Sebagai seseorang yang pernah mengalami masa single atau sedang single saat ini, kamu mungkin pernah menghubungkan kebetulan dengan ketentuan. Ketentuan yang dimaksud adalah tentang jodoh. Ketentuan bahwa setiap manusia diciptakan berpasangan. Kebetulan yang dimaksud adalah berbagai peristiwa yang kebetulan melibatkan kamu dan gebetan.
Peristiwa itu membuatmu berpikir ada koneksi ajaib antara hidupmu dan hidupnya. Kamu jadi rajin menduga-duga bahwa si dia benar-benar jodohmu karena terlalu hanyut pada harapan dan perasaan. Itu membuat kamu menganggap apapun hal yang melibatkan kamu dengan gebetan adalah pertanda jodoh.
Berikut ini beberapa macam ‘sugesti’ yang biasanya dianggap sebagai pertanda kamu dan gebetan adalah ‘jodoh’ namun jadi membuatmu tampak bodoh.
Kamu Mirip dengan Gebetan
Banyak yang meyakini kemiripan wajah adalah pertanda kamu dan si dia berjodoh. Penelitian tentang kemiripan wajah memang pernah dilakukan oleh Zajonck sekitar tahun 1987-an. Namun,itu hanya mengungkap fakta kemiripan wajah pasangan setelah menikah selama 25 tahun.
Kemiripan itu pun terjadi karena terbiasa meniru ekspresi atau hal-hal yang dilakukan pasangan tanpa disadari. Otak melepaskan bahan kimia yang berhubungan dengan emosi pada saat ‘saling berbagi ekspresi’. Pasangan jadi terbiasa saling memahami tindakan, menciptakan empati. Itulah membuat mereka merasa cocok dan bertahan lama.
Logis saja, apakah kamu mau menunggu selama 25 tahun demi benar-benar menganggap dia jodohmu? Tentu tidak. Data di atas sengaja disajikan untuk membuat kamu berpikir dua kali terhadap sugesti ‘wajah mirip adalah jodoh’.
Bukan pada wajahnya yang mirip, namun pada tindakan membiasakan diri untuk saling berbagi ekspresilah yang bisa membuatmu dan pasangan merasa cocok. See? Meskipun wajahmu tidak mirip, bisa saja kamu jadi juara di hati gebetanmu jika kamu memang berusaha membiasakan diri berbagi ekspresi dengannya.
Memimpikan Gebetan
Kamu sering curhat pada sahabat bahwa kamu sering bermimpi tentang gebetan? lalu sahabatmu malah menimpali curhatan yang membuatmu semakin dalam berharap dengan mengatakan ‘Jika kamu sering memimpikannya berari dia jodohmu’.
Sebaiknya jangan terburu menilai sesuatu dengan perasaan atau dugaan. Freud selaku pendiri aliran Psikoanalisis menganggap mimpi sebagai ekspresi rasa takut dan keinginan terdalam pemimpi (Van Riper da Bowdoin, 2002). Jangan sampai rasa inginmu menutupi kelogisanmu dalam berharap.
Memiliki harapan adalah cara untuk hidup. Namun, cara untuk hidup dengan baik adalah mengetahui apa yang baik dan tidak baik untukmu kan?
Tidak Sengaja Selalu Berpapasan
Berpapasan dengan gebetan membuatmu heboh atau jadi kaku? Itu biasa.. saat kamu semakin sering berpapasan dalam jangka waktu yang intens itu baru luar biasa (menurutmu). Kamu merasa ‘keberuntungan seolah mengiyakan harapanmu’.
Kamu mungkin berpikir Tuhan sedang memberi pertanda bahwa dia jodohku karena selalu memberi peluang untuk berpapasan dengannya. Pertanyaannya, apakah dengan sering berpapasan itu membuatmu mengambil inisiatif melakukan pendekatan?
Jangan lupa bahwa keberuntungan adalah saat kesempatan bertemu dengan kesiapan. Jadi saat Tuhan memberikan peluang kepadamu, pastikan kamu mulai aksi ‘jemput bola’ agar sugesti itu bukan sekedar sugesti.
Jika kamu mulai menyadari ketiga hal di atas memang sering mewarnai masa singlemu, segera basuh sugesti itu dengan semangat realistis yang optimis. Lakukan itu agar ‘sugesti jodoh’ tak membuatmu bodoh.