Semua pasangan cerdas pasti tahu asumsi adalah salah satu pembunuh utama hubungan. Akan tetapi, berasumsi sering kali tidak bisa dihindari saat kamu menjalani relationship bersama pasangan. Asumsi menciptakan ekspektasi yang belum tentu benar adanya, dan mengakibatkan kekecewaan yang tak terhingga.
Berasumsi tentang pikiran pasangan tidak jauh beda dengan main kode-kodean dan berharap pasangan bisa membaca pikiranmu. Akan tetapi, banyak orang yang masih melakukannya karena berasumsi lebih mudah daripada berkomunikasi secara terbuka. Padahal, berasumsi bisa meruntuhkan fondasi komunikasi yang sudah kamu bangun bersama pasangan dengan susah payah. Berikut ini adalah 5 asumsi umum yang sangat umum di dunia percintaan. Saking umumnya, berasumsi seperti ini dianggap sangat normal, tetapi sebenarnya berpotensi besar menodai hubungan!
1. “Cewek/Cowok Tuh Kayak Gini…”
via Pixabay
“Cowok pasti hobinya selingkuh!”
“Cewek tuh sensitif, gampang baper.”
“Cewek tuh maunya dingertiin!”
“Laki-laki nggak pernah peka!”
Semua itu adalah stereotipe tentang wanita dan pria yang sangat umum diungkapkan masyarakat. Salah satu kedunguan pasangan adalah mereka berpikir dengan mempercayai stereotipe tersebut, otomatis mereka bisa lebih memahami pasangannya.
Sayangnya, ketika kamu menilai pasangan dengan stereotipe pria/wanita yang sering kamu dengar di media atau masyarakat, berarti kamu bersikap tidak adil pada pasangan. Kamu malas untuk mencari tahu dan memahami pasangan secara apa adanya. Pasangan pasti tersinggung saat kamu memperlakukan dia seperti itu. Janganlah menilai pasangan berdasarkan informasi atau asumsi dari orang lain yang belum tentu benar.
2. “Dia Pasti Paham Perasaan Aku!”
via Pixabay
Sering kali kamu memaksa pasangan untuk langsung tahu apa yang kamu pikirkan karena dia pasanganmu. Pasti dia harus peka dan lebih paham pada perasaanmu. Inilah yang membuatmu malas mengekspresikan perasaanmu pada pasangan, dan pasangan jadi pusing karena kamu tidak mau terus terang. Berasumsi pasangan pasti paham perasaanmu adalah salah satu pembunuh komunikasi, lho. Daripada langsung beranggapan pasangan pasti lebih peka terhadap perasaan kamu, lebih baik komunikasikan saja secara langsung dan terbuka ke pasangan.
3. “Aku Paham Banget Perasaan Dia!”
via Pixabay
Kecuali kamu mendengarnya secara langsung dari pasangan, mengasumsikan perasaan pasangan terhadap sesuatu sangatlah salah. Kamu pun pasti menganggap pasangan tidak peka kalau salah memahami perasaan kamu, bukan? Maka dari itu, berilah ruang dan waktu untuk pasangan mengekspresikan perasaannya sampai dia puas sebelum kamu memberi opini atau masukan.
4. “Dia Nggak Cocok Buat Aku!”
via Pixabay
Memang, kamu tidak bisa mengubah karakter atau kepribadian pasangan, tetapi hanya karena pasangan melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip kamu, bukan berarti kamu harus memutuskan dia. Ketidakcocokan terjadi bukan karena kamu dan pasangan memiliki banyak perbedaan, melainkan karena kamu kurang empati untuk membuka hati dan pikiran kamu menerima perbedaan pasangan.
Fokus saja pada sisi positif pasangan, dan imbangilah kekurangan dia dengan kompromi, empati, serta kelebihan yang kamu miliki.
5. “Karena Kita Saling Cinta, Pasti Kita Berjodoh!”
via Pixabay
Berasumsi cinta sudah cukup untuk menjalani hubungan bisa berakibat fatal dalam hubungan. Hubungan yang sukses bukanlah hubungan yang memiliki banyak cinta, melainkan yang memiliki kerja keras, kompromi, kepercayaan, komunikasi, dan masih banyak lagi. Inilah sebabnya kebanyakan pasangan jadi malas berusaha dan berkontribusi dalam hubungan karena beranggapan kalau sudah saling cinta, pasti segalanya dimudahkan. Sehingga begitu mereka menemui konflik, mereka malas menghadapi dan memecahkannya.
Berasumsi memang lebih mudah daripada berkomunikasi secara terbuka pada pasangan, tetapi dampaknya pasti sangat menyusahkan di masa depan.