“Kalau gue respon begini, nanti kesan yang dia tangkep kenapa-kenapa nggak?”
“Kalau gue ngajak dia ke sini, nanti dia keinget mantannya apa nggak?”
“Kalau gue telponnya jam 3, lebih baik nggak daripada kalo gue telponnya jam 6?”
“Kalau temen gue dibalesnya tiga menit. Kalo gue cuma semenit. Itu artinya apa ya?”
“Selama ini dia biasanya bilang hello. Hari ini dia bilang hai, itu artinya apa ya?”
“Kemaren gue ngetwit suka cewek yang pake baju merah. Hari ini dia pake baju merah, itu tandanya apa ya?”
“Kalo gue ngerayu, perlu pake emoticon nggak biar nggak keliatan agresif?”
Ada ribuan contoh pertanyaan pria lainnya yang memusingkan hal-hal tidak penting lainnya seperti apakah perlu menyamakan warna baju dengan gebetan sebagai reward karena dia memenuhi permintaan untuk mengenakan warna tertentu, menerka-nerka siapa sosok yang dimaksud dari update status gebetan bertuliskan “Tiba-tiba jadi kangen dia”, dan lain sebagainya.
Saya prihatin karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dilontarkan oleh pria! Ini bak gejala kiamat dunia romansa. Kenapa pria mempermasalahkan hal-hal trivia, mencoba menerka-nerka maksud di balik sebuah hal yang detil, dan berpikir seperti wanita? Sementara wanita sudah mampu berpikir logis layaknya pria. Dunia semakin terbalik, dan ini gila! Seperti tinggal menunggu waktu saja di mana pria mengenakan rok dan merias diri ala feminin, sementara wanitanya berantakan-cuek-simple ala maskulin.
Mencerna secara dangkal melindungi pria dari pusingnya hidup dalam kompleksitas sebuah penafsiran. Dan itu menjadi hal yang membuat wanita iri, kenapa pria bisa hidup simple tapi bahagia. Wanita tidak pernah mengerti kenapa pria bisa bahagia duduk di depan TV dua jam mengganti-ganti channel saja.
Pria hidup bahagia dalam kedangkalan dan kesederhanaan pola pikirnya. Sementara wanita selalu ribet memperhatikan hal detil, mencari makna tersirat dari suatu hal demi melindungi mereka dari kemungkinan/citra buruk yang akan menghampiri, dan kesulitan hidup bebas dan tenang dari pikiran layaknya pria. Wanita hidup was-was dalam kompleksitasnya.
Kenapa anugerah yang menjadi kelebihan kita para pria malah Anda kebiri bro? Dan justru mengasah insting dan kebiasaan milik kaum Hawa? Itu sebabnya mengapa pria sering merasa was-was di setiap tindakan yang ingin ia ambil, dan sering galau karena dibayangi kemungkinan buruk yang sebenarnya hanya bertengger di benak mereka. Lalu akhirnya, tidak melakukan apa-apa dan tidak mendapatkan apa-apa.
Di dalam kurikulum Hitman System itu namanya Paralysis by Analysis. Saat seseorang terlalu banyak menganalisa, hingga akhirnya dia tidak melakukan apa-apa.
Seharusnya Pria memikirkan hal-hal besar, visioner, jauh ke depan. Sedangkan definisi hal trivia adalah hal-hal kecil, hal-hal yang kurang penting. Maka sudah selayaknya menjadi hal yang tidak perlu dibesar-besarkan dan dipusingkan.
Jadi stop mikirin hal-hal tidak penting seperti smilies apakah yang harus saya gunakan agar tidak kelihatan agresif, dan mulailah memikirkan hal-hal yang lebih besar dan lebih penting seperti apakah dia tertarik pada Anda?