Kesal dengan pasangan membuatmu serba salah atau malah jadi benar-benar bersalah. Menghindari rasa marah memang sulit. Itulah sebabnya kamu sering hilang kendali dan merusak hubungan.
Kamu sebenarnya paham bahwa marah hanya bisa membawa keburukan dalam hubungan. Namun, kamu tidak bisa menyadari itu saat emosimu meledak. Cara berikut bisa membantumu memilih sikap yang tepat saat kesal dan ingin marah.
Bedakan Kesal dengan Pasangan atau Badmood Saja
Pernahkah kamu mersa uring-uringan dan jadi marah tidak jelas pada pasangan? Pasanganmu mungkin tidak membuatmu marah, kamu saja yang merasa dia tiba-tiba jadi menyebalkan saat itu. Saat kamu merasakan hal seperti itu, bisa jadi kamu hanya sedang badmood.
Kekesalan tanpa alasan mudah dikenali. Saat pasanganmu berkata ‘’Kamu kenapa sih tiba-tiba jadi marah-marah begini?’’ sementara dia tidak melakukan kesalahan sedikitpun, itu menandakan kamu hanya sedang badmood. Si dia yang tidak bersalah jadi sasaranmu meluapkan kekesalan karena dia sedang ada bersamamu saat itu.
Don’t mix bad words with your bad mood. You’ll have many opportunities to change a mood, but you’ll never get the opportunity to replace the words you spoke.
Diam Sejenak
Kamu mungkin bertanya ‘’bagaimana bisa mengetahui bahwa si dia benar-benar tidak melakukan kesalahan’’ untuk membedakan kamu benar-benar badmood atau dia memang bersalah. Jawabannya adalah: diam sejenak.
Diam bisa memberi jeda agar marahmu tertahan. Kamu jadi berpikir ulang dan menyadari penyebab kekesalanmu. Bahkan jika kekesalanmu benar-benar karena kesalahan si dia, kabar baiknya adalah rasa marahmu bisa dikendalikan.
Marahlah Secara Elegan
Jika kamu berhasil mengendalikan rasa marah dengan sikap ‘diam sejenak’, mudah bagimu untuk marah secara elegan. Kemarahan yang diungkapkan dengan tenang dan diimbangi dengan memberikan solusi untuk kebaikan hubungan adalah marah secara elegan.
Ganti “If You were Me” Jadi “If I Were You”
Ungkapan yang paling sering muncul saat kamu kesal dengan pasangan biasanya adalah ‘’Coba bayangkan bagaimana rasanya kalau jadi aku !’’. Kamu terlalu sering meminta ingin dipahami hingga lupa bagaimana cara memahami orang lain.
Sikap selalu ingin dipahami orang lain membuatmu selalu merasa menjadi korban. Perasaan seperti itu jadi membuatmu mudah menyalahkan pasangan saat hubungan terasa tidak nyaman.
Cobalah ganti dengan kalimat ‘’Jika kamu jadi aku’’ dengan ‘’Jika aku jadi si dia’’. Kamu jadi bisa memahami posisinya saat selalu disalahkan olehmu. Luangkan beberapa detik saja untuk melakukannya. Hubungan yang baik bisa terwujud jika ada keseimbangan di dalamnya kan?