Masalah dalam hubungan asmara dapat disebabkan banyak hal. Terkadang, masalah asmara ditimbulkan dari pasangan atau kamu sendiri, misalnya pribadimu yang insecure. Sedangkan masalah yang berasal dari luar hubungan, misalnya adalah gangguan orang ketiga.
Masalah dalam hubungan asmara dapat memicu rasa stres pada dirimu. Rasa stres itu dapat membuat masalah kecil atau kesalahan sepele berakhir menjadi sebuah pertengkaran besar. Hubunganmu pun menjadi goyah dan terancam putus.
Salah satu cara untuk menghindari pertengkaran hebat serta stres pada diri sendiri adalah mengetahui asal masalah, menyelesaikannya, serta menghindarinya. Oleh karena itu, berikut ini adalah 3 hal umum yang biasanya menjadi sumber stres dan pertengkaran besar dalam hubungan.
Tubuh yang Nggak “Sempurna”
Minder dengan keadaan sendiri dapat menjadi pemicu pertengkaran dalam hubungan. Misalnya saja, pasangan pria sedang bercakap-cakap ramah dengan seorang wanita, yang terlihat memiliki fisik lebih sempurna daripada kamu. Karena merasa minder, kemudian membanding-bandingkan diri sendiri dengan wanita tadi, kamu pun menjadi insecure. Kamu jadi menuduh pasangan bermain mata dengan wanita lain yang lebih baik dari dirimu. Hal ini tentu akan membuat stres pasangan bukan? Kamu pun merasakan stres yang sama karena cemburu. Kenyataannya, kamu dan pasangan stres karena hal yang sebenarnya nggak jelas, dan semua terjadi karena rasa mindermu.
Masalah Keuangan
Mungkin kamu dan pasangan memiliki masalah keuangan, seperti tagihan kartu kredit yang membengkak, atau sedang kesulitan keuangan. Meskipun ini masalah pribadi, hal ini dapat membuat moodmua jadi berubah lebih sensitif. Kamu pun mudah tersinggung ketika pasangan menanyakan keadaan keuanganmu. Cara baiknya adalah mengajak pasangan untuk berdisuksi masalah keuangan. Ceritakan bagaimana keadaanmu dan mintalah saran yang tepat darinya. Bersama dirinya, jadilah tim yang solid dan baik untuk menyelesaikan masalah keuangan ini bersama-sama.
Masalah Pekerjaan
Pekerjaanmu bisa jadi sumber pertengkaran dalam hubunganmu. Misalnya saja kamu terlalu mencintai pekerjaanmu, alias seorang workaholic. Kamu sangat fokus pada tugas-tugasmu hingga melupakan keberadaan pasangan. Bahkan di weekend yang senggang ini, kamu lebih memilih untuk mengurus pekerjaan daripada berkencan dengannya. Perilakumu ini membuat pasangan merasa terabaikan, dan tentu saja memancing pertengkaran muncul ke atas permukaan.
Sebaliknya, kamu nggak nyaman dengan pekerjaanmu. Terlalu banyak tekanan, terlalu banyak menerima hal buruk sehingga kamu butuh pelampiasan untuk mengusir bad mood itu. Salah-salah, kamu malah emjadi emosi pada pasangan. Kamu melampiaskan kekecewaanmu dalam pekerjaan pada pasangan yang nggak tahu apa-apa. Apabila menjadi kebiasaan, pasangan akan menganggap bahwa kamu nggak menghargai dirinya. Dia pun nggak merasa bahagia karena menerima banyak energi negatif darimu. Pertengkaran pun tak dapat terelakkan lagi.