan kebohongan lagi hingga tak bisa dihitung, bahkan yang lebih parahnya lagi Anda melakukan perselingkuhan.
Begitu pasangan Anda tahu, pasti dia akan minta putus. Namun, karena menyesal dan menyadari bahwa dialah wanita yang baik dan yang Anda cari selama ini, Anda menolak saat dia bilang putus. Anda berpikir bahwa segala kesalahan yang pernah dilakukan hanya kekhilafan Anda, kemudian memohon-mohon untuk bisa lagi sama dia.
Atau coba bayangkan jika Anda adalah wanita nyebelin yang selalu minta antar jemput, minta dibayarin makan dan shopping, posesif dan cemburuan, serta mengatur dan ngelarang dia dalam hal apapun, bahkan cuek dan nggak support dengan tujuan hidupnya. Karena ngerasa nggak didukung maka pasangan Anda minta putus, setelah sebelumnya protes sama sikapmu yang satu itu. Tentu Anda tolak karena selama ini merasa nggak ada masalah dalam hubungan kalian—pun Anda selama ini terbukti setia. Apalagi selama ini hanya dia pria yang mengerti dan terima Anda apa adanya (ya meskipun akhirnya nggak tahan karena sikap buruk Anda).
Dua gambaran di atas bisa menjelaskan jika masih banyak orang yang nggak sadar bahwa dirinya nggak layak dianggap sebagai pasangan. Memang orang semua orang punya sikap buruk atau kesalahan dan biasanya orang sadar bahwa sikapnya bisa merusak hubungan yang sedang mereka jalin, tapi sayangnya nggak mau jika harus berpisah. Sangat wajar bukan jika pasangan akhirnya minta putus? Karena bagi mereka, Anda sudah tak layak lagi menjadi pasangannya. Dia yang selalu setia harus dibalas dengan perselingkuhan. Dia yang percaya kamu harus dibalas dengan rasa curiga dan kekangan. Hal inilah yang membuat dia berpikir kalau Anda sudah tak layak.
Hubungan dirasa baik jika Anda dan pasangan bisa sama-sama belajar dan saling membangun. Coba tanyakan dalam diri apakah Anda masih layak menjadi pasangan dia sehingga meminta dia untuk nggak memutuskan Anda? Kalau posisi dibalik, apakah Anda layak mendapat pasangan yang menuntut dan pernah selingkuh? Tidak bukan? Maka dari itu, penting bagi Anda untuk berpikir dan menyadari, sejauh mana Anda layak untuk pasangan Anda. Kalau memang sadar bahwa sudah tak layak, maka biarkan dia temukan orang lain yang lebih menghargai dia.