Seperti apa sih, standar ketampanan dan ke-sexy-an seorang pria? Tentunya bersifat subjektif dong, ya. Nggak semua wanita memiliki standar yang sama dalam menilai ketampanan pria. Tetapi, sebagian wanita pasti setuju kalau pria yang tampan nan menggoda memiliki badan yang tinggi dan tegap, otot yang proporsional, dan dada bidang. Bukan begitu?
Mungkin sebagian wanita nggak setuju, tentu nggak jadi masalah. tetapi, kalau yang nggak sependapat ternyata satu daerah, bagaimana?
Ya, di salah satu suku di negara Ethiopia, tepatnya Suku Bodi atau Me’en, standar ketampanan pria bukanlah seperti yang disebutkan di paragraf pertama, pun nggak sependapat dengan banyak wanita lainnya. Di suku ini, sosok pria tampan dan sexy justru sebaliknya. Wanita di suku ini menganggap pria yang sexy adalah mereka yang memiliki perut buncit.
Suku Bodi selalu menggelar penghargaan untuk pria berperut buncit setiap tahunnya, pria dengan perut buncit dinilai paling sexy dan menggemaskan.
Karena hal ini, pria-pria di suku Bodi berlomba-lomba untuk menjadi buncit, mereka banyak mengonsumsi susu dan darah sapi agar impiannya terwujud. Setelah enam bulan, perut mereka akan berubah menjadi lebih besar.
Hal uniknya, selama membuncitkan perut, para peserta hanya boleh mengonsumsi minuman campuran susu dan darah sapi yang disajikan oleh wanita di suku ini.
Setiap keluarga berhak mengirimkan wakil untuk ikut kompetisi ini. Namun, ada peraturan yang wajib ditaati oleh para peserta, yakni dilarang pindah tempat tinggal dan melakukan seks sampai upacara benar-benar selesai diselenggarakan.
Kemudian, upacara penghargaan dilaksanakan dengan berjalan berjam-jam mengelilingi pohon suci. Pemenang kompetisi ini akan dinobatkan sebagai pria paling buncit, dan akan dianggap sebagai pahlawan sepanjang hidupnya. Menarik bukan?
Setelah upacara selesai dilaksanakan, para peserta akan menjalani kehidupan normalnya kembali. Hal unik lainnya, ukuran perut para peserta akan kembali normal beberapa minggu kemudian.
Eric Lafforgue, seorang fotografer asal Perancis yang mewartakan upacara ini mengatakan bahwa setiap anak lelaki di suku Bodi memang mendambakan perut buncit.
“Sapi disucikan oleh suku Bodi sehingga nggak boleh dibunuh. Darah sapi diambil dengan cara membuat lubang pada pembuluh darah. Setelah itu, lubang tersebut ditutup dengan tanah liat,” tutur Lafforgue.
Ia pun menambahkan, beberapa pria menjadi susah jalan dan bergerak akibat proses membuncitkan perut.
Apa pandangan kalian sama seperti masyarakat suku Bodi?