Kalau urusan galau, biasanya identik dengan wanita. Kaum hawa memang umumnya mudah galau. Apakah itu karena putus cinta, bertepuk sebelah tangan, ditolak gebetan, atau macam-macam galau lainnya, semua dapat diekspresikan wanita dengan jelas. Berbeda dengan pria, kamu adam terkesan cuek apabila membahas soal asmara. Mereka terlihat santai dan nggak pernah galau dalam mengurusi masalah percintaan. Hmm, apakah benar begitu?
Sebenarnya, pria juga mengalami galau loh, namun mereka menyimpannya dalam hati saja. Para pria dengan pandainya menyembunyikannya sehingga orang-orang berpikir bahwa mereka cuek. Padahal mereka jelas galau dalam masalah percintaan.
Lalu, apa yang biasanya pria single galaukan dalam masalah percintaannya?
Putus cinta
Psikolog Nunki Suwardi menjelaskan, pria juga merasa galau saat diputuskan oleh pacarnya, meskipun mereka jarang menunjukkannya di hadapan teman-teman atau orang-orang sekitarnya. Apalagi kalau mantannya mendapatkan pengganti yang lebih baik dari dirinya, sang pria akan merasa galau dan terpukul dalam waktu yang cukup lama.
Menguji Gebetan
Psikolog Nunki mengatakan pria menguji sejauh mana penerimaan gebetan terhadap dirinya. Mengapa? Karena mereka takut ditolak. Mereka juga galau apabila sampai ditolak gebetan.
Mereka nggak akan mengambil risiko jika wanita nggak memberikan respon positif terhadap dirinya. Kalau sang gebetan mengirimkan “lampu hijau”, baru dia berani melakukan pendekatan.
Ditolak
Setelah menguji gebetan, dan pria berani mengambil risiko, maka dia sudah bersiap terhadap keputusan yang dipilih wanita terhadap cintanya. Namun, sesiap=siapnya mereka, saat ditolak pun pasti akan merasa galau. Walaupun mereka suka terlihat “nggak apa-apa”, senyum, ngeles, bahkan bercandaa setelah ditolak, itu hanya usaha untuk menyembunyikan rasa galau. Apalagi kalau sang pria sudah lama memendam rasa cinta pada sang gebetan. Saat ditolak, dia merasa gagal dan “kalah” dalam persaingan.
Ternyata, nggak hanya wanita yang bisa galau karena ditolak atau diputusin pacar, tetapi pria juga merasakan kegalauan yang sama. Bedanya, sebagian besar wanita dapat menggambarkannya keluar dari hati, sedangkan pria terlalu pintar untuk menyembunyikannya dibalik wajah “nggak apa-apa”-nya itu.