Ketika kamu mengucapkan cinta pada si dia, apakah kamu yakin ungkapan cintamu tersebut benar-benar cinta sejati atau hanya obsesi belaka?
Kenyataannya, banyak orang yang menyakiti pasangannya, padahal dia bersikeras mencintai pasangannya tersebut. Ada pula orang yang rela menunggu dan mengejar gebetannya bertahun-tahun atas nama cinta. Ada juga pasangan yang baru beberapa hari bertemu langsung menyatakan cinta. Apakah semua itu cinta sejati? Atau hanya mengada-ada demi memuaskan obsesi semata?
Meski cinta dan obsesi terkadang sangat sulit untuk dikenali, kamu harus bisa membedakannya. Tidak hanya demi kebaikan dirimu, tetapi juga untuk kebaikan orang lain. Dan seperti apakah cinta sejati yang sesungguhnya? Inilah 7 perbedaan antara cinta sejati dan obsesi belaka.
1. Obsesi: Kamu Hanya Tertarik Pada Penampilan Fisik Pasangan
via Pexels
Si dia begitu tampan/cantik kamu sangat bangga ketika kalian jalan berdua. Tidak henti-hentinya kamu mengagumi keindahan fisiknya dan kamu sama sekali tidak menemukan kekurangan. Si dia bagaikan malaikat sempurna.
Akan tetapi, di balik penampilan fisiknya, kamu sama sekali tidak mengenal dirinya yang sebenarnya. Seperti apa kepribadiannya? Apa yang dia suka dan benci? Apa impian masa depannya? Kamu tidak peduli. Yang terpenting makhluk sesempurna dia hanya milikmu seorang.
Cinta: Secara Realistis, Kamu Menyukai Semua Aspek Diri Pasangan
via Stocksnap
Cinta yang sesungguhnya bukan berarti kamu menyukai semua kualitas pasangan. Mungkin ada kalanya kamu kesal melihat pasangan jarang berpakaian rapi. Ada kalanya kamu tidak tahan dengan sifatnya yang pelupa. Tetapi, kekurangannya tersebut tidak menutupi semua kualitasnya yang positif. Kamu mengenal semua kelebihan dan kekurangannya, tetapi kamu masih mencintainya. Kalian terus berusaha mengimbangi satu sama lain.
2. Obsesi: Hubungan Dipenuhi Drama dan Konflik Sepanjang Waktu
via Flickr
Walaupun kamu dan dia mengaku mencintai satu sama lain, tetapi kalian saling cemburu, curigaan, posesif, dan tidak berkomunikasi dengan baik. Kalian jadi menyakiti diri sendiri dan insecure. Seharusnya hubungan cepat-cepat diakhiri apabila sudah berakhir seperti ini. Namun, kamu dan si dia tidak mau mengakhirinya karena telanjur terobsesi dan bergantung secara emosional pada satu sama lain, bukan karena saling mencintai.
Cinta: Hubungan Memiliki Komitmen, Usaha, Komunikasi dan Kompromi
via Stocksnap
Realitanya, cinta yang sehat tumbuh di antara pasangan karena komitmen dan usaha seimbang dari satu sama lain. Hubungan yang sehat tidak diwarnai drama karena pasangan bisa berkomunikasi dengan sehat. Kamu dan pasangan bisa menghargai, mempercayai, dan menghormati satu sama lain. Ketika kamu merasa dicintai tanpa merasa tertekan, itulah cinta yang sesungguhnya.
3. Obsesi: Kamu Jatuh Cinta Pada Ekspektasimu Sendiri Tentang Pasangan
via Flickr
Kamu tahu kamu dan si dia tidak memiliki masa depan. Kamu sadar kamu dan dia masih kekanakan. Kamu punya firasat seolah si dia tidak akan mencintaimu seperti kamu mencintainya. Tetapi, kamu mengabaikan semua itu dan tetap nekat berhubungan dengannya. Kamu yakin dia akan berubah pikiran suatu hari nanti, kamu percaya dia tidak akan menyakitimu. Delusimu tersebut membuatmu bertahan, meski kamu sakit hati dan membuang waktu bersamanya.
Cinta: Kamu Mencintai Diri Pasangan yang Sesungguhnya
via Flickr
Mencintai seseorang berarti kamu mencintai dirinya, bukan ekspektasimu tentangnya. Apabila kamu terkejut dan merasa kecewa saat menganggap pasangan bersikap di luar karakternya, artinya hubungan kamu masuk ke dalam kategori obsesi. Jadi, kalau kamu benar-benar mencintai pasangan, kamu tidak akan kecewa karena kamu sudah mengenal diri pasangan luar dan dalam.
4. Obsesi: Pasangan Tidak Bisa Menjadi Sahabatmu
via Flickr
Oke, kamu mencintai pasangan. Tetapi, apakah kamu bisa berbagi dengannya? Bisakah kamu mengungkapkan perasaanmu di depannya? Akui saja, kamu hanya berhubungan dengannya untuk memuaskan obsesimu dan mengisi kekosongan hatimu. Ketika kamu menemukan orang lain yang lebih baik untuk dijadikan pelampiasan obsesimu, kamu tidak akan ragu meninggalkan pasanganmu saat ini.
Cinta: Pasangan Bisa Menjadi Partner Cinta Sekaligus Sahabat Hidupmu
via Unsplash
Karena kamu sudah nyaman dengan diri sendiri dan mampu menerima diri pasangan seutuhnya, kamu bisa mengandalkan pasangan dalam hal apapun. Kamu dapat berbagi perasaan dengan nyaman, kamu merasa lebih mudah memahami pasangan karena hatimu tidak diselimuti ekspektasi. Kamu dan dia berkomitmen untuk terus bekerja sama mengatasi hambatan di depan mata.
5. Obsesi: Kamu Merasa Needy Pada Pasangan
via Flickr
Sehari saja kamu tidak dapat perhatian dari pasangan, kamu pasti mencak-mencak, kecewa, dan langsung posesif. Tadi dia bilang sedang ada di rumah, tetapi kenapa dia tidak membalas chat kamu? Kamu curiga jangan-jangan dia berbohong dan malah jalan dengan orang lain, atau dia sudah bosan padamu. Kamu jadi mudah capek secara fisik dan mental karena memusingkan diri seperti ini.
Cinta: Kebahagiaanmu Tidak Bergantung Pada Pasangan
via Stocksnap
Pasangan sibuk? Kamu memiliki kesibukan lain. Pasangan tidak menghubungi seharian, kamu santai saja dan tetap sibuk dengan kegiatanmu sendiri. Kamu percaya pada pasangan. Kamu paham bahwa kehidupan pasangan tidak berpusat padamu saja. Hanya karena kalian berpasangan bukan berarti kalian harus terus berduaan, bukan?
6. Obsesi: Kamu Hanya Memikirkan Diri Sendiri
via Flickr
Kamu menuntut pasangan membuktikan cintanya padamu dengan cara tidak realistis. Meski pasangan menolak karena permintaanmu membuatnya tidak nyaman, kamu tidak peduli. Kamu juga tidak berusaha menghormati komitmen dan kesepakatan hubungan yang sudah dibuat bersama. Kamu menjalani hubungan demi keegoisan kamu semata, sehingga kamu tidak mau berusaha sedikit pun memberikan kenyamanan untuk pasangan.
Cinta: Keinginan Kamu Seimbang dengan Usaha yang Kamu Berikan Dalam Hubungan
via Flickr
Kamu tidak sampai hati melanggar komitmen dengan pasangan karena bagimu pasangan sangat berharga dan patut dijaga perasaannya. Tentu kamu memiliki banyak impian dan keinginan untuk dijalani bersama pasangan, tetapi kamu tidak mengabaikan kebutuhan pasangan. Semua dijalani dengan setara.
7. Obsesi: Kamu Tidak Bisa Berhenti Memikirkan Pasangan dan Lumpuh Saat Pasangan Tidak Ada
via Stocksnap
Namanya juga obsesi, si dia selalu berada di pikiranmu 24 jam. Pada awal hubungan sih, tidak masalah. Tetapi bisa fatal apabila kamu tidak bisa melakukan apapun karena pasangan tidak ada. Kamu jadi bergantung padanya. Agar dia tetap ada buatmu, kamu mengubah dirimu agar sesuai dengan ekspektasi pasangan. Sama sekali tidak sehat, bukan?
Cinta: Kamu Tetap Memikirkan Pasangan, Tetapi Kamu Tidak Hanya Memikirkan Dia Saja
via Flickr
Terkadang di sela-sela keseharianmu, kamu teringat pasangan dan rindu. Wajar saja. Namun, kamu tetap menjalani kesibukanmu dengan normal. Kamu bisa melakukan kegiatanmu sendirian tanpa kehadiran pasangan. Kamu juga memikirkan hal lainnya seperti pekerjaan, hobi, teman-teman, dan keluarga. Kamu sadar hubungan yang sehat tetap membiarkanmu menjalani kehidupanmu seperti biasanya.