Beberapa waktu yang lalu, saya sempat termakan emosi ketika sebuah pertanyaan bodoh masuk ke ask.fm saya. Semuanya berawal dari sebuah pertanyaan tentang apa perbedaan hak seorang pacar dengan seorang suami. Jawaban saya, bagi saya tidak ada perbedaan hak antara pacar dan suami, yang ada adalah perbedaan kewajiban.
Kemudian sebuah pertanyaan follow up pun muncul. “Tapi, Redz, kalo misalkan hak pacaran sama hak nikah ga ada beda, apa ga bikin dia jadi males nikah? Toh pacaran aja udah bisa dapet hak yang sama, dan kalo nikah tanggung jawabnya lebih besar.” Maka murkalah saya.
Alasan yang Salah untuk Menikah
Perkenalkan, Putri (bukan nama sebenarnya), 24 tahun, sudah berpacaran satu tahun dengan Putra (bukan nama sebenarnya juga). Suatu hari, kegiatan berpacaran mereka berlangsung terlalu seru sehingga Putri harus menghentikannya. “Mas Putra,” Ujar Putri, “Kalau mas mau nidurin aku, mas harus nikahin aku dulu.”
Jadi Putra menikahi Putri untuk apa? Untuk meniduri Putri?
Saya nggak bermaksud untuk menyuruh semua perempuan “membuang” keperawanan mereka sebelum menikah, tidak. Tapi please, jangan jadikan keperawananmu dan hubungan badan tersebut sebagai sebuah iming-iming agar pasanganmu menikahimu.
Karena bila seorang pria hanya ingin berhubungan badan, gampang sekali. Nggak perlu dengan kamu. Kalau dia mau, bisa sewa PSK saja. Malah lebih ringkas tanpa perlu ketemu camer dan sebagainya.
Jadi, ladies, jangan memancing mereka menggunakan umpan yang salah. Hubungan badan, lepas dari dilakukan setelah maupun sebelum pernikahan, bukanlah umpan yang baik untuk menggaet pria menuju pernikahan.
Iming-iming yang Tepat
Saya percaya kamu yang membaca artikel ini tentunya sudah memutuskan untuk menjadi lovable lady. Kamu tahu, selain menjaga penampilan di luar, penting juga untuk menjaga inner beauty. Selain fashion dan bahasa tubuh, penting juga wawasan, sikap dan perilaku.
Dan satu lagi yang saya percaya kamu tahu: Bahwa kecantikan fisik akan memudar suatu saat nanti. Kulit yang mulus bisa keriput. Rambut yang bergelombang bisa memutih. Perut yang rata bisa mengendur. Tugas kita adalah menemukan pasangan yang tepat sebelum hal-hal tak terelakkan ini terjadi. Pasangan yang akan tetap setia dan tua bersama. Bukan begitu?
Bila kamu tersenyum dan menggangguk mengamini, saya percaya kamu pun pasti akan setuju bahwa tawaran yang paling aman bagi calon pasangan seumur hidup adalah inner beauty yang nggak lekang oleh waktu.
Tawarkan padanya tawa dan canda, perhatian dan kasih sayang. Tawarkan padanya degup jantung yang berdebar dan pipi memerah tersipu. Hal-hal kecil yang nggak ada wanita lain selain kamu yang bisa memberikannya pada pasanganmu.
Lupakan hubungan badan—terserah mau dilakukan sebelum ataupun sesudah pernikahan sesuai adat dan kepercayaan masing-masing.
Tapi kualitas seorang lovable lady, lebih daripada sekadar seks, kan? Maka tawarkanlah hal-hal yang baik, jadikan dirimu seutuhnya sebagai iming-iming yang tepat agar pria pilihanmu tulus menikahimu. Bukan supaya ia bisa berhubungan badan denganmu, bukan. Tapi supaya ia bisa memilikimu, wanita yang paling lovable buat dia, seumur hidupnya, selamanya.
Good luck, ladies!