Bagian terburuk dari akhir sebuah hubungan adalah kehilangan seseorang yang selama ini ada di samping kamu. Kehilangan partner yang biasa menyemangati dan menemai saat kamu jatuh. Kehilangan partner yang saling mengingatkan kamu saat berbuat salah. Kehilangan partner untuk menemani nonton, jalan, dan sebagainya. Kamu terus bertanya kenapa semua ini bisa terjadi, saat sebuah mimpi membangunkan kamu di tengah malam. Kamu mencoba mendapatkan sebuah jawaban dari mantan kamu yang sampai detik ini tak juga ada jawabannya.
Jika dulu kamu selalu menemukan artikel atau saran praktis tentang cara mendapatkan dia, membuat hatinya senang, mempertahankan sebuah hubungan, tapi kamu seolah kehilangan artikel-artikel itu saat putus cinta. Kamu seolah sendirian, semua saran yang kamu dengar tak pernah masuk ke kuping. Kamu menganggap bahwa hanya dia wanita/pria terbaik untukmu. Kamu menganggap bahwa hanya mantanlah satu-satunya orang yang bisa menjawab semua pertanyaan kamu. Namun, sayangnya sampai kapan pun dia tak akan bisa menjelaskan semuanya. Sebab menurut mantan, hubungan kalian sudah selesai. Tak ada kewajiban buat dia menjelaskan apa pun.
Lalu apa yang harus kamu lakukan?
Berhenti mencari jawaban untuk semua masalah kamu. Berhenti untuk berandai-andai bahwa hubungan kalian baik-baik saja. Berhenti berharap dengan masa lalu yang tak akan bisa terulang lagi! Kini saatnya fokus dengan diri kamu sendiri agar bisa jadi sosok yang jauh lebih baik ke depan.
Bersikap santai, putus bukan masalah besar
Biasanya, bulan pertama kamu habiskan dengan membongkar, menganalisa, dan menjelaskan kepada setiap orang yang kamu temui kenapa masalah seperti ini bisa terjadi. Karena merasa tak mendapatkan jawaban dari mantan, kamu mencarinya ke orang lain. Salah besar. Semakin sering kamu bercerita dan bertanya jawabannya, kamu semakin bingung sebab mereka nggak tahu masalah inti hubungan kamu dengan mantan, justru semakin banyak opini nggak penting.
Menceritakan dan mengungkapkan perasaan memang penting karena itu salah satu cara untuk membuat kamu lebih tenang. Namun, kamu pun tak perlu menjelaskan semuanya ke orang lain. Bukan karena mereka teman-teman kamu, mereka bisa tahu semua urusan pribadi kamu. Justru dengan menceritakan ke semuanya, kamu terlihat sangat desperate pasca putus. Ini yang membuat teman-teman atau wanita/pria lain malas dekat denganmu. Dan kamu semakin merasa sendirian.
Utarakan perasaan ke media yang tepat
Kamu pasti ingin sekali menjelaskan ke mantan apa yang kamu rasakan. Ingin sekali kamu mengiriminya sebuah surat menjelaskan apa kesalahan dia. Memberi tahu bagaimana caranya menyakiti kamu bisa membuat hidupmu sangat hancur—atau justru membuat hidup kamu semain baik pasca kalian berpisah. Namun, pertanyaannya UNTUK APA? Mantan kamu sedang sangat menghindari kamu, semakin kamu mencecar dia menjelaskan kesalahan dia justru membuat dia semakin ngediemin kamu. Semakin kamu merasa diabaikan.
Menjelaskan apa yang kamu rasakan memang sangat penting! Namun, sebaiknya jangan membiarkan mantan tahu apa yang kamu rasakan. Tak perlu menyalahkan sepenuhnya ke dia—sebab kamu juga salah. Akui itu dulu. Salurkan apa yang kamu rasakan dalam sebuah lembar kertas kemudian baca dan robek. Lakukan hal itu hingga semua perasaan kamu bisa keluar dan membuat kamu jauh lebih baik dan menerima kondisinya. Layaknya saat kamu mendekati seorang wanita/pria yang butuh waktu. Kamu juga butuh waktu untuk menyembuhkan hatimu. Nikmati dulu sakitnya, agar kamu bisa belajar. Semakin sakit kamu rasakan, seharusnya semakin kamu tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Logikanya sesederhana itu.
Berpikir positif
Kamu mungkin merasa susah sekali berpikir postif saat sebuah hubungan harus berakhir. Namun, coba jawab, apa dengan berpikir negatif membuat kondisinya jauh lebih baik? Apa dengan berpikir negatif kamu bisa mengetahui kesalahan kamu? Apa kamu jadi bisa mengambil hikmah semuanya? Jadilah sosok yang jauh lebih baik ke depan. Living well really is the best revenge.
Refocus your life
Ini adalah langkah paling akhir dan paling berat saat putus cinta. Kembali fokus dengan hidup kamu, sama artinya dengan mengakui bahwa hubungan benar-benar sudah berakhir. Memang kenyataannya seperti itu, kan? Mari duduk, ambil selembar kertas, dan tulis prioritas baru untuk hidup kamu—tanpa melibatkan mantan. Entah mendahulukan keluarga, teman, karier, diri sendiri, atau hal apa pun yang membuat kamu bahagia. Tulis dan simpan dalam jangkauan mata kamu sehingga kamu tahu target hidup kamu yang harus kamu capai.