Jika berbicara tentang seks, salah satu anggapan yang beredar adalah semakin lama seorang pria bisa bertahan dalam satu sesi bercinta, semakin hebat performa seksnya. Lalu karena bisa “tahan lama”, kepuasan seks pasangan dapat terjamin.
Oleh karena itu, banyak pria mulai berusaha untuk bisa “tahan lama” dalam satu sesi. Jika mereka hanya bisa bertahan dalam waktu yang dianggap sebentar, maka dianggap nggak memiliki performa yang baik dalam kehidupan seks. Saat itu pula, mereka menganggap dirinya nggak bisa memuaskan pasangan karena kurang “tahan lama”.
Apakah anggapan tersebut benar? Faktanya, belum tentu benar. Memang benar kalau seks yang hanya bisa bertahan sebentar, akan mengurangi kenikmatan bercinta. Namun, seks yang terlalu lama juga dapat menghilangkan gairah bercinta. Selain itu, penetrasi yang terlalu lama dapat menimbulkan lecet atau iritasi pada alat kelamin. Cukup berbahaya bukan?
Kalau begitu, berapa lama waktu yang ideal untuk penetrasi seks? Menurut studi yang dilakukan terapis seks di Amerika Utara, durasi seks terbagi menjadi empat.
Penetrasi yang dilakukan selama 1-2 menit dinilai terlalu cepat. Apabila dilakukan 3-7 menit, penetrasi seks terbilang cukup. Jika penterasi seks dilakukan selama 10-30 menit dianggap terlalu lama. Idealnya, penetrasi seks dilakukan selama 3-17 menit.
Barry W. McCarthy selaku terapis seks mengatakan, “Sangat sedikit pasangan yang bisa penetrasi seks lebih lama dari 12 menit.”
Peneliti Eric Corty berharap bahwa dengan adanya hasil penelitian ini, dapat mengubah pemikiran orang-orang terhadap seks. Menurutnya, untuk memuaskan pasangan nggak harus dengan seks yang “tahan lama”. Memang benar, kok. Faktanya, ada banyak hal yang memengaruhi tingkat kepuasan pasangan saat bercinta, mulai dari stimulasi pda zona erotis, seks oral, atau dengan menggunakan seks toys.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya, yang mengungnkapkan bahwa durasi ideal penetrasi seks adalah 5,4-7,5 menit. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah ukuran yang tetap karena kembali pada pribadi masing-masing. Pria dan wanita tentunya memiliki preferensi tersendiri, seperti jenis kegiatan bercinta mana yang bisa membuatnya nyaman dan tingkat kepuasannya tinggi.
Pendapat lain dikemukakan oleh penulis buku “The Sex Myth”, yakni Rachel Hills. Ia mengatakan bahwa tingkat kepuasan seks dapat diukur dari kecilnya rasa tertekan untuk memuaskan pasangan. Ya, tentunya beberapa orang merasa ingin sekali memuaskan pasangannya sehingga hal itu menjadi tekanan sendiri baginya. Menurut Rachel, yang terpenting adalah fleksibilitas dan nggak memusingkan ekspektasi yang belum tentu benar.
Jadi, penetrasi yang lama belum tentu bisa memuaskan pasangan, loh.